Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Aku,, aku,,"
"Ada apa dengan mu? Mengapa kau bisa melupakan aku begitu saja."
Aslan bukan nya menjawab, ia terus memijit kepala nya yang tiba-tiba berdenyut. Lalu, dari hidung dan telinga nya, keluar cairan merah berwarna kental.
Aisyah langsung memapah Aslan dan membawa nya ke kamar milik mereka. Aisyah yakin, ada yang tidak beres dengan Aslan.
Tit
Tet
Tut
Aisyah menghubungi salah satu teman nya lagi. Tapi kali ini, ia perlu menyelidiki latar belakang Aslan.
Aisyah lupa, ia bahkan tidak mengenal Aslan dan keluarga nya. Saat itu, cinta membuta kan mata dan hati nya..
"Apa lagi?"
"Aku butuh informasi tentang seseorang."
"Siapa?"
"Akan aku kirimkan. Lihat lah. Cepat kirimkan padaku jika kau sudah menemukan petunjuk nya. Dan juga, kirim dokter kita ke alamat yang aku tulis."
"Bayaran nya?"
"Sepuluh perak. Dan sepuluh perunggu. Bagaimana?"
"Oke deal."
Aisyah mengakhiri panggilan nya. Ia pun menghampiri Aslan. Ia bingung dengan apa yang terjadi pada Aslan.
Masalah nya hanya gudang yang terbakar. Akan tetapi, mengapa ia malah bisa kehilangan ingatan nya seperti ini.
Aisyah sangat kasihan melihat Aslan yang sangat pucat. Suami tampan nya itu, kali ini harus terbaring lemah dan tak berdaya.
Tidak lama kemudian, Ponsel nya pun berdering kembali. Sebuah pesan di kirimkan oleh teman nya Aisyah.
"Al, Pria itu tidak memiliki identitas. Ia bahkan tidak memiliki keluarga. Identitas nya ada saat ia berumur dua puluh lima tahun. Sama seperti mu juga."
Aisyah terkejut. Mengapa dirinya dan Aslan sama-sama tidak memiliki identitas yang pasti. Jika Aisyah berada di organisasi, berbeda dengan Aslan yang seorang pebisnis.
" Sayang, apa yang terjadi pada mu? "
Aisyah benar-benar bingung kali ini. Ia bahkan tidak bisa melakukan apapun. Bagaimana cara nya menyembuhkan Aslan jika riwayat kesehatan nya saja tidak ada.
"Bu, di depan ada dokter." Ucap Pak Satpam di depan pintu.
Aisyah pun langsung bergegas mempersilahkan dokter itu masuk.
"Al, siapa Pria ini?"
"Tugas mu hanya memeriksa dan menyembuhkan nya. Kau tidak perlu tahu, ada urusan apa aku dengan Pria ini."
"Bahkan demi Pria ini kau rela menjadi buruk rupa?"
"Sudah lah Pak Dokter. Periksa saja dia. Dan, jangan pernah katakan pada siapapun."
"Apa kau tidak mempercayai ku?"
"Aku bahkan tidak bisa mempercayai siapapun lagi saat ini. Aku sudah sangat kecewa pada organisasi kita. Banyak rahasia tentang ku, yang sampai saat ini belum terungkap."
"Lupakan semua Al. Bukan kah sekarang kau bahagia? Untuk apa lagi kau mengingat masa lalu. Bagaimana jika masa lalu itu, sangat menyakitkan untuk mu?"
"Walaupun menyakitkan, bukan kah mengetahui nya bukan dosa?"
"Ah, sudah lah. Bicara dengan mu tidak akan ada habis nya. Kau selalu menang jika dalam hal berkata-kata."
"Tentu saja."
Dokter itu pun memeriksa keadaan Aslan. Tidak ada yang salah dengan tubuh nya. Lalu, ia mulai memeriksa kepala nya.
Dokter di dalam organisasi milik Aisyah memiliki peralatan yang unik. Sama seperti agen, para dokter juga di berikan peralatan dan perlengkapan yang tidak di miliki oleh dokter yang ada di luar sana.
Saat dokter itu memeriksa kepala Aslan, benda itu pun berbunyi.
"Sepertinya, ada sesuatu di dalam kepala Pria ini."
"Sesuatu seperti apa? Coba katakan yang jelas."
"Aku juga tidak tahu pasti. Tapi benda milik ku, bisa mendeteksi hal aneh yang ada pada tubuh pasien."
"Apa kita tidak bisa melihat benda itu?"
"Sebentar. Aku akan mengambil alat yang satu nya lagi."
Dokter itu pun mengambil beberapa alat dan merakit nya saat itu juga. Seperti alat pemindai harga yang ada di super market.
Namun ini, tampak lebih canggih lagi. Dokter pun langsung memindai seluruh kepala Aslan. Hasil pindaian itu akan muncul di layar ponsel milik nya.
Betapa terkejut nya mereka saat melihat isi kepala Aslan. Di belakang kepala nya terdapat Cip seukuran buah cherry.
Cip itu, memiliki benang yang sangat halus. Benang-benang itu saling terhubung satu sama lain.
Dan di dalam kepala nya Aslan, benang-benang itu di tanam dan membentuk sarang burung.
"Gi-la! Siapa Pria ini. Mengapa di dalam kepala nya, penuh dengan hal yang sangat mengerikan seperti ini."
"Aku juga tidak bisa berkata-kata. Apakah dia manusia?"Tanya Aisyah.
" Dia manusia. Namun, seperti nya ia merupakan hasil eksperimen atau, ada hal lain yang telah terjadi pada nya. "
"Aku merinding. Apa kita bisa mengeluarkan Cip itu dari sana?"
"Aku tidak yakin. Apa kau tidak lihat benang-benang yang banyak dan halus itu. Salah sedikit saja, ia bisa kehilangan otak nya."
Tangan Aisyah bergetar hebat. Selama ini, ia tidak pernah melihat hal yang begitu mengerikan seperti ini. Yang ia hadapi hanya para musuh yang ingin ia ma-ti.
Tapi sekarang, apa yang ada di hadapan nya saat ini, membuat nya tidak bisa berkata-kata. Aisyah bahkan tidak bisa berpikir.
"Al, tinggalkan Pria ini. Aku ta-kut, identitas mu akan diketahui lambat laun. Dan Para musuh mu, akan menjadikan nya sandera. Dan, bagaimana kalau ia adalah salah satu musuh mu juga?"
"Apa maksud mu?"
"Kau saja bisa melakukan penyamaran. Bagaimana jika ia juga menyamar. Dan ia ternyata adalah salah satu musuh mu."
"Tidak mungkin."
"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Al. Tinggalkan dia sebelum terlambat. Sebagai teman, aku hanya akan mengingatkan mu."
"Aku tidak bisa meninggal kan nya."
"Mengapa? Mengapa kau tidak bisa meninggalkan nya? Apa kau berhutang budi pada Pria ini?"
"Aku telah menikah dengan nya."
"Apa? Kau gi-la Al."
Sang dokter begitu murka, saat tahu Aisyah atau Alva telah menikah. Ia mengira, Pria yang saat ini ada di hadapan nya, hanya seorang Pria yang di taksir oleh Alva.
Satu-satunya yang tahu jika Alva telah menikah adalah Bonita atau Beta. Ia sahabat satu-satunya Alva yang bisa di percaya.
Jika saja semua teman satu tim nya tahu dia sudah menikah, entahlah. Entah apa yang akan terjadi pada diri nya nanti.
"Aku jatuh cinta pada nya. Dia bagaikan malaikat penyelamat bagi ku. Saat itu, aku pikir, aku sudah tiada."
"Tapi, bukan berarti kau harus menikah dengan nya. Kau bisa membalas budi nya dengan cara yang lain."
"Semua sudah terjadi. Dan aku, tidak mungkin meninggalkan nya. Saat aku bangun pun sulit, Pria ini lah yang merawat ku hingga sembuh."
"Alva! Kau membawa Pria ini dalam bahaya. Bagaimana jika musuh-musuh mu tahu."
"Akan ku bungkam mereka selama nya. Tidak ada yang boleh mengusik keluarga kecil ku."
"Tunggu dulu, Pria ini punya anak?"
"Iya."
"Ya Ampun Alva. Kau memang benar-benar kali ini. Kau sudah selangkah membawa mereka ke dalam neraka."
"Diam lah.. Berapa bayaran mu."
"Tidak perlu. Jika saja dengan meninggalkan mereka bisa menjadi bayaran untuk ku."
"Ambil ini. Dan lebih baik kau diam Pak Dokter." Ucap Aisyah sambil memberikan satu keping emas.
"Simpan saja untuk yang lain. Dan, bagaimana jika aku membocorkan rahasia mu pada musuh-musuh mu?"
"Siap-siap saja, kau pindah ke alam lain."