Cinta Tak Di Balas Cinta

Cinta Tak Di Balas Cinta

Hari kelulusan

Larisa bercermin,melihat penampilannya sendiri...

"Gak berasa yaa,,,udah lulus SMA aja".

"Gak berasa juga,ternyata aku,Liam dan juga Davin udah sahabatan selama 6 tahun".

"Selama itu juga,Davin gak pernah tau soal perasaan aku buat dia,aku gak mau dia tau,terus persahabatan kita jadi hancur karena hal itu".

"Gak papa kalo aku harus nyimpen semuanya sendiri,entah sampai kapan,mungkin saja,suatu saat nanti,ada yang bisa menggeser posisi Davin di hati aku."Ucap Larisa sambil berkaca dan menyisir rambut panjangnya.

Hari ini,adalah hari kelulusannya bersekolah di SMA.

Meskipun sedih,karena mungkin setelah ini,dia dan juga kedua sahabatnya akan jarang bertemu,karena mungkin saja kedua sahabatnya memilih melanjutkan study mereka diluar negeri.

Karena orang tua Davin dan Liam sangat mampu untuk hal tersebut,sementara dirinya hanya bisa berkuliah di dalam negeri.

"Sarapan dulu,Nak."Ucap bunda Larisa,saat melihat putrinya sedang berjalan ke arah nya.

"Ayah mana bunda?"Tanya Larisa sambil mendudukkan dirinya di kursi yang ada diruang makan.

"Ayah tadi berangkat pagi-pagi banget,katanya mau nemenin pak Rama(Ayah Davin)dan sekretaris pribadinya meninjau proyek yang ada di bandung,sayang..."Jawab bunda larisa.

"Oohh gitu...berarti Risa berangkatnya naik angkot bun."Ucap Larisa,ia mulai menyuapkan,sesuap penuh nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Iyaa sayang...gak papa,kan?,Risa naik angkot aja dulu".

"Pelan-pelan aja,makannya,Nak."Ucap bunda Risa,melihat mulut putrinya yang menggembung seperti ikan buntal.

"Hehehe...iya bunda,gak papa,aku naik angkot aja."Jawab Larisa.

Tiinnn...tinnnn...tiiinnnn(suara klakson mobil)

"Siapa sih itu,pagi-pagi udah heboh banget,bun."Ucap Risa.

"Gak tau,Nak.Bunda liat dulu."Jawab bunda Risa,setelah itu berlalu meninggalkan Risa di ruang makan sendiri.

Bunda Risa berjalan ke depan pintu rumahnya,bersamaan dengan itu,pintu rumah Risa di ketuk dari luar.

"Assalamualaikum,bundaa..."Sapa Liam,saat bunda Risa sudah membukakan pintu untuknya.

"Waalaikumsalam Liam...bunda pikir siapa?,pagi-pagi udah heboh aja tan,tin,tan,tin."Jawab bunda Risa.

"Hehehe...Risa nya ada bund?"Tanya Liam.

"Kebetulan,dia belum berangkat,jadi bisa berangkat barengan sama Liam yaa".

"Ayo masuk dulu,kamu udah sarapan belum?"Tanya bunda Risa,keduanya berjalan bersama masuk ke dalam rumah.

"Belum bunda.Hehehe..."Jawab Liam.

"Kalo gitu sekalian aja sarapan sama bunda dan juga Larisa."Ucap bunda Larisa.

"Siapa yang dateng bun?"Tanya Larisa saat mendengar suara langkah kaki,tanpa melihat ke belakang.

"Liam,sayang..."Jawab bunda Larisa.

Larisa langsung tersedak dan segera menengok kebelakang,ada Liam yang sedang tersenyum kepada dirinya.

"Liam ayo duduk."Ucap ibu Larisa

"Minum dulu,Nak,kamu loh makan gak hati-hati."Ucap ibu Larisa sambil menyerahkan segelas air putih kepada Larisa.

Sementara itu,Liam sudah duduk di samping Larisa.

"Kamu sendiri aja li?,Davin gak ikut?"Tanya Larisa.

"Gak...palingan dia berangkat bareng Bella,kan mereka baru jadian semalam Sa."Jawab Liam.

Larisa pun tersedak untuk yang kedua kali nya,karena mendengar ucapan Liam,tiba-tiba saja hatinya terasa sakit.

Sementara itu Liam refleks menepuk-nepuk punggung Larisa karena tersedak.

"Minum dulu Sa,aku gak akan ambil makanan kamu kok,santai aja."Ucap Liam.

Setelah itu,Larisa,Liam dan juga bunda melanjutkan kembali sarapan ketiga nya.

Setelah selesai sarapan,Liam dan juga Larisa berpamitan untuk ke sekolah.

Larisa hampir saja jatuh karena tersandung,andai Liam tidak cepat-cepat menangkap Larisa.

"Kamu gak papa Sa?"Tanya Liam.

"Gak papa Li,dasar batu nya aja tuh."Jawab Larisa,dengan ekspresi yang menggemaskan.

"Kamu yang salah,kok nyalahin batu".

"Yaudah ayoo,nanti kita terlambat."Ucap Liam.

Kedua nya pun bersama-sama,masuk ke mobil milik Liam.

Sepanjang perjalanan ke sekolah,Larisa hanya diam saja,tapi isi kepalanya sangat berisik.

Larisa memikirkan soal Davin,yang ternyata baru saja jadian dengan teman sekelas mereka di SMA bernama Bella.

Bella adalah gadis terpopuler di sekolah mereka,status sosial Bella juga sama seperti Liam dan juga Davin,anak orang kaya.

Jika dibandingkan dari segi wajah,sebenarnya lebih cantik dan manis Larisa,Larisa memiliki kecantikan yang natural,tapi Larisa kalah modis dengan Bella.

Selain anak orang kaya,Bella juga ketua dari cheerleader di sekolah mereka,penampilannya yang modis,dan pandai ber makeup serta tinggi badan dan bentuk tubuhnya yang ideal,membuat Bella menjadi primadona di sekolah Larisa.

Sebenarnya Larisa tau,beberapa kali Davin mencuri pandang ke arah Bella,tapi Davin tidak pernah menceritakan soal perasannya untuk Bella,kepada Larisa.

Larisa pikir,Davin hanya sekedar melihat atau mengagumi Bella saja,karena selama ini Larisa tidak pernah melihat Davin berusaha mendekati Bella.

Selama masa sekolah di SMA,Davin dan juga Liam,selalu ada di dekat Larisa.

Saking asyik dengan isi kepala nya sendiri,Larisa sampai tidak sadar,mereka sudah sampai di sekolah,Liam juga sudah memarkirkan mobilnya dengan posisi aman di parkiran khusus mobil.

Liam melihat ke arah Larisa yang sedang melamun dan tidak sadar mereka sudah sampai.

Liam pun menyadarkan Larisa dari lamunannya,dengan cara mencubit lengan sahabatnya tersebut.

"Aaauuuwwww..."teriak Larisa,sambil mengelus lengannya yang di cubit Liam.

"Kenapa nyubit aku sih Li?"Tanya Larisa.

"Iya soalnya kamu ngelamun mulu,,,coba liat kedepan,kita udah sampe Sa."Jawab Liam.

"Oohh kita udah sampe yaa...hehehe,maaf."Ucap larisa.

"Udah,turun yuuk,Davin sama Bella kayanya udah sampe".

"Aku tadi liat ada mobil Davin terparkir."Jawab Liam.

Liam dan juga Larisa keluar bersamaan dari dalam Mobil,keduanya berjalan bersama,ke arah aula sekolahan yang menjadi tempat acara kelulusan mereka.

"Saaa...Liaamm...siiniihh."Teriak Davin dari kejauhan.

Liam dan Larisa langsung mencari sumber suara yang memanggil nama keduanya.

Mereka bersama-sama melihat ke arah Davin yang sedang duduk bersama Bella,Davin melambaikan tangan kepada Larisa dan juga Liam.

Liam membalas lambaian tangan sahabatnya tersebut,dan langsung menggenggam tangan Larisa,agar berjalan ke arah Davin dan juga Bella.

Sementara Larisa tidak sadar,tangannya di genggam oleh Liam,Larisa terdiam karena Melihat Bella dan juga Davin yang terlihat sangat serasi.

Tidak seperti dirinya,jika disandingkan dengan Davin,akan tampak seperti langit dan bumi.

Apalagi status sosial keduanya sangat berbeda,ayah Davin pemilik perusahaan tempat ayah Larisa bekerja.

Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan biasa yang bekerja di perusahaan milik Ayah Davin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!