NovelToon NovelToon
Marriage Is Scary

Marriage Is Scary

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Syndrome

Marriage Is Scary...

Bayangkan menikah dengan pria yang sempurna di mata orang lain, terlihat begitu penyayang dan peduli. Tapi di balik senyum hangat dan kata-kata manisnya, tersimpan rahasia kelam yang perlahan-lahan mengikis kebahagiaan pernikahan. Manipulasi, pengkhianatan, kebohongan dan masa lalu yang gelap menghancurkan pernikahan dalam sekejap mata.
____
"Oh, jadi ini camilan suami orang!" ujar Lily dengan tatapan merendahkan. Kesuksesan adalah balas dendam yang Lily janjikan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Syndrome, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunga Peony

Isaac berdiri di depan toko perhiasan, tatapannya terpaku pada tulisan Edelweiss Jewelry yang tampak begitu menarik perhatian. Tulisan “Edelweiss” dicetak dengan font yang elegan dan sedikit melengkung, memberikan kesan mewah namun tetap bersahaja. Huruf-hurufnya berwarna emas mengkilap dengan sedikit efek gradien untuk menambahkan kedalaman, seolah-olah memantulkan cahaya.

Di bawahnya, kata “Jewelry" dicetak dalam font yang lebih sederhana namun tetap anggun, berwarna perak. Desain keseluruhan terbingkai dengan garis halus dan motif bunga Edelweiss di sekitar tulisan, memberikan kesan alami dan lembut yang sejalan dengan nama toko.

Setelah menghela napas panjang, dia melangkah masuk. Seorang pelayan ramah menyambutnya dan bertanya, "Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

Isaac terdiam sejenak, berpikir. Dia menatap beberapa perhiasan yang ditata dengan rapi dan elegan di atas bantalan beludru hitam, yang memberikan kontras sempurna.

Terdapat deretan cincin dengan berbagai model, kalung-kalung elegan dengan liontin berbagai berbentuk, hingga anting-anting dan gelang dengan berbagai variasi.

“Saya mencari gelang untuk istri saya,” akhirnya dia menjawab, suaranya mantap namun penuh keraguan. Pelayan itu tersenyum dan mulai menunjukkan beberapa gelang yang terlihat sederhana namun berkelas.

“Gelang ini mungkin cocok, Pak,” ujar pelayan sambil menunjukkan gelang pertama, seuntai rantai perak yang halus dengan detail ukiran kecil berbentuk daun di sepanjangnya. Sederhana, namun memiliki daya tarik yang elegan.

Isaac memperhatikan dengan seksama, tapi masih ragu. Pelayan lalu menunjukkan pilihan lainnya. Gelang emas putih yang lebih tipis dengan liontin hati kecil di tengahnya, serta satu lagi gelang perak berhias berlian kecil-kecil di sepanjang permukaan, memancarkan kilauan lembut yang menawan.

Isaac memandangi ketiga gelang itu dengan ragu, menimang-nimang setiap detail. Akhirnya, setelah beberapa menit berpikir, dia memilih gelang perak sederhana dengan taburan berlian kecil. Gelang itu kecil, elegan, namun tetap memancarkan kesan menawan yang tak berlebihan, cocok dengan gaya Lily yang tidak mencolok.

Setelah membayar, pelayan tersenyum dan berkata, “Istri Anda pasti sangat beruntung, Pak. Tidak semua suami mau repot-repot memberikan hadiah seperti ini. Semoga langgeng, ya.”

Isaac hanya tersenyum kecil dan mengucapkan terima kasih sebelum melangkah keluar dari toko perhiasan.

Di luar, dia melihat toko bunga kecil di ujung jalan. Dengan langkah mantap, dia berjalan ke arah toko itu, berharap menemukan bunga yang sempurna untuk Lily. Toko bunga itu mungil namun rapi, penuh dengan beraneka macam bunga yang segar dan harum.

Di dalamnya, wangi mawar dan bunga-bunga lainnya memenuhi udara, sementara bunga-bunga dengan berbagai warna dipajang dengan anggun di setiap sudut.

Isaac mendekati pelayan dan bertanya, “Permisi, saya ingin membeli bunga untuk meminta maaf kepada istri saya. Kira-kira apa yang cocok?”

Pelayan toko bunga itu tersenyum bijak dan berkata, “Bunga peony, Pak. Peony melambangkan cinta yang tulus dan komitmen yang kuat. Warnanya juga lembut, menandakan ketulusan.”

“Boleh tunjukan kepada saya seperti apa bunganya?” tanya Isaac ramah. Dia sama sekali tidak tahu jenis bunga, dan tidak tahu seperti apa bentuk bunga.

Pelayan toko tersebut menunjukkan bunga dengan kelopak-kelopak tebal yang tersusun rapi, membentuk lapisan-lapisan yang berlipat dan penuh. Setiap kelopak memiliki tekstur halus dan sering kali bergelombang atau sedikit melengkung di tepiannya, memberikan tampilan yang mewah dan anggun.

Isaac mengangguk setuju, merasa bahwa peony adalah pilihan yang tepat. Setelah membayar, dia membawa buket peony yang indah, kelopaknya berwarna merah muda lembut dengan aroma yang menyenangkan.

Dengan perasaan yang campur aduk antara gugup dan harap, dia pulang ke rumah.

Begitu tiba di rumah, Isaac menemukan Lily duduk di ruang tamu, asyik membaca novel dengan secangkir matcha di sampingnya. Dia mendekat, lalu berlutut di hadapan Lily, mempersembahkan bunga peony itu dengan penuh harap.

"Lily," ujarnya lembut.

"Aku minta maaf. Aku lagi banyak banget kerjaan. Aku...aku tertekan,” kata Isaac yang tentu saja berbohong.

Lily melirik bunga di tangan Isaac, namun tetap diam. Ekspresi wajahnya masih menunjukkan kemarahan yang belum reda.

Isaac menatap Lily, menunggu, masih dengan posisi berlutut. Dia tahu harus lebih dari sekadar kata-kata untuk memperbaiki semuanya.

"Lily, please. Aku nggak mau bikin kamu sedih atau kecewa lagi. Maafin aku, ya."

Setelah beberapa saat yang tampak seperti selamanya, Lily akhirnya mengulurkan tangannya dan mengambil bunga itu, meski dengan raut wajah yang masih kesal. Melihat tanda penerimaan ini, Isaac menghela napas lega.

Lalu, dia mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. "Aku juga punya sesuatu buat kamu," ucapnya sambil membuka kotak itu, menampilkan gelang perak yang telah dipilihnya.

“Kamu adalah orang paling berharga dalam hidupku.”

Isaac dengan hati-hati memasangkan gelang itu di pergelangan tangan Lily. Gelang itu terlihat sempurna di sana, memancarkan kilau lembut yang cocok dengan kelembutan tangan Lily.

Setelah memasangkannya, Isaac mengecup tangan Lily dengan penuh kasih sayang. "Aku janji, aku janji nggak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi," janjinya dengan suara bergetar.

Lily menatap gelang itu dengan tatapan bingung, masih ada keraguan di wajahnya. Dia bertanya dengan nada yang sedikit mencurigai, “Isaac, kamu bisa dipercaya, kan?”

Isaac mengangguk, lalu mencoba meluluhkan suasana dengan tawaran ringan, “Akhir pekan nanti kita nonton film gimana? Aku juga mau beliin kamu banyak novel.”

Mendengar kata novel, Lily tersenyum tipis. Akhirnya, keraguannya mulai mencair. Dia mengangguk pelan, menerima bujukan Isaac. Melihat Lily sedikit luluh, Isaac tak bisa menahan perasaan lega yang menyelimuti dadanya. Mereka pun berpelukan, saling melepaskan ketegangan yang tersimpan.

Namun, meski Lily menerima maafnya, jauh di dalam hati Isaac, masih tersimpan kebohongan yang dia sendiri tak tahu bagaimana cara untuk mengungkapkannya.

Isaac merasakan ketenangan ketika memeluk Lily, seolah kehadirannya adalah tempat yang paling nyaman. Tiba-tiba, Lily melepaskan diri dari pelukannya, tangannya menutup mulut, dan wajahnya terlihat pucat.

Isaac langsung memasang wajah panik. "Lily, kamu kenapa? Kamu sakit?" tanyanya, matanya cemas menatap Lily.

Lily menahan rasa mual yang tiba-tiba menyerang, kemudian menggeleng pelan. "Aku... aku nggak tahu, mungkin masuk angin."

Isaac tidak puas dengan jawaban itu. “Kita ke rumah sakit, ya?” Dia segera bersiap meraih kunci mobil, tapi Lily menahannya.

“Isaac, nggak perlu. Aku nggak apa-apa, mungkin kecapekan.” Dia mencoba tersenyum, meski rasa mual masih terasa di perutnya. Selama beberapa hari terakhir, tubuhnya memang mulai terasa berbeda, tapi dia belum benar-benar memperhatikannya.

Isaac membimbing Lily untuk duduk di sofa, menggenggam tangan Lily dengan cemas. “Kalo kamu nggak enak badan, tolong bilang ya. Jangan ditahan.”

Lily mengangguk, kemudian mencoba merenungkan apa yang baru saja dirasakannya. Rasa mual, tubuh yang terasa lebih lelah dari biasanya, dan nafsu makan yang akhir-akhir ini berubah. Dia juga merasa lebih sensitif terhadap bau-bauan tertentu. Bahkan aroma parfum Isaac yang biasanya dia suka, kini membuat perutnya terasa tidak nyaman.

1
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
gimana ini thor? kok kasihan Lisa?? Lily mungkin yak 🤭
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
serius Lisa hamil anak Isaac
miilieaa
Hay kak.. ceritanya bagus..
kenalin yahhh aku author baru 🥰
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
nahh .. aku senang nih cewek kaya Agatha 😁
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
makasih Aldo .. kamu mewakili Lily dan aku 😅
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
gak suka kisah perselingkuhan.. tp penasaran juga /Sweat/
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ya ampun isaac.. disana boong disini boong .. gak sabar pengen Lily cepat² tau kebohongan Isaac 😏

biar semangat up aku kasih vote utkmu thor
Rahma Syndrome: Halo Kak, terimakasih banyak udah mampir di ceritaku ❤️
total 1 replies
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ehh laki² mokondo 🙄
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
cerita yg menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ya Ampun isaac ... bukannya tobat malah menjadi 🙄 ditunggu kelanjutannya thor
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
mati aja tuh si Isaac sama Lisa
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
bener² isaac gak sadar diri 😑
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
/Speechless//Speechless/
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
awal yg menarik 😊
Rahma Syndrome
Terimakasih buat yang udah mampir 🩷 novel ini akan update setiap hari pada jam 12 siang 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!