Dia selalu di siksa dan selalu di abaikan oleh ayah kandungnya sendiri,Ayahnya lebih menyayangi kakak tirinya,Setiap waktu ibu tirinya selalu mengatur jodoh untuknya,Hingga tanpa sengaja dia mencium seorang pria,Yang tidak ia ketahui siapa pria tersebut,Sampai kemudian pria itu memintanya untuk menikah dengannya,Demi tidak mau mencari masalah dengan pria tersebut dia menerima tawaran pria tersebut.
Akankah suatu saat dia tahu bahwa ternyata pria itu adalah salah satu Milioner di negaranya.
Kalo kalian penasaran mending langsung baca aja ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Arlan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Kenapa dia ada dimana - mana?.
Dika apa yang kalian barusan perdebatkan?,Aku dengar sistem perusahaan mati total ada apa ini?"Tanya pak Prakasa dengan serius.
Dengan keringat bercucuran pak Dika menunjuk kearah Anabella,Dan berkata.
"Pak Prakasa anak baru di perusahaan mengunakan komputer perusahaan bukan untuk pekerjaan yang tidak bermanfaat di saat jam kerja,Menyebabkan sistem perusahaan terserang virus,Sekarang bagian teknisi sedang memperbaikinya".Jawabnya dengan penuh ketakutan.
Mendengar itu pak Prakasa menjadi sangat marah.
"Apa?,Kenapa memperkejakan orang seperti seperti itu dan apa kamu berniat menjadikanya pegawai tetap".Ujarnya dengan penuh amarah.
Pak Dika langsung menggelengkan dan menjawab dengan cepat.
"Bukan begitu pak Prakasa,Saya akan memecatnya sekarang juga!"Ujarnya.
Bibir Lusi sedikit tertarik menyunggingkan senyum tipis tanda kemenangan.
Tatapan dingin Anggara menyapu sosok Anabella sekilas dengan sangat acuh seolah tak perduli dan tidak kenal.
Seolah memang dia tidak pernah mengenal Anabella,Dia berbicara dengan dingin dan datar.
"Pak Prakasa sepertinya kedatangan saya hari ini bukan waktu yang tepat,Kalau begitu kita lakukan lain kali saja!"Ujarnya dingin.
"Pak Anggara maafkan saya,Karena sudah membuat anda melihat lelucon seperti ini!"Ujarnya dengan tidak enak hati.
Prakasa menjadi sangat tidak berdaya,Entah sudah berapa banyak usaha yang sudah dia lakukan untuk mendatangkan orang penting seperti Anggara kemari.Jadi jika hari ini dia pergi begitu saja maka lain kali akan semakin sulit untuk mengundang nya kemari lagi.
Pada saat itu Anabella melihat Dinda sedang menatap gelisah kearah pintu kantor.
Dia tiba - tiba teringat bahwa proyek baru ini adalah pertama kali nya Dinda memimpin tim sendirian.Jika proyek ini gagal maka dia akan kehilangan peran penting di perusahaan ini.
Anabella yang mengenal Dinda merasa kasihan, karna Dinda adalah tukang punggung di keluarganya, andai proyek ini gagal dia akan di pecat maka keluarga nya akan terlantar karna kekurangan uang, mana ayah Dinda juga sakit - sakitan.
"Pak Anggara!"Panggil Anabella tiba - tiba.
Anggara yang sudah berbalik menghentikan langkah kakinya.Anabella berjalan kearahnya.
"Pak Anggara saya tahu waktu anda sangat beharga,Tapi berhubung anda sudah datang kemari,Akan sangat disayangkan kalau sampai anda melewatkan satu proyek yang bagus!"Ujarnya berusaha menahan supaya Anggara tidak pergi.
"Beri saya waktu sampai kopi anda habis,Saya pasti akan menampilkan power poin rencana proyek baru ini kepada pak Anggara untuk di presentasikan!"Ujar Anabella meyakinkan Anggara.
Pak Prakasa dan pak Dika menatap Anabella dengan tatapan tidak percaya.
Lusi memutar bola matanya meremehkan Anabella.
Teknisi profesional saja kewalahan memperbaiki sistem yang rusak,Namun Anabella bilang bisa memperbaikinya,Mustahil.Membual bukanlah taktik yang bagus,Sudah terpojok dia masih saja ingin memperbaikinya.
Setelah hening beberapa detik,Wajah tampan Anggara ada gurat ketertarikan dalam tatapannya.
"Anak muda memang memiliki semangat yang menantang,Pak Prakasa saya sudah datang dan kebetulan sekali sedikit haus,Saya akan meminum secangkir kopi sebelum pergi!"Ujarnya sambil menatap Anabella.
Prakasa kembali tersadar dari keterkejutannya dan segera memerintahkan untuk membuat kopi dan menyuruh Anggara duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Tunggu apa lagi?,Cepat buatkan kopi untuk pak Anggara!"Ujarnya.
"Baik!"
Lusi memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa dekat dengan Anggara,Dengan sigap dia pergi membuatkan kopi untuk Anggara.
Anabella kembali ke meja kerjanya dan mencolokkan USB ke colokan komputer.
Dinda yang merasa penasaran dia mendekati Anabella dan bertanya.
"Anabella apa yang kamu lakukan?,Apa benar - benar kamu bisa memperbaiki komputer ?"Tanyanya dengan cemas.