Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍
Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍
"Menikah Dengan Adik Sahabatku"
------
Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.
Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.
Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.
Awal pertemuan yang tidak sengaja anta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33 : Karena Kau Istriku
''Kau masih belum nyaman dengan semua ini.'' ujar Edgar membuyarkan lamunan Mentari. Ia berdiri di pintu kamarnya sembari menatap Mentari yang tengah duduk melamun.
Mentari yang sedang duduk di kursi sisi kolam langsung menoleh dan berdiri menatap Edgar.
''Tuan..'' lirih Mentari.
''Duduklah, ada yang mau ku bicarakan.''
''Saya juga ada, Tuan..'' balas Mentari.
Edgar tersenyum, lalu duduk di sebelah Mentari.
''Silahkan Tuan dulu yang bicara..'' ucap Mentari.
''Tidak, kau saja dulu..'' balas Edgar.
Mentari menghela nafasnya dalam-dalam kemudian menatap Edgar.
''Tuan, kenapa anda menolong saya dengan cara menikahi?''
''Apa Tuan belum tau status saya?''
''Apa Tuan tidak malu menikah dengan orang miskin?''
''Tuan pasti juga memiliki kekasih kan?''
''Ssstt''
Edgar meletakkan jari telunjuknya di bibir Mentari agar menghentikan pertanyaan yang berkelanjutan itu.
''Emm, ma-maaf Tuan.'' ucap Mentari sedikit mundur karena gugup.
''Hentikan dulu pertanyaanmu, akan ku jawab.'' balas Edgar.
Mentari mengangguk.
''Pertama, kenapa aku menolong dengan cara menikahi? hemm.. sepertinya aku sendiri bingung kenapa begitu, yang jelas aku tidak akan mengizinkanmu untuk mengakhiri apa yang sudah kita mulai ini.''
''Kedua, aku sudah tau statusmu, bahkan aku sudah berkunjung ke rumah terakhir mendiang suamimu.''
''Ketiga, harusnya kau tidak perlu bertanya, karena jika aku malu, maka aku tidak akan melanjutkannya.''
''Keempat, aku tidak memiliki wanita yang disebut kekasih, sudah sangat lama aku membenci sebuah hubungan.''
Mentari menyimak apa yang dijawab oleh Edgar.
''Rumah terakhir? maksudnya makam, Tuan?'' tanya Mentari tak percaya.
Edgar langsung mengangguk dengan santai sembari menyandarkan punggungnya.
''Tuan tau darimana?''
''Sangat mudah untuk mengetahui tentangmu.'' ucap Edgar sedikit mendoyongkan kepalanya.
''Tapi, anda tidak bisa menemukan saya di yayasan, pertemuan itu karena tidak sengaja, bukan?'' tanya Mentari setengah menyindir.
Edgar langsung gugup karena kesombongannya langsung terbantai.
''Ah itu karena belum waktunya ketemu.'' jawab Edgar beralasan.
Mentari menahan tawanya sembari memandang kerlap kerlip lampu perkotaan.
''Apa? dia tertawa?'' batin Edgar.
''Kau tidak ingin bertanya tentangku?'' tawar Edgar.
Mentari yang masih menatap ke arah lain langsung berputar arah menatap Edgar dengan mengernyitkan keningnya.
Tatapan bening itu membuat Edgar malah menjadi deg-degan sendiri, akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke arah depan.
''Untuk apa Tuan?'' tanya Mentari.
''Sepertinya kita perlu mengobrol lebih banyak lagi, selayaknya pasangan suami istri, yang namanya pasangan seharusnya saling mengetahui tentang keduanya kan?'' ujar Edgar.
''Seharusnya seperti itu Tuan. Tapi, sayangnya kita bukan mereka, kita tidak akan pernah seperti mereka yang selayaknya menurut anda.'' ungkap Mentari lalu tersenyum kecut.
''Apa maksudmu?'' tanya Edgar menatap Mentari lagi.
''Apa maksudku?'' Mentari mengulang pertanyaan Edgar.
''Bukankah anda sendiri yang mengatakan jika pernikahan yang anda lakukan semata-mata hanya untuk mewujudkan harapan orangtua?'' tanya Mentari.
''Untuk ucapan itu, aku minta maaf..'' ucap Edgar.
Mentari tersenyum terlihat tidak ada rasa tersinggung.
''Tidak apa-apa.'' jawabnya.
Kemudian keduanya saling diam, Mentari menatap sisi kiri, sedangkan Edgar menatap arah depan.
''Mentari..'' panggil Edgar.
''Iya Tuan?'' jawab Mentari kembali menoleh.
''Karena kau tidak mau bertanya tentangku, bolehkah aku yang menceritakannya sendiri padamu?'' tutur Edgar.
''Tentu boleh Tuan..'' jawab Mentari seraya tersenyum.
''Apa kau tau statusku?'' tanya Edgar dengan menatap mata Mentari.
''CEO, bukan?'' jawab Mentari.
Sungguh jawaban yang diluar dugaan, tetapi juga tidak salah. Edgar langsung menggaruk tengkuknya yang tidak merasakan apa-apa itu.
''Bukan itu maksudku, emm.. maksudku apa kau tau kalau aku sudah pernah menikah?'' tanya Edgar.
''Ha? ma-maksudnya?'' Mentari sangat terkejut.
''Kau terlihat terkejut..''
''Maaf Tuan, saya belum mengetahui hal itu.'' ujar Mentari jujur.
Edgar tersenyum. ''Tidak papa, pernikahanku dulu memang masih sangat dirahasiakan. Bahkan kau tau sendiri, jangankan pernikahanku, aku saja masih dirahasiakan oleh bapak Erick Raymond, hanya keluarga inti yang tau hal itu, itupun mereka semua diminta untuk tidak membocorkan tentang apapun.'' ujar lalu terkekeh.
''Maaf Tuan..'' ucap Mentari.
''Pasti kau ingin bertanya lebih banyak lagi kan?'' ujar Edgar.
''Tanya saja Mentari, aku akan menceritakan semuanya padamu, karena kau istriku.'' imbuhnya dengan diikuti senyuman yang mengembang.
Jantung terasa mau lepas, getaran di dada begitu memburu saat Edgar menyebutkan kata istriku.
Duh author meleyot 😭
Next episode ya, jangan lupa like 👍🤭
Gak berusaha ikhlas toh Edgar jga memperlakukan dia lembut ko, gak grasak-grusuk mementingkan napsunya sendiri,,,