Karena jebakan dari sahabatnya membuat Naya dituduh telah tidur dengan Arsen, seorang bad boy dan ketua geng motor. Karena hal itu Naya yang merupakan anak dari walikota harus mendapat hukuman, begitu juga dengan Arsen yang merupakan anak konglomerat.
Kedua orang tua mereka memutuskan untuk menikahkan mereka dan diusir dari rumah. Akhirnya mereka hidup berdua di sebuah rumah sederhana. Mereka yang masih SMA kelas dua belas semester dua harus bisa bertahan hidup dengan usaha mereka sendiri.
Mereka yang sangat berbeda karakter, Naya seorang murid teladan dan pintar harus hidup bersama dengan Arsen seorang bad boy. Setiap hari mereka selalu bertengkar. Mereka juga mati-matian menyembunyikan status mereka dari semua orang.
Apakah akhirnya mereka bisa jatuh cinta dan Naya bisa mengubah hidup Arsen menjadi pribadi yang baik atau justru hidup mereka akan hancur karena kerasnya kehidupan rumah tangga di usia dini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Byuurrr!!!
Genangan air yang ada di jalan raya itu mengguyur tubuh seorang gadis yang sedang berjalan seorang diri di pinggir jalan. "Woy!" teriaknya lalu dia melempar botol kosong hingga mengenai punggung pengendara motor itu.
Pria itu menghentikan motor ninjanya. Dia kini membuka kaca helmnya dan menoleh. "Apaan lo!"
Gadis cantik yang bernama Naya itu mendekatinya. Dia sangat mengenal pengendara motor itu. Si playboy, si tukang bolos, si perokok, dan satu lagi sebutan yang paling penting untuknya adalah si pembalap. Bukan kepanjangan dari pemuda berbadan gelap tentunya, tapi dia adalah ketua dari geng motor yang mempunyai hobi balapan dan katanya sangat hebat, seringkali menjadi pemenang saat melakukan taruhan dengan temannya.
"Arsen!" bentaknya.
"Duh, si kutu buku. Basah gitu aja, tinggal pulang ganti baju. Beres! Lagian lo ngapain jalan di pinggir jalan gini. Biasanya lo juga naik mobil mewah ber-AC milik bokap lo yang wali kota itu."
Naya menunjuk Arsen dengan jari telunjuknya di depan wajahnya. "Jangan bawa-bawa jabatan orang tua!"
Arsen menepis telunjuk Naya. "Gue buru-buru. Gak ada waktu buat dengerin kecerewetan lo!" Arsen kembali menutup kaca helmnya lalu melajukan motornya dengan kencang hingga genangan air hujan dari belakang bannya kembali mengenai Naya.
"Arsen! Ih, awas lo!" Naya membuka kaca matanya yang kini kotor karena air lumpur. Dia mengusapnya dengan ujung bajunya lalu memakainya lagi.
Seperti yang disebutkan Arsen tadi, dia memang kutu buku dan anak wali kota. Menjadi murid teladan dan selalu juara satu di sekolahnya. Tentu saja berbanding terbalik dengan Arsen.
Jika bukan karena suapan orang tua Arsen yang kaya raya, Arsen tidak akan naik ke kelas dua belas. Bahkan saat ini sudah memasuki semester dua tapi Arsen tetap santai dan masih sering membolos.
"Tika mana sih? Katanya janjian di sini tapi sampai sekarang belum muncul. Baju gue udah kotor dan basah gini. Pulang aja ah."
Baru juga Naya memutar langkahnya, Tika menghentikan mobilnya di dekat Naya. Dia kini membuka kaca mobilnya. "Nay, sorry lama. Naik yuk!"
Naya membuka pintu mobil itu dan masuk. Dia duduk di samping Tika yang sedang mengemudi.
"Kita mau ke tempat teman lo dimana? Sorry, baju gue basah dan kotor. Tadi Arsen sengaja nyipratin air comberan dengan motornya itu. Ngeselin tuh anak!"
Tika mulai melajukan mobilnya, dia tersenyum miring dan memiliki sebuah ide. "Kita ke rumah gue dulu aja. Ganti baju, baru nanti ke tempat teman gue. Soalnya teman gue ngadain pesta ulang tahun gak mungkin kan lo pakai baju kotor gini."
"Tapi..."
"Tenang aja orang tua gue lagi di luar kota. Gak papa." kata Tika lagi meyakinkan Naya.
Akhirnya Naya menganggukkan kepalanya. Orang tua Naya dan orang tua Tika memang bermusuhan. Papa Tika gagal menjabat sebagai wali kota karena kalah telak dengan Papa Naya di periode ini. Meski mereka berdua sudah dilarang berteman tapi mereka tetap berteman di belakang orang tua mereka. Itu sebabnya Naya membuat janji dengan Tika di pinggir jalan.
Setelah sampai di depan rumah Tika, mereka berdua masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian.
"Lo pakai ini aja deh. Pasti cantik." Tika menyerahkan gaun pendek berwarna putih pada Naya.
"Tapi ini terlalu pendek." Naya menolak tapi Tika terus memaksanya.
"Tapi gue cuma punya gaun di atas lutut. Gak papa, gue juga pakai gaun segini. Sekali-kali kita have fun dan ubah penampilan lo."
Naya akhirnya menuruti keinginan Tika. Dia kini memakai gaun pendek itu. Sangat pas dan cocok di tubuh Naya. Tentu saja terlihat sangat sexy dan menggoda.
"Kacamatanya lo lepas." Tika melepas kacamata Naya hingga membuat mata Naya menyipit.
"Tapi gue gak bisa lihat dengan jelas."
"Gak papa, cuma bentar. Kacamatanya lo simpan di tas aja." Tika memasukkan kacamata Naya ke dalam tasnya lalu dia juga merias wajah Naya. Tika tahu sebenarnya Naya memiliki wajah yang cantik tapi karena Naya selalu memakai kacamata dan tanpa make up membuatnya seperti seorang gadis yang cupu.
"Cantik kan? Ya udah yuk kita berangkat."
Kemudian mereka keluar dari rumah dan kembali masuk ke dalam mobil. Tika mengajak Naya ke suatu tempat yang tidak pernah Naya duga sebelumnya.
...***...
Malam itu, Arsen fokus menatap jalanan yang dia lalui. Dia semakin menambah kecepatan laju motornya. Dia harus menang dari Bara dan mendapatkan uang taruhan itu.
Akhirnya Arsen berhasil mendahului Bara dan sampai di garis finish. Dia menghentikan motornya dan tertawa bersama teman-temannya. Dia kini membuka kaca helmnya lalu menatap Bara yang sedang memukul stang motornya karena kesal kalah dengan Arsen.
"Udah gue bilang, lo gak akan menang dari gue. Mana uang taruhannya!"
"Sial lo! Nanti gue pasti akan kalahin lo!" Bara melempar segebok uang lalu dia pergi dari tempat itu bersama teman-temannya.
"Gue traktir." Arsen mengibaskan segebok uang itu memamerkan pada teman-temannya. "Kalian mau makan-makan dimana?" tanya Arsen. Begitulah kehidupannya, setiap malam dia menjadi penguasa jalanan dan jika dia memenangkannya uang itu dibuatnya foya-foya bersama temannya. Jika dia kalah, dia tinggal minta uang pada Papanya yang kaya raya itu.
"Kita ke klub. Kita minum-minum. Udah lama kita gak minum sampai pagi." kata Dika, salah satu teman Arsen.
"Oke, berangkat!"
Kemudian Arsen dan teman-temannya berangkat menuju sebuah klub malam.
"Ar, mau minum doang atau nge-room sama cewek juga?"
"Kalau bisa dua-duanya, kenapa harus pilih salah satu. Gas kan!" Arsen tertawa dengan keras.
Teman-temannya kini tertawa dengan keras mengikuti Arsen. "Gila lo! Lo gak ada takutnya sama sekali sama bokap lo."
"Gue anak tunggal. Gak mungkin bokap gue coret nama gue dari KK."
"Njirr!!! Lama-lama kena azab lo!"
Mereka masih saja tertawa sambil melajukan motor mereka masing-masing dan saling mendahului.
💕💕💕
.
Karya baru author... Jangan lupa jadikan favorit dan rate bintang 5 ya... ⭐⭐⭐⭐⭐
Btw salut buat Arsen krn dah berani jujur.
Wah....