NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:154k
Nilai: 4.6
Nama Author: Susilawati_2393

Kecelakaan menjadikan tertulisnya takdir baru untuk seorang Annasya Atthallah. Berselang dua bulan setelah kecelakaan, gadis yang biasa dipanggil Nasya itu dipinang oleh orang tua lelaki yang merupakan korban kecelakaan.

Airil Ezaz Pradipta, terpaksa menyetujui perjodohan yang diam-diam dilakukan oleh kedua orang tuanya. Tidak ada yang kurang dari seorang Nasya. Namun dirinya yang divonis lumpuh seumur hidup menjadikan Airil merasa tidak pantas bersanding dengan perempuan yang begitu sempurna.

Lelaki yang dulunya hangat itu berubah dingin ketika bersama Nasya. Mampukah Nasya meruntuhkan tembok es itu dan melelehkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

"Apa Abang akhir-akhir ini merasa seperti ada yang mengawasi?" Arraz memperlihatkan foto-foto yang diambil saat ada yang mengikuti Airil.

"Bahkan orang ini mendatangi lokasi kecelakaan Abang dulu," jelas pria yang berusia dua tahun lebih muda dari Airil.

Airil memperhatikan foto-foto di hadapannya dengan kening berkerut. "Foto ini diambil dua hari yang lalu, tapi aku tidak merasa ada hal-hal mencurigakan."

"Mungkin mata-mata yang dibayar Om Zaky untuk menyelidiki kasus kecelakaan Abang." Ujar Arraz membuat kesimpulan.

"Tidak ada salahnya kita waspada. Berikan Nasya pengawalan diam-diam. Kalau mereka tidak berhasil menyerangku maka akan menggunakan Nasya sebagai umpan untuk melemahkanku."

Arraz mengangguk mengerti. Sementara di PT. Aydan Jaya Abadi semua menatap lucu pada Nasya yang datang menggunakan pakaian formal seperti layaknya wanita karier. Namun menggunakan sandal unyu-unyu pemberian Airil.

"Aaa, sandal Kakak lucu banget!!" Pekik Yara, istri Key yang kebetulan sedang berada di kantor suaminya.

"Dari Airil," sebut Nasya bangga.

"Oh, so sweet banget. Warnanya pink lagi," gemas Yara.

"Masa dia bilang kalau Kakak lari-lari nanti jatuh bisa lumpuh." Cerita Nasya sendu, Key yang tadinya fokus pada laptop sampai ikut menoleh.

"Bang Airil mengalami trauma pasca kecelakaan. Coba Kakak ajak konseling ke psikolog atau psikiater," saran Key.

"Harusnya begitu, dokter memang menyarankan buat konseling. Tapi orangnya nggak mau. Kalau aku yang ajak tambah nggak mau dia," curhat Nasya sambil mengusap wajahnya lelah. Menyandarkan tubuh dengan helaan napas yang berat.

"Kakak Sabar ya, nanti minta Kak Nefa buat bujuk lagi. Pikirannya mungkin nggak sesederhana yang ada di kepala kita. Tapi Yara yakin Bang Arraz orang baik. Dan suatu saat nanti pasti bisa menerima Kakak." Yara memeluk kakak iparnya untuk menguatkan.

Nasya hanya bisa mengaminkan dalam hati. Perlu perjuangan yang tidak mudah untuk meluluhkan hati Airil dan membuatnya mempertahankan pernikahan ini. Dan Nasya tidak tahu, apakah dia bisa bertahan sampai titik itu.

...🍀🍀🍀...

"Empat orang karyawan kita mengundurkan diri secara bersamaan. Mereka diterima di Vanguard Innovations. Franky mulai mempengaruhi karyawan-karyawan yang terlibat dalam pengembangan smart grid." Nefa membacakan laporan yang diterimanya.

"Bagaimana bisa mereka keluar bersamaan? Atur meeting segera dengan dewan direksi." Titah Airil, memijat kepalanya pusing.

"Siap Abang," Nefa langsung keluar dan mengirimkan undangan meeting dadakan.

"Abang tenang dulu," Arraz mengambilkan air putih.

"Saat seperti ini Abang harus tetap tenang agar bisa berpikir jernih," ujar Arraz mengingatkan.

Meeting dadakan bersama dewan direksi berlangsung selama dua jam. Mereka membahas pengembangan smart grid yang kemungkinan akan tertunda karena kehilangan karyawan-karyawan yang bertanggung jawab pada kecerdasan buatan itu.

"Abang pulang dulu istirahat, biar Bang Arraz yang memimpin meeting internal." Bujuk Nefa pada Airil yang tampak kelelahan.

"Abang nggak bisa pulang Nefa. Dibawa istirahat sebentar nanti juga fit lagi."

Nefa mengangguk saja, mengambil vitamin untuk sang abang. Airil berpindah duduk dari kursi roda ke sofa. Namun karena kehilangan keseimbangan pria itu jatuh ke lantai.

Gedebuk

"Abaaangg!!" Jerit Nefa ketika mendengar suara benda terjatuh.

"Abang hati-hati," Nefa ingin menangis saja rasanya. Memapah tubuh Airil yang berat ke sofa. Dalam kondisi panik ia menelpon Arraz yang masih meeting.

"Tangan Abang sakit Fa," keluh Airil kesulitan menggerakkan tangan kanannya.

Nefa mengangguk, "sebentar lagi kita ke rumah sakit. Tunggu Bang Arraz dulu ya." Gadis itu meneteskan air mata melihat Airil yang kesakitan.

"Abang baik-baik saja Nefa, jangan menangis." Di tengah kesakitannya Airil masih tetap tersenyum. "Jangan kasih tahu Nasya," pintanya.

"Tapi Kak Nasya harus tahu keadaan Abang," protes Nefa.

Airil menggeleng, "Abang nggak mau ngerepotin dia."

"Iya Nefa nggak akan bilang," pasrah Nefa menurut saja.

Airil mengalami pergeseran sendi bahu kanannya, tidak terlalu parah karena cepat ditangani. Dokter sudah melakukan tindakan. Hanya saja pria itu tidak bisa bergerak leluasa sendirian lagi. Perlu bantuan untuk melakukan aktivitas yang biasa dikerjakannya sendiri.

"Nggak lama kok, Abang cuma perlu memulihkan sekitar dua sampai tiga minggu," hibur Nefa. Entah kenapa dia yang jadi sedih.

Suami Nasya itu mengangguk, "carikan Abang suster."

"Nefa rasa Kak Na bisa mengurus Abang tanpa bantuan suster."

"Nefa!!"

"Iya, Nefa carikan." Rengut Nefa menjauh, "Bang Arraz urus tuh Bang Airil. Nefa malas, ngeselin dari tadi." Gerutunya sambil menghapus kasar air matanya.

Sementara di apartemennya Nasya cemas menunggu Airil yang tidak kunjung pulang sampai jam sepuluh malam. Ia menghubungi Nefa, karena tidak bisa terhubung dengan ponsel suaminya.

"Nefa, kenapa Abangmu jam segini belum pulang?" Tanya Nasya to the point.

"Bang Airil di rumah sakit, nggak bisa pulang malam ini Kak." Jawab Nefa, tidak mempedulikan si pemilik nama yang menatapnya tajam.

"Kenapa kamu nggak ngabarin aku Nefa," sentak Nasya sedikit emosi.

"Nggak dibolehin Bang Airil," cicit Nefa dengan jujur.

"Mungkin aku harus bayar kamu lebih mahal dari Airil membayarmu biar kamu berpihak padaku." Tukas Nasya kesal karena tidak ada yang berpihak padanya.

Tidak tahukah kalau dia sangat mencemaskan suaminya itu sejak tadi siang. Nasya sudah mendapat kabar tentang Vanguard Innovations yang mulai menarik karyawan-karyawan Emeral Corp.

"Bisa Nefa pertimbangkan. Nefa nggak apa dimarahin Bang Airil kalau dapat uang yang banyak dari Kakak." Ujar Nefa berusaha memecah kekhawatiran kakak iparnya.

"Aku kesana sekarang," Nasya tidak menanggapi gurauan Nefa.

"Siapa yang mengajari ingkar janji?" Airil menatap tajam adik sepupunya.

"Tapi Nefa juga nggak boleh bohong Abang," cicit Nefa yang membuat Airil tidak bisa marah.

"Usir dia dari sini Arraz!!" Geram Airil.

"Abang tuh nggak boleh marah-marah. Abang jangan banyak pikiran nanti lama sembuhnya," bujuk Nefa.

"Kalau Kak Na kesini kan ada yang menyuapi dan memperhatikan Abang dengan penuh kasih sayang." Celoteh gadis itu yang dibenarkan Airil, namun hanya dalam hati.

"Mas, kamu nggak papa?" Nasya datang dengan terburu-buru.

Airil menahan senyuman melihat Nasya yang menggunakan sandal pemberiannya.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Airil sinis.

"Nefa kita keluar," ajak Arraz. Memberikan waktu pasangan suami istri itu menyelesaikan masalahnya.

"Harusnya orang yang Mas hubungi itu aku, bukan orang lain. Aku istri kamu Mas, berhak tahu semua keadaanmu." Protes Nasya yang sudah tidak tahan menahan sesak di dadanya.

"Akan seperti itu kalau kita suami istri yang harmonis."

"Kalau begitu anggap saja mulai sekarang kita suami istri yang harmonis. Lupakan apa yang terjadi diantara kita. Biarkan kita berakting untuk seumur hidup."

"Kau bodoh! Aku ini hanya akan menyusahkanmu. Lihat selain lumpuh aku juga tidak bisa melakukan apa-apa lagi." Tunjuk Airil pada tangannya.

Nasya menggeleng, tidak membiarkan Airil bicara lagi. Menutup mulut itu dengan telapak tangannya. Untuk pertama kali Nasya membenamkan kepalanya di atas dada Airil. Suara detakan jantung suaminya itu bisa Nasya rasakan.

Airil membiarkan saja, sampai bajunya terasa basah oleh air mata Nasya.

"Sudah seharusnya kita tidak bersama Sya, aku hanya akan memberikan luka dihatimu." Ucap Airil setelah memindahkan tangan Nasya.

"Diam Mas," sentak Nasya. Membungkam mulut Airil dengan bibirnya.

Seberani itu Nasya melakukannya, melupakan harga dirinya sebagai perempuan yang ingin diajak, bukan memulai lebih dulu."

"Jangan lakukan cara ini sama lelaki lain."

"Aku istri kamu Mas, istri sah kamu! Kamu pikir aku juga melakukan hal seperti ini pada pria lain." Sentak Nasya frustasi, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Okey, aku nggak akan ganggu kamu." Nasya mengalah, menghapus air matanya dengan kasar. Beranjak menuju sofa dan berbaring disana. Beri dia waktu untuk menenangkan diri sejenak.

"Sudah aku bilang hidupmu tidak akan mudah bersamaku," Airil mendengus. Dia pun merasa lelah dengan pernikahan yang belum berumur satu bulan ini.

Melihat itu Nefa menerobos masuk, mendekati kakak iparnya yang menangis tersendu-sendu.

"Kakak istirahat, ucapan Bang Airil jangan didengerin." Katanya menyelimuti Nasya yang meringkuk di sofa.

Nefa bahkan bisa merasakan sesakit apa berada di posisi Nasya yang tidak dianggap.

"Abang minum obatnya," Arraz membantu Airil minum obat. Pria itu bahkan tidak berkedip menatap istrinya yang menangis di sofa.

"Arraz tahu Abang peduli sama Kak Na. Abang hanya takut menyusahkan dan tidak bisa menjaganya."

"Melepasnya lebih baik bagiku, Arraz. Biar tidak ada luka yang berkepanjangan," gumam Airil pelan.

1
Rumini Parto Sentono
Luar biasa
e fr
seruu.. romantis..lucu.. konflik tdk terlalu berat.. jd gak cape mikir😂
Kiki
Lumayan
Rswt Slv
Biasa
Nani Suryani
ah ga oernah sijawab
Linda Wati
next
Tiwik
Luar biasa
Nani Suryani
ceritaa ttg keluarhaa ofion ga ada?
Nani Suryani
novel ttg hubungan nefa dan Arazz apa judulnya?
Nani Suryani
cerita tentang keluarga Orion di bab berapa ya?
Adinda Bramantio
Luar biasa
Nur Solihat
baru mampir setelah baca novel sebelah 🤭
Nani Suryani
kameknya Airiil daro pihak ibjnya siapa namanya.
Nani Suryani: mira, kskeknya erwan
total 1 replies
Arindaa
wkkwkw
sabar ya sa
Arindaa
aduhh abiii
Arindaa
wkwkkw
key diamm
Arindaa
waduhh waduhhh
Arindaa
hohoo
Arindaa
saya
sblm.terkmabat
Arindaa
akankah Nasya dalam bahaya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!