Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Reza dan Maryam
"Maryam!!!" ucap ummi seketika, hampir tidak percaya mendengarkan penuturan putrinya. Seketika Air mata merembes dengan deras melalui sudut mata Umminya. Bagaimana tidak wanita paru baya itu bersedih melihat Putri bungsunya harus berkorban demi keluarga dan demi orang lain.
***
Dengan Tangis yang sudah tidak dapat di tahan ummi Maya memeluk erat putri bungsunya tersebut, Sebagai seorang ibu dia tidak akan pernah rela jika anaknya harus melakukan pengorbanan yang begitu besar di usianya yang masih 19 tahun.
"Ummi.. InshaAllah Maryam ikhlas, sudah ummi ... Maryam mohon ummi jangan menangis lagi" dengan suara lembut Maryam meneguhkan hatinya untuk menyetujui syarat yang di ajukan oleh Tuan Reza sang CEO
Ummi Maya yang tidak dapat berkata-kata lagi hanya mampu memeluk erat putri bungsunya,hal itu ia lakukan untuk menguatkan hatinya.
Mendengar Isak tangis dari istrinya, Abi Hanif mendatangi Keduanya di taman dan menanyakan apa yang terjadi.
Tanpa basa -basi Ummi Maya menceritakan semua perbincangannya bersama dengan Maryam Sebelumnya dengan linangan air mata.
Abi Hanif mendengarkan secara seksama apa yang di sampaikan oleh istrinya, seraya dengan anggukan kepala. Dan Setelah mendengarkan semua cerita dari Istrinya Abi Hanif berkata pada Maryam
"Nak... Jika memang ini sudah menjadi keputusanmu dan sudah dengan keikhlasan hatimu, Abi Akan merasa sangat bahagia, karena dari Pernikahan ini setidaknya Bisa menyelamatkan Nasib para karyawan yang terancam PHK" ucap Abi Hanif pelan menguatkan putrinya.
"Mungkin hatimu akan merasakan luka, menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak kamu kenal sebelumnya, namun Abi mohon Niatkan dengan Keikhlasan dari dalam hati mu nak.. Karena Sesungguhnya apa yang Baik menurut Kita belum tentu baik juga menurut Allah, Begitu juga sebaliknya apa yang menurut kita tidak baik Belum tentu juga Menurut Allah Tidak Baik." Ucap Abi Hanif
"Semoga Apa yang kamu lakukan mendapat ridho Allah SWT" Tukas Abi Hanif kemudian
***
Setelah mendengarkan penuturan yang di sampaikan oleh istrinya dan juga Maryam, Abi Hanif segera mengabari Tuan Reza, Sang CEO berhati dingin. Bermaksud Menjelaskan bahwa putri Bungsunya bersedia untuk menikah dengan dirinya.
Pesan yang di sampaikan oleh Abi Hanif diterima baik oleh Asisten dari Reza Sang CEO berhati dingin. Dan setelahnya pesan tersebut di sampaikan kepada Tuanya.
Sesuai tanggal yang telah di tentukan, Maka Esok hari akan di Gelar Acara pernikahan Antara Reza dan Maryam, Pernikahan yang akan di langsungkan di Salah satu Hotel Bintang lima milik Kakek Amar.
Malam hari di kediaman Abi Hanif , Maryam sedang bersimpuh Di atas sajadahnya memohon Agar hatinya senantiasa teguh dengan apa yang telah menjadi pilihannya dan memohon Keridhoan dari Allah SWT.
Tok !!tok !! tok...!!
Suara pintu yang di ketuk.
Mendengar pintu rumahnya di ketuk Abi Hanif bergegas segera untuk membukakan pintu. setelah pintu di buka alangkah terkejutnya Abi Hanif mendapati seseorang di balik pintu yang berdiri tegap di hadapannya.
Kakek Amar bersama dengan Cucunya datang ke rumah Abi Hanif malam itu.
"Assalamualaikum" Ucap Kakek Amar dengan tenang dan senyum simpul
"Waalaikumsalam kakek , Silahkan masuk kek" Ucap Abi Hanif, dengan membuka pintu rumahnya dengan lebar.
Tak... Tak ...Tak...
Terdengar suara sepatu Reza yang begitu nyaring mengisi keheningan rumah tersebut.
Setelah keduanya dipersilahkan masuk dan duduk diatas sofa ruang tamu, Kemudian Abi Hanif pun mempertanyakan maksut dan tujuan kedatangan kakek Amar ke kediamannya.
Kakek Amar merupakan sosok kakek yang hangat di mata Keluarga dan Orang lain, pribadinya yang tenang dan Sopan santunnya yang tinggi, meski berhadapan dengan orang yang status sosialnya jauh dibawahnya.
"Hanif... " Panggil kakek Amar dengan Nada Bicara khas orang tua.
"Jadi maksut kedatangan kami ini, ingin melamar Putrimu Maryam!!, Untuk menjadi calon istri dari cucuku Reza" Ucap kakek Amar kemudian.
"Sebelumnya kedatangan kami tempo hari untuk melamar Putri pertama mu yang...." Kakek Amar tidak jadi melanjutkan pembicaraanya, Melihat rona wajah Abi Hanif yang seketika padam.
Meski Kakek Amar sangat kecewa dengan Anak Sulung Abi Hanif tak lain adalah Mahira, Yang telah berkhianat kepada cucunya. Namun hal itu tidak membuatnya menjadi pribadi pendendam, dan lantas menyalahkan Abi Hanif. Kakek Amar tetap Berusaha menjaga Perasaan Sahabatnya itu, dengan tidak mengungkit kejadian yang telah berlalu.
"Baik kakek , saya paham maksut kakek, Tunggu sebentar saya akan panggilkan Maryam" Ucap Abi Hanif seraya meninggalkan keduanya di ruang tamu.
Ruang tamu dengan cahaya terang yang penuh di hiasi dengan Tulisan kaligrafi tersebut, membuat setiap orang betah berlama -lama di sana.
Tak berselang lama Asisten Rumah tangga yang Membantu pekerjaan Rumah di kediaman Abi Hanif muncul dengan Nampan berisi Minuman dan beberapa cemilan. Yang sebelumnya telah di berikan instruksi oleh Abi Hanif.
"Silahkan Tuan Besar".. Sapa Asisten rumah tangga tersebut, yang di balas dengan anggukan oleh Kakek Amar.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya yang di tunggu pun datang juga, Maryam bersama Ummi dan Abinya berjalan masuk dan duduk di hadapan Kakek Amar dan Reza.
Maryam yang duduk tepat di hadapan Reza pun merasa sangat gugup. Jantungnya berdetak sangat kencang. Rasa gugupnya ia tutupi dengan meremas jemarinya di balik kerudung besar yang ia kenakan
***
"Bahkan sedikitpun dia tidak melihatku!! Dasar Sombong !! Cihh... Ada apa dibawah !! Kenapa gadis itu Menundukkan wajahnya" Gumam Reza dalam hati
Sejak kedatangan Maryam di ruang tamu, kakek Amar tidak henti-hentinya Tersenyum bahagia. mengingat bahwa Maryam lah yang akan menjadi cucu menantunya. Karena sejatinya Maryam lah yang di inginkan kakek Amar.
"Nak Maryam ... " Ucap kakek
"Iya kek, " jawab Maryam
"Perkenalkan, Ini adalah Reza Cucu Semata wayang kakek" Tukas Kakek Amar kemudian dengan senyum yang selalu terukir di wajah tua nya. dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Maryam.
"Jadi maksut kedatangan Kakek saat ini ingin melamarmu untuk menjadi Calon istri Reza, apakah Nak Maryam Bersedia ?" Ucapan kakek Amar dengan tegas, lugas, dan tanpa basa-basi.
Mendengar ucapan kakek Amar tersebut, seketika dada Maryam bergemuruh, antara siap dan tidak dirinya untuk menjadi istri dari sang CEO berhati dingin tersebut. Maryam Beristigfar dalam hati berusaha untuk menguasai ketegangan dan kegelisahan hatinya, dan sesaat kemudian Maryam memberikan jawaban.
"Bismillahirrahmanirrahim, InshaAllah Maryam Bersedia kek" Ucap Maryam kemudian dengan tenang dan senantiasa dengan menundukkan pandangan.
"Alhamdulillah"... Ucap Kakek Amar seketika.
"Cih... Gadis sombong ini mengatakan bersedia menikah denganku, tapi bahkan sama sekali dia tidak memandangku!!!" Batin Reza
"Bagaimana denganmu Reza?" Sergah kakek Amar kemudian, ketika mengetahui bahwa sedari tadi cucunya memperhatikan Maryam.
"Apa ?? , Maksut kakek Bagaimana apanya ? Bukan kah Dia memang pilihan kakek ? apa kakek Masih membutuhkan pendapatku ? " Jawa Reza dengan santai dan terkesan acuh
"Reza!!!" Ucap kakek Amar merasa geram dengan cucuknya.
"Tenang saja kek Reza tidak akan Kabur apa lagi membatalkan Pernikahan ini " Sindir Reza kemudian
"Reza akan menuruti semua keinginan kakek, asal kakek bahagia itu sudah cukup bagi Reza" Ucap Reza dengan Santainya.
Kakek Amar yang melihat tingkah dan ucapan cucunya hanya mampu mendengus, merasa kesal dengannya ucapan yang keluar dari mulutnya.
Melihat Maryam yang hanya menundukkan pandangan sedari tadi, seketika muncul pertanyaan konyol dari pikiran Reza. dengan wajah menyeringai Reza Lantang mengatakan
"Apa di bawah sana ada sesuatu yang lebih menarik dariku?, Dan itu Kain yang menutup wajah mu itu, apa kamu malu memperlihatkan wajahmu, atau Ada Luka di wajahmu ?? " Tanya Reza dengan ketus.
"Reza!!! Jaga Ucapanmu" Tukas Kakek Amar penuh emosi.
Mendengar pertanyaan dari Reza seketika Maryam merasa sangat Tidak nyaman. Begitu juga dengan Abi Hanif dan Ummi Maya Merasa pertanyaan yang di ajukan oleh Resa Sangat Vulgar.
Setelah Maryam mampu menguasai Hatinya , perlahan Maryam menjawab pertanyaan Reza sebelumnya dengan hati-hati dan dengan nada lembut.
"Maaf Sebelumnya jika menurut Tuan Reza ini sesuatu yang aneh, Bukankah sudah seharusnya sebagai umat muslim, kita diharuskan menjaga pandangan kita,!! Terutama terhadap lawan jenis ?"
"Dan lagi, mengenai pakaian yang saya kenakan juga, apakah Tuan Reza mau ... menerima pemberian kue yang sebelumnya telah dibuka bungkusnya oleh orang lain ??Saya rasa Tidak kan ?? " Jawab Maryam dengan tegas dan lugas.
Mendengar Pernyataan yang dilontarkan Maryam, seketika Reza gelagapan.
***
[[Mohon dukungan untuk Karya Saya Ya]]
[[Mohon maaf jika ada Kurang dalam Penulisan ini]]
Terima kasih 🥰🙏☺️