NovelToon NovelToon
Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: mitha

Gagal menikah!One night stand dengan pria asing yang tak dikenalnya.
Anggun terancam dijodohkan oleh keluarganya, jika dia gagal membawa calon suami dalam acara keluarga besarnya yang akan segera berlangsung.
Tapi secara tak sengaja berpapasan dengan pria asing yang pernah bermalam dengannya itu pun langsung mengajak si pria menikah secara sipil.Yang bernama lengkap Sandikala Mahendra.Yang rupanya Anggun tidak tahu siapa sosok pria itu sebenarnya.
Bukan itu saja kini dia lega karena bisa menunjukkan pada keluarga besarnya jika dia bisa mendapatkan suami tanpa dijodohkan dengan Darma Sanjaya.
Seorang pemuda playboy yang sangat dia benci.Karena pria itu telah menghamili sahabat baik Anggun tapi tidak mau bertanggung jawab.Pernikahan asal yang dilakukan Anggun pun membuat dunia wanita itu dan sekaligus keluarga besarnya menjadi berubah drastis dalam sekejap.

Akankah pernikahan Anggun berakhir bahagia?Setelah mengetahui siapa sosok pria itu sebenarnya?Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Pagi di Tasikmalaya masih terasa sejuk ketika Anggun terbangun dengan kepala yang dipenuhi berbagai pikiran. Sandiwara pernikahan mereka yang semula terasa sederhana kini mulai terasa semakin rumit. Kala terlalu pandai beradaptasi, dan keluarganya terlalu cepat jatuh hati padanya.

Anggun mengerjapkan mata, menyadari bahwa ia masih berada di rumah keluarganya, bukan di apartemen di Jakarta yang selalu sepi. Dan lebih dari itu, ia menyadari bahwa Kala tidak ada di kamar.

Dengan rasa penasaran, ia beranjak keluar dan menemukan ibunya sedang duduk di ruang tamu, tersenyum ke arahnya.

"Bangun siang sekali," sindir ibunya lembut.

Anggun menguap kecil. "Di mana Kala?"

"Dia pergi ke pasar bersama pamanmu," jawab ibunya santai. "Katanya ingin belajar lebih banyak tentang kehidupan di kampung."

Anggun menghela napas. Ia tidak mengerti bagaimana bisa seorang pria metropolitan seperti Kala bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan kehidupannya di kampung.

"Kau beruntung punya suami seperti dia, Anggun," lanjut ibunya. "Dia tidak hanya tampan, tetapi juga rendah hati."

Anggun tersenyum kecil, memilih untuk tidak membantah.

---

Kala kembali beberapa jam kemudian dengan tangan penuh belanjaan. Ia tampak segar dan penuh semangat, bahkan bercanda dengan beberapa tetangga yang ikut berbelanja dengannya.

"Aku membeli beberapa bahan untuk makan siang," katanya sambil menyerahkan kantong belanjaan ke ibu Anggun. "Pakde bilang dia ingin melihat apakah aku bisa memasak dengan baik atau tidak."

Anggun memutar matanya. "Kau tidak perlu melakukan ini semua."

Kala menatapnya dengan senyum santai. "Aku hanya ingin menikmati waktuku di sini."

Dan itu yang membuat semuanya semakin berbahaya.

Anggun tahu, semakin Kala terlibat dalam kehidupannya, semakin sulit bagi mereka untuk kembali ke kenyataan bahwa hubungan ini hanya sandiwara.

---

Siang Hari

Kala benar-benar turun tangan di dapur. Dengan bantuan ibu Anggun, ia mulai memasak hidangan khas Sunda. Meskipun awalnya tampak canggung, ia dengan cepat menyesuaikan diri.

Anggun duduk di meja dapur, mengamati semuanya sambil sesekali memberikan komentar sarkastik.

"Kau terlihat seperti pria rumahan yang sempurna," gumamnya.

Kala menoleh dan tersenyum. "Mungkin aku memang calon suami idaman."

Anggun mendecak pelan. "Kau memang terlalu menikmati ini, kan?"

Kala hanya tertawa, lalu kembali fokus pada masakannya.

Saat makanan siap, seluruh keluarga berkumpul untuk makan siang. Kala mendapatkan pujian dari semua orang karena masakannya, bahkan paman Anggun mengacungkan jempolnya.

"Kalau begini, aku bisa menyerahkan Anggun padamu dengan tenang," gurau pamannya.

Anggun nyaris tersedak mendengar itu.

Kala, tentu saja, hanya tersenyum penuh kemenangan.

---

Sore Hari

Setelah makan siang, keluarga berkumpul di halaman belakang untuk bersantai. Beberapa tetangga datang untuk berbincang, dan suasana menjadi semakin ramai.

Kala kembali dengan mudah berbaur, bermain kartu dengan beberapa paman Anggun dan mengobrol santai.

Anggun hanya bisa menghela napas. Bagaimana mungkin pria ini bisa begitu sempurna di mata keluarganya?

Saat ia sedang asyik menonton dari kejauhan, seorang sepupu jauhnya mendekat dan berbisik, "Kau beruntung, Kak. Suamimu itu benar-benar luar biasa."

Anggun hanya tersenyum kecil, tidak ingin memperpanjang percakapan.

---

Malam Hari

Setelah seharian penuh kegiatan, akhirnya mereka kembali ke kamar.

Kala meregangkan tubuhnya. "Hari ini menyenangkan," katanya santai.

Anggun meliriknya. "Kau serius? Tidak merasa terbebani sama sekali?"

Kala tersenyum kecil. "Kenapa aku harus merasa terbebani? Aku menikmati waktu bersama keluargamu."

Anggun menghela napas panjang. "Kau terlalu nyaman dengan semua ini."

Kala menatapnya dalam. "Dan kau terlalu takut untuk menikmatinya."

Anggun membeku di tempat.

Ia ingin membantah, tetapi ia tahu, di lubuk hatinya yang paling dalam, ada ketakutan yang tidak bisa ia jelaskan.

Kala berjalan mendekat, berdiri tepat di depannya. "Anggun, aku tahu ini hanya sandiwara. Tapi aku ingin kau tahu satu hal."

Anggun menahan napas. "Apa?"

Kala menatapnya dengan serius. "Aku tidak berpura-pura menikmati waktu bersamamu."

Anggun menelan ludah.

Ia tidak tahu harus berkata apa.

Dan untuk pertama kalinya, ia takut sandiwara ini akan berakhir dengan sesuatu yang tidak pernah ia perkirakan.

Anggun menundukkan wajah, menyembunyikan debaran jantungnya yang tiba-tiba tak terkendali. Pernyataan Kala menggema di kepalanya, membuat batasan yang sejak awal mereka sepakati terasa semakin kabur.

Ia tidak seharusnya terpengaruh. Ini hanya permainan, bukan?

Kala menarik napas panjang sebelum akhirnya melangkah mundur. “Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu merasa tertekan,” katanya dengan suara lebih tenang.

Anggun mengangkat kepalanya perlahan. “Tidak… aku hanya—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, ibunya mengetuk pintu kamar mereka.

“Anggun, Kala, besok pagi kita akan pergi ke kebun teh bersama keluarga besar. Kalian ikut, kan?”

Kala langsung menjawab, “Tentu saja, Bu. Aku sangat ingin melihat kebun teh di sini.”

Anggun ingin memprotes, tapi melihat wajah antusias ibunya, ia akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah.

Keesokan Paginya

Pagi di kebun teh begitu indah. Hamparan hijau terbentang sejauh mata memandang, dengan kabut tipis yang masih menggantung di beberapa titik. Udara sejuk mengelus kulit, membuat suasana terasa begitu damai.

Kala tampak menikmati pemandangan sambil sesekali mengambil foto. Beberapa kali ia tertawa bersama paman-paman Anggun yang tampaknya sudah benar-benar menganggapnya bagian dari keluarga.

“Kau bisa tinggal di sini kalau mau,” kata Anggun pelan saat mereka berjalan di jalur setapak, agak jauh dari yang lain.

Kala menoleh, menyeringai. “Kenapa? Kau takut aku akan mencuri perhatian keluargamu selamanya?”

Anggun mendecak, menahan senyum. “Lebih tepatnya, aku khawatir kau akan terlalu nyaman dan lupa kalau kita punya kehidupan di Jakarta.”

Kala menatapnya lama, lalu tersenyum kecil. “Anggun, menurutmu, apa yang akan terjadi jika kita tidak lagi berpura-pura?”

Anggun berhenti melangkah. Ia menatap Kala, mencoba mencari gurauan dalam kata-katanya. Tapi tidak ada. Yang ia lihat hanyalah keseriusan di mata pria itu.

“Kita tidak boleh berpikir ke arah itu,” gumamnya akhirnya.

Kala menunduk, mengusap tengkuknya. “Aku tahu.”

Mereka kembali berjalan dalam diam.

Namun, dalam hati, Anggun tahu diam mereka berbicara lebih banyak daripada kata-kata.

---

Malam Hari

Mereka kembali ke rumah dengan tubuh lelah tapi hati yang entah kenapa terasa lebih ringan. Anggun membantu ibunya di dapur sementara Kala berbincang dengan paman-paman dan sepupu-sepupu jauhnya di ruang tamu.

Saat mereka akhirnya masuk ke kamar untuk beristirahat, suasana canggung kembali menyelimuti.

Kala melepas jaketnya dan duduk di tepi tempat tidur. “Aku rasa, aku akan merindukan tempat ini setelah kita kembali ke Jakarta.”

Anggun menatapnya. “Benarkah?”

Kala mengangguk. “Aku tidak terbiasa dengan kehangatan keluarga seperti ini.”

Anggun terdiam. Ia selalu berpikir bahwa Kala adalah pria yang memiliki segalanya. Tapi mungkin, dalam beberapa hal, pria itu justru merasa kekurangan.

Perlahan, ia duduk di sebelahnya. “Aku juga akan merindukan kebersamaan ini,” gumamnya.

Kala menoleh dengan ekspresi terkejut. “Benarkah?”

Anggun tersenyum kecil. “Meskipun kau menyebalkan, aku akui… aku merasa lebih ringan saat kau ada di sini.”

Kala menatapnya lama. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Anggun merasa seperti tenggelam.

Lalu tiba-tiba, Kala mengulurkan tangan dan menyentuh pipinya. “Anggun…”

Jantung Anggun seakan berhenti berdetak. Ia tidak bergerak, tidak menghindar.

Kala mendekat, begitu perlahan hingga Anggun bisa merasakan napas hangatnya.

“Kala…” bisiknya nyaris tak terdengar.

Kala berhenti beberapa senti dari wajahnya. “Aku ingin mencobanya… hanya sekali.”

Anggun tidak tahu apakah ia harus menolaknya atau membiarkan semuanya terjadi.

Sandiwara mereka harusnya tetap sandiwara. Tapi mengapa kini terasa lebih nyata daripada yang pernah ia bayangkan?

Dan pertanyaannya yang sesungguhnya—apakah ia ingin ini tetap menjadi sandiwara?

(Bersambung...)

1
yuning
anggun
chloe
next
chloe
lanjut
yuning
semua akan kalah dengan yg namanya "nyaman"
chloe
lanjut
yuning
akhir yang tanpa akhir
chloe
lanjut
yuning
aku ikutan meleleh Kala
chloe
lanjut
yuning
manisnya Mr Kala
chloe
lanjut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kamu juga mas Kala 🥰🥰
yuning
kamu juga suamiku , jangan lupa mimpikan aku
chloe
lanjut
yuning
Karena kamu sangat romantis Mr Kala
yuning
anggun yang jadi nyonya Kala tapi kenapa aku yang merasakan manisnya
chloe
lanjut kak
chloe
lanjut
yuning
tenanglah anggun, Kala lelaki yang berprinsip
yuning
- + mulai saling tarik menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!