Rubia adalah putri seorang baron. Karena wajahnya yang cantik dia dipersunting oleh seorang Count. Ia pikir kehidupan pernikahannya akan indah layaknya novel rofan yang ia sering baca. Namun cerita hanyalah fiksi belaka yang tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.
Rubia yang menjalani pernikahan yang indah hanya diawal. Menginjak dua tahun pernikahannya suaminya kerap membawa wanita lain ke rumah yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.
Pada puncaknya yakni ketika 3 tahun pernikahan, secara mengejutkan suami dan selingkuhannya membunuhnya.
" Matilah, itu memang tugasmu untuk mati. Bukankah kau mencintaiku?" Perion
" Fufufufu, akhirnya aku bisa menjadi countess. Dadah Rubi, sahabatku yang baik." Daphne
Sraaak
Hosh hosh hosh
" A-aku, aku masih hidup?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan 32
" Rubi, apa kamu sudah siap? Jika sudah mari kita pergi sekarang. Tuan Baron, Anda tidak masalah bukan jika aku membawa Rubi lebih dulu. Putri mu akan jadi calon Duchess, maka banyak hal yang harus dilakukan dan dipelajari."
" Tidak Yang Mulia Duke, saya tidak maslaah. Rubi telah memutuskan untuk menikah dengan Anda, jadi saya akan menyetujui semua prosesnya."
Theodore tersenyum. Dari ucapan Baron August, tampaknya Rubia berhasil meyakinkan ayahnya itu selama dia tidak ada di Barony. Sebenarnya Theodore tidak terlalu khawatir karena Rubia pasti akan bisa membuat Baron suka rela menerima pernikahan kedua putri semata wayangnya.
" Theo, apa kita bisa tunggu sebentar. Akan ada hal yang menarik terjadi dan itu sangat sayang untuk dilewatkan."
Theodore awalnya tidak mengerti ucapan Rubia karena memang Rubia sama sekali tidak menjelaskan. Namun dia teringat, tadi saat baru sampai di kediaman, Rubia sudah membicarakan tentang Rudin. Kesatria yang awalnya milik Perion itu kini berada di sini. Rubia juga meminta Theodore untuk menjadikan Rudin sebagai kesatria pribadinya.
Awalnya Theodore tidak setuju, karena kesatria Duchess haruslah memiliki kemampuan Adentine. Tehnik pedang Adentine sangat terkenal dan khusus.
Rudin yang mendengar pun sebenarnya juga setuju dengan ucapan Theodore. Namun dia sudah bersumpah pada Rubia akan memberikan nyawanya padanya. Jadi pada akhirnya Theodore menyetujui usulan Rubia denga syarat Rudin harus melakukan pelatihan menjadi kesatria Adentine. Dan selama Rudin melakukan pelatihan, akan ada satu kesatria yang jadi pengawal Rubia. Orang itu adalah Roky, orang yang waktu itu menjadi utusan untuk mengabarkan perceraian pada Baron August.
" Rubi, apa kau yakin dia akan datang?"
" Iya, dia pasti akan datang."
Dan benar saja, Perion memang datang bersama Daphne. Perion yang menatap Rubia tanpa berkedip itu membuat Theodore merasa tidak suka. Rasanya Theodore ingin menarik pedangnya lalu mencungkil mata pria tersebut. Namun tentu saja dia tidak bisa melakukan hal itu. Dia tidak ingin adanya pertumpahan darah di kediaman ayah mertuanya.
" Cara mu elihat calon istriku itu keterlaluan Count. Kamu seperti sedang melecehkannya, dan aku tidak suka tunanganku diperlakukan seperti itu."
" Apa, tunangan? Apa maksud semua ini Rubia?"
" COUNT GORDONE!"
Suara tinggi yang dikeluarkan oleh Theodore mampu membuat menggemakan kediaman Rocalion. Semua orang terkejut, tak terkecuali Perion. Pria itu seketika merasa nyalinya ciut di depan Theodore. Bagaimana tidak, pria itu diujuki Duke Monster, dan tatapan nya saat ini sungguh sangat menakutkan.
" Aku sudah bilang padamu bukan kalau Rubi adalah tunanganku, jadi seharusnya kau tahu bahwa Rubia akan jadi Duchess. Seharusnya kau bicara yang sopan padanya."
Syuuuut
Perion reflek menundukkan kepalanya, rasa takut itu seolah membuatnya tidak bisa berkutik. Bahkan Perion tidak mampu menatap ke arah Rubia. Padahal banyak hal yang ingin dia sampaikan.
" Theo, biarkan saya bicara dengannya dulu. Apa Anda bisa menunggu saya sebentar sebelum berangkat?"
" Tentu saja sayang, pergunakanlah waktu mu dengan baik. Jangan terlalu lama, aku akan menunggu mu di kereta. Roky, Rudin, jaga calon Duchess dengan baik."
" Baik Yang Mulia."
Theodore meninggalkan Rubia dan Perion dibawah perlindungan Rudin dan Roky. Rupanya hal menarik seperti ini yang ingin ditunjukkan oleh Rubia. Dan itu berhasil, Theodore merasa terhibur dengan drama singkat yang dilakukan oleh Perion.
" Ekhem, jadi apa yang membawa Anda datang kemari Tuan Count. Kalau soal Sir Rudin, itu adalah hak dia. Lagi pula dia juga bersumpah kesatria dengan Anda kan, jadi dia bebas untuk memilih masternya."
Skak Mat
Sebenarnya Rubia agak gugup, bukan karena Perion melainkan karena Theodore. Orang yang mendapat julukan Duke Monster, seoang tiran kejam itu bisa bersikap manis dan lembut. Rubia sangat terkejut ketika Theodore berhadapan dengan Perion dan marah, pria itu merengkuh pinggang Rubia. Tangan besar dan kokoh itu terasa lembut dan hangat ketika memegang pinggang kecil Rubia.Ditambah saat hendak pergi, Theodore juga meninggalkan sebuah kecupan pada kepala Rubia.
Semua perlakuan manis Theodore itu membuat hati Rubia membuncah. Ia tahu hubungan mereka hanya berdasarkan kesepakatan, namun semua perlakuan Theodore membuat Rubia takut hatinya melemah nantinya.
" Tapi Rubia, dia kesatria ku. Dan apa-apaan ini, mengapa kau tiba-tiba kau mau menikah dengan Duke Monster itu. Rubia, dia orang yang kejam, kau tahu kan dia dijuluki tiran si pembunuh kejam."
Perion berkata dengan menggebu-gebu. Tapi Rubia hanya menyeringai. Soal kejam dia lebih tahu dan sudah merasakan akan kejamnya seseorang.
" Jangan bicara tentang kekejaman di depanku Count. Theo melakukan itu untuk kekaisaran. Dia menjadi tiran karena melawan musuh dan mengalahkan monster. Seharusnya kau berkaca dan katakan itu pada dirimu sendiri. Kau, kau lebih kejam Count. Kau berselingkuh dengan sahabat istrimu, berbuat hal mesum di rumah saat istrimu tengah bekerja keras. Dan yang terkahir, kau dan wanita jalangg mu itu berencana membunuh istrimu, namun kau tidak ingin membunuhnya dengan cepat karena masih ingin memanfaatkannya. Jadi, mana yang lebih kejam."
Diam, Perion diam seribu bahasa. Dia tidak bisa menjawab atau memberi tanggapan dari semua yang Rubia ucapkan karena memang benar itu adanya. Semua ucapan Rubia sangat benar sehingga tidak ada yang bisa disanggah.
" Nah sekarang kalian bisa bersatu. Aku sudah sangat baik bukan, istri mana coba yang mau mengalah untuk selingkuhan suaminya. Aku menceraikan mu agar kau bisa menikah dengan jalangg mu itu. Jadi sekarang berbahagialah kalian berdua dan jangan pernah mengusikku. Ah iya, soal aku menikah dengan Theo. Ehmm itu hak ku, aku bebas menikah dengan siapapun. Status ku wanita yang sendiri jadi tidak ada masalah dengan itu. Haah, aku kebanyakan omong. Tinggallah di sini sampai besok, kasian itu Lady Daphne sedang sakit. Tapi maaf ya aku harus pergi, calon suamiku sudah menunggu."
Tak tak tak
Rubia bangkit dari tempat duduknya dan pergi begitu saja diikuti oleh dua kesatria yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Hanya saja wajah Rudin dan Roky terlihat tidak bagus. Rubia tahu apa yang mereka berdua pikirkan.
" Kalian tidak perlu memasang wajah begitu. Sekarang aku sudah tidak apa-apa, jadi mari kita ke kereta kuda. Theo sudah menungguku."
" Baik Yang Mulia Duchess."
Rudin dan Roky bicara bersamaan, dan entah mengapa mereka memanggil Rubia seperti itu.
TBC