Cupu Jadi Ratu

"Siap!"

Dor!

Balapan pun dimulai. Dava menjadi salah satu pembalap yang mengikuti perlombaan .

Sebenarnya Nadia pun ingin mengikuti balapan. Hal itu bisa membuat Nadia mengenang masalalunya. Sayangnya tidak ada motor yang bisa ia gunakan.

Balapan berlangsung seru. Para pembalap menunjukkan keahlian mereka. Setiap tikungan berhasil mereka lewati. Akhirnya tibalah pembalap pertama yang menyelesaikan putarannya.

Dava berhasil menjadi pemenang untuk sekian kalinya. Semua pendukungnya bersorak kegirangan.

Bagi Nadia yang memang sudah lama berkecimpung di dunia balap, kecepatan Dava masih jauh Dibawahnya. Namun tak memungkiri jika ia terhibur melihatnya.

Nadia berada di tempat tersebut hingga pukul satu pagi. Meskipun balapan tersebut belum selesai sepenuhnya.

Dava bertanggung jawab memulangkannya ke rumah dengan selamat.

Hari ini Nadia menikmati tidur dengan sepuasnya. Bi Salma sampai harus berkali-kali melihat keadaannya.

Nadia terbangun pada pukul sebelas siang. Tempat yang ia tuju begitu bangun adalah dapur.

Perutnya sudah keroncongan. Untungnya bi Salma sudah. mempersiapkan semuanya. Jadi Nadia tidak perlu menunggu lama untuk menyantapnya.

Selesai makan dia kembali ke kamarnya. Bukan untuk tidur. Namun Nadia ingin mandi.

Sebenarnya sih Nadia ingin berendam. Sayangnya didalam kamar mandinya tidak ada tempat untuk berendam.

Selesai mandi dan bergantbaju, Nadia duduk di depan laptopi. Ia ingin mencari informasi tentang lowongan kerja yang bisa ia lakukan.

Ternyata banyak juga lowongan kerja yang membutuhkan karyawan.Namun dari sekian banyak lowongan hanya ada satu lowongan membuatnya tertarik.

Menjadi ahli IT di sebuah perusahaan ternama. Tanpa ia tahu jika perusahaan tersebut masih milik keluarga Abimanyu.

Nadia membuat surat lamaran resmi yang akan ia gunakan untuk melamar pekerjaan itu.

Di sore hari , Nadia memutuskan untuk jalan-jalan sekitar komplek. Selain untuk bersenang-senang, ia juga ingin mengenal lebih dekat dengan lingkungannya.

"Wah...tumben neng cantik jalan-jalan?"tanya salah satu ibu yang sedang berkumpul di depan rumah

"Lagi pengen saja bu," jawab Nadia asal.

"Begitu dong. Jadi neng cantik bisa kenal sama tetangganya."

"Terimakasih bu. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Silahkan."

Nadia melanjutkan perjalanannya. Dia cukup nyaman dengan suasana komplek tersebut. Dipinggir jalan terdapat berbagai jenis pepohonan membuat udara terasa segar.

Nadia terus berjalan hingga tidak menyadari sudah berjalan terlalu jauh. Ia berjalan hingga ke komplek sebelah.

"Nad!" sapa Dava.

Nadia menoleh. Dava yang sebenarnya hendak pergi mengurungkan niatnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Dava basa basi.

"Jalan-jalan," jawab Nadia jujur.

"Kok tumben?"

"Memangnya kenapa?"

"Nggak kenapa-napa sih cuman aneh saja gitu."

Nadia ingin melanjutkan langkahnya. Namun sebuah mobil yang baru tiba menghentikan langkahnya. Terpaksa ia mengalah.

"Kalian mau kemana?" tanya Shaka setelah membuka jendela pintu disampingnya.

"Sebenarnya sih mau pergi. Terus lihat

Nadia. Aku suruh dia berhenti," jawab Dava jujur.

"Jangan bicara diluar. Lebih baik ajak dia masuk kedalam,"ucap Shaka datar.

Setelah berkata seperti itu , Shaka kembali menutup jendela dan melajukan mobilnya masuk kedalam rumah.

Nadia tidak tertarik untuk masuk kedalam rumah mewah didepannya. Namun saat ingin beranjak dari tempatnya, Dava melarangnya.

"Masuk dulu yuk!"ajak Dava dengan semangat.

"Ngapain?"

"Mampir lah. Nanti aku kenalin sama mamaku."

"Malas"

"Jangan malas dong. Mama orang baik loh."

"..."

"Please..." pinta Dava dengan menunjukkan wajah malas.

Nadia kembali tidak tega melihat permohonan Dava yang terlihat tulus. Dia mengikuti Dava hingga masuk kedalam rumah.

Ternyata sheryl sedang ada diruang tamu. Ditangannya ada kain yang sedang ia jahit.

"Selamat sore tante," sapa Nadia pada sheryl.

" Selamat sore juga... siapa ya?"tanya sheryl dengan muka bingung.

"(...)