🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 - Canda Yang Sebenarnya
Canda tersenyum simpul. "Karena aku penggemar beratmu, El. Aku bahkan tetap mengagumi walau sudah mengetahui pekerjaan rahasiamu," ungkapnya.
"Apa-apaan itu?" Elang tergelak. Dia tak percaya kalau dirinya memiliki penggemar. Apalagi sampai ke ranah penggemar berat.
"Kau tak percaya? Ayo ikut aku!" Canda meraih tangan Elang. Dia bawa cowok itu memasuki kamar kostannya.
Elang ikut saja. Dia menganggap itu sebagai balasan atas ketersediaan Canda yang mau menjadi pelampiasan hasratnya.
Masuklah Elang ke kamar Canda. Atensinya langsung tertuju ke arah dinding yang ada di dekat jendela. Di bagian dinding itu, ada banyak sekali foto Elang yang diambil secara candid, alias tanpa sepengetahuan cowok tersebut.
Pupil mata Elang membesar. Dia perlahan mendekati dinding yang dipenuhi berbagai fotonya itu. Di sana Elang bisa menemukan foto saat dirinya makan, belajar, mengendarai motor, dan melepas pakaian.
"Ini! Dari mana kau dapat fotoku tanpa baju ini?" tanya Elang.
"Oh... Itu waktu kau ganti pakaian olahraga," sahut Canda.
Mata Elang mendelik. "Tapi bagaimana kau mengambilnya? Aku selalu mengganti pakaian di tempat tertutup dan tanpa ada orang yang melihat, terutama cewek!" jelasnya.
"Aku nggak sengaja saat itu. Aku ambil fotonya dari jendela," balas Canda.
"Apa yang kau lakukan ini namanya pelanggaran privasi! Kau menguntitku!" geram Elang. Sungguh, dia menyesal sekali sudah menyentuh cewek mengerikan seperti Canda.
"Aku punya sesuatu hal yang lebih besar dari foto-foto itu, El!" Canda tampak bersemangat. Namun semangatnya itu justru membuat Elang semakin terancam.
Canda mengambil ponselnya. Dia mencari sesuatu di sana. Sampai akhirnya sebuah video dirinya tunjukkan pada Elang.
Mata Elang membulat sempurna. Jantungnya mengejut bak tersambar petir di siang bolong. Bagaimana tidak? Video yang diperlihatkan Canda kepadanya adalah saat Elang bercinta dengan Bu Viona.
"Dan ini tidak satu video saja. Aku--"
"Cukup!" Elang berusaha mengambil ponsel Canda. Dia ingin langsung melenyapkan semua jejak keburukannya di ponsel tersebut. Buru-buru Elang hapus video yang berkaitan dengan dirinya.
Canda tertawa geli melihat kepanikan Elang. "Kau tidak perlu repot menghapusnya, karena aku sudah punya banyak duplikatnya di laptop dan hardiskku," ucapnya.
Elang dibuat semakin geram. Ia hempaskan ponsel Canda ke ranjang. Lalu dirinya pegangi kedua tangan cewek itu.
"Apa maumu dariku, hah?!" timpal Elang.
"Jadilah milikku. Aku janji akan merahasiakan semua ini," kata Canda.
"Kau repot-repot melakukan semua ini hanya untuk itu?! Menyedihkan sekali," tanggap Elang.
"Aku miskin, selain itu wajahku tidak secantik Dara atau pun Bu Viona. Tanpa dua hal itu, aku tak bisa menyentuhmu. Jadi yang hanya bisa aku lakukan adalah mengagumimu dari jauh. Sampai akhirnya kekaguman itu lama-kelamaan membuatku semakin ingin tahu terus tentangmu. Dan kemarin aku baru saja kepikiran untuk menerormu dengan surat. Aku tak menyangka semua itu berjalan sangat mulus." Canda bercerita panjang lebar.
"Kau sudah mendapatkan yang kau mau tadi kan? Bukankah itu sudah cukup?" tukas Elang. Dia mencoba melakukan negosiasi.
"Tentu saja tidak! Aku ingin seperti Bu Viona, memilikimu kapan saja aku mau!" sahut Canda.
Elang memutar bola mata kesal. Sepertinya dia tak bisa mengajak Canda negosiasi.
"Aku heran dengan cewek sepertimu. Kenapa kau tidak fokus belajar dan menjaga dirimu baik-baik?! Melakukan semua ini hanya membuang waktu! Dan aku tak mau menjadi orang yang membuatmu membuang waktu!" kata Elang.
"Lalu kau? Bukankah kau mengerjakan hal yang membuang waktumu?" balas Canda.
"Aku melakukannya untuk bertahan hidup!"
"Aku juga melakukannya untuk bertahan hidup! Memilikimu adalah kepuasan tersendiri bagiku. Itu membuatku sangat bahagia!" tegas Canda. Ia serius dengan perkataannya.