NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupanku

Titik Balik Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Cinta Paksa / Beda Usia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aufklarung

Di sebuah kota yang tampak tenang, Alvin menjalani hidup dengan rutinitas yang seolah-olah sempurna. Seorang pria berusia awal empat puluhan, ia memiliki pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman. Bersama Sarah, istrinya yang telah menemaninya selama 15 tahun, mereka dikaruniai tiga anak: Namun, di balik dinding rumah mereka yang tampak kokoh, tersimpan rahasia yang menghancurkan. Alvin tahu bahwa Chessa bukan darah dagingnya. Sarah, yang pernah menjadi cinta sejatinya, telah berkhianat. Sebagai gantinya, Alvin pun mengubur kesetiaannya dan mulai mencari pelarian di tempat lain. Namun, hidup punya cara sendiri untuk membalikkan keadaan. Sebuah pertemuan tak terduga dengan Meyra, guru TK anak bungsunya, membawa getaran yang belum pernah Alvin rasakan sejak lama. Di balik senyumnya yang lembut, Meyra menyimpan cerita duka. Suaminya, Baim, adalah pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aufklarung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Ruangan rumah sakit tampak tenang. Cahaya mentari sore mengintip lembut dari celah tirai putih, menerangi wajah kecil Cessa yang terlelap di atas ranjangnya. Meyra duduk di sisi ranjang, sesekali membelai rambut lembut putrinya dengan penuh kasih. Alvin berdiri di dekat jendela, diam memperhatikan Romi dan istrinya yang duduk di sofa kecil di sudut ruangan.

Sudah dua hari Cessa dirawat di rumah sakit setelah demam tinggi yang sempat membuat Meyra panik. Romi, ayah biologis Cessa, datang menjenguk bersama istrinya. Ada ketegangan di antara mereka, tapi semua berusaha menyingkirkan ego demi Cessa.

Tiba-tiba, Cessa mengerjapkan matanya perlahan. "Mommy?" panggilnya lirih.

Meyra tersenyum hangat, "Iya, sayang. Mommy di sini."

Cessa mencoba duduk, tetapi Meyra segera membantu menyandarkan tubuh kecilnya. "Cessa lapar?" tanya Meyra sambil menyuapkan sesendok bubur hangat yang sudah disiapkan.

Cessa mengangguk pelan, membuka mulutnya, tetapi tiba-tiba matanya mulai berkaca-kaca. "Mommy... aku mau pulang," ucapnya lirih, suaranya bergetar.

Meyra menghentikan suapan, terkejut. "Cessa, kita pulang kalau kamu sudah sembuh, ya sayang."

Air mata mulai menetes di pipi Cessa. "Cessa gak mau tinggal di tempat om Romi. Mommy... aku mau pulang ke rumah kita," katanya terisak-isak.

Meyra langsung memeluk Cessa erat. "Sudah sayang, jangan nangis ya. Habiskan dulu makanannya supaya cepat sembuh." Meyra berusaha mengalihkan perhatian Cessa dengan lembut.

Namun, tangisan Cessa semakin keras. "Mommy, kenapa mommy gak dengar Cessa? Aku gak mau tinggal sama om Romi."

Meyra melirik ke arah Romi yang diam menatap mereka. Romi terdiam, jelas hatinya berat mendengar ucapan Cessa.

Romi akhirnya mendekat dan duduk di tepi ranjang. "Cessa, nanti kalau kamu sudah sembuh, kamu akan pulang sama mommy, ya. Om janji."

Cessa terisak sambil mengangguk, tapi genggaman tangannya di lengan Meyra tidak berkurang sedikit pun.

Alvin yang sejak tadi menyaksikan, akhirnya memecah keheningan. Ia melangkah mendekat dan menatap Romi dengan penuh arti. "Aku ikhlas kalau Cessa bersama kami, Romi. Sepertinya Cessa memang sulit berpisah dengan Meyra."

Romi mengangguk pelan, suaranya terdengar berat. "Aku sadar, Alvin. Aku sudah menyadari bahwa aku gak mungkin memisahkan Cessa dari kalian. Aku hanya ingin dia tahu aku tetap peduli."

Romi berdiri, dan istrinya mengikuti. "Cessa, jadi anak baik ya," ucap Romi sambil tersenyum, meski ada kesedihan di matanya. "Barang-barang Cessa sudah om letak di sana." Romi menunjuk koper kecil di sudut ruangan.

Cessa hanya mengangguk kecil, matanya tetap tertuju pada Meyra.

Ketika Romi dan istrinya keluar ruangan, Alvin menyusul mereka ke luar. Di koridor, Alvin berkata pelan, "Terima kasih, Romi. Mungkin waktu akan menjawab semuanya. Seiring waktu, Cessa akan mengerti situasi ini. Tolong beri dia waktu. Dia masih terlalu kecil untuk memahami semuanya."

Romi menatap Alvin dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Alvin. Terima kasih sudah menerima Cessa dalam hidup kalian. Aku minta maaf untuk semua yang telah terjadi. Aku tahu aku telah merusak keluargamu dulu."

Alvin menepuk bahu Romi. "Aku sudah belajar berdamai dengan keadaan. Masa lalu tidak bisa diubah, Romi. Yang penting, kita jalani hidup dengan lebih baik ke depan."

Romi mengangguk dan melangkah pergi, meninggalkan rumah sakit dengan perasaan lega meski sedikit pedih.

Alvin kembali masuk ke kamar Cessa. Meyra menatapnya sambil bertanya pelan, "Mereka sudah pulang?"

Alvin mengangguk. "Sudah."

Meyra menghela napas panjang. "Aku sebenarnya kasihan dengan istri Romi. Sepertinya dia sulit menerima masa lalu Romi."

Alvin duduk di kursi dekat ranjang Cessa. "Tidak semua orang bisa menerima kenyataan, sayang. Tapi, begitulah hidup."

Cessa yang sejak tadi diam, tiba-tiba bertanya, "Mommy, aku pulang ke rumah kita kan?"

Meyra tersenyum dan membelai kepala Cessa. "Iya, sayang. Makanya, Cessa harus cepat sembuh."

Wajah Cessa bersinar mendengar jawaban itu. "Obat Cessa mana, Mommy? Cessa mau cepat sembuh."

Meyra tertawa kecil. "Sebentar ya, mommy ambilkan."

Setelah Meyra menyuapkan obat, pintu kamar perlahan terbuka. Seorang dokter masuk dengan senyum hangat. "Halo, cantik! Bagaimana perasaanmu hari ini?"

Cessa tersenyum lebar. "Cessa sudah sehat, Dokter. Cessa mau pulang ke rumah."

Dokter tertawa kecil. "Bagus kalau sudah semangat begitu! Tapi biar dokter periksa dulu, ya."

Setelah pemeriksaan singkat, dokter mengangguk. "Kondisi Cessa sudah membaik. Mungkin besok atau lusa sudah bisa pulang."

Cessa bertepuk tangan pelan. "Yeay! Terima kasih, Dokter."

Dokter tersenyum dan melirik ke arah Meyra dan Alvin. "Cessa adalah anak yang kuat. Saya senang melihat dia ceria seperti ini. Semoga semuanya berjalan lancar."

Meyra mengangguk. "Terima kasih, Dokter."

Setelah dokter pergi, Cessa kembali memeluk Meyra erat. "Mommy, nanti kita pulang ya. Aku gak mau lagi ke rumah om Romi."

Meyra menenangkan Cessa. "Iya, sayang. Kita pulang ke rumah kita."

Malam itu, Cessa tidur dengan tenang di pangkuan Meyra, sementara Alvin duduk di samping mereka, merasa bersyukur atas keluarga kecil yang kini semakin kuat. Masa lalu mungkin meninggalkan luka, tetapi cinta dan pengertian selalu menemukan jalan untuk menyembuhkan.

Meyra sedang asyik mengurus Cessa di rumah ketika tiba-tiba ia teringat bahwa hari ini ia harus menjemput Rheana dan Rey dari sekolah. Meyra segera berkata kepada suaminya, Alvin, yang sedang duduk di ruang tamu.

"Pa, tolong jaga Cessa ya. Mommy mau jemput Rey dan Rheana," ucap Meyra sambil merapikan jaketnya.

Alvin menoleh dan tersenyum kecil. "Papi saja yang jemput mereka. Mommy jaga Cessa aja di rumah. Kasihan kalau dia ditinggal sendirian."

Meyra berpikir sejenak dan akhirnya mengangguk. "Baiklah, Pa. Hati-hati di jalan.

Alvin segera berangkat menuju sekolah Rheana dan Rey. Setibanya di sekolah, Alvin melihat Rheana sudah menunggu di gerbang. Rheana segera menghampiri Alvin dan bertanya, "Mommy kemana, Pi? Kenapa Papi yang jemput?"

Alvin tersenyum sambil menggandeng tangan Rheana. "Mommy lagi jaga Cessa di rumah sakit. Waktu di rumah Om Romi, Cessa demam tinggi, jadi Mommy harus menjaga Cessa."

Rheana tersenyum lega mendengar kabar tersebut. "Oh, jadi Cessa udah balik ya, Pi?"

"Iya, sayang. Cessa sudah kembali dan sekarang sedang beristirahat."

Setelah menjemput Rheana, Alvin menuju ke tempat Rey. Rey masuk ke mobil dan langsung bertanya, "Kenapa bukan Mommy yang jemput kami, Pi?"

Alvin menjelaskan hal yang sama kepada Rey. "Mommy sedang menjaga Cessa yang sakit, Rey."

Rey tampak khawatir. "Pi, kita ke rumah sakit dulu ya. Aku dan Rheana mau lihat Cessa."

Alvin mengangguk. "Baiklah, kita langsung ke sana."

Sesampainya di rumah sakit, Alvin , Rey dan Rheana masuk ke kamar tempat Cessa dirawat. Pintu kamar terbuka perlahan, dan mereka melihat Meyra sedang duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Cessa yang tampak tertidur lelap.

"Mommy!" seru Rheana sambil berlari kecil mendekat. "Cessa gimana, Mom?"

Meyra tersenyum tipis dan membelai rambut Rheana. "Cessa sudah lebih baik, sayang. Dokter bilang dia hanya butuh banyak istirahat dan akan segera pulih."

Rey mendekat ke sisi ranjang dan memperhatikan adiknya yang tidur dengan tenang. "Cessa kelihatan capek ya, Mi," kata Rey dengan suara pelan.

Alvin menepuk bahu Rey dengan lembut. "Iya, Rey. Tapi sekarang kita bersyukur karena Cessa sudah lebih baik."

Meyra memandang anak-anaknya dengan penuh rasa syukur. "Mommy senang kalian datang. Cessa pasti akan senang kalau nanti dia bangun dan lihat kalian di sini."

Rheana tersenyum lebar. "Boleh aku pegang tangan Cessa, Mom?"

"Tentu, sayang. Tapi pelan-pelan ya, jangan sampai membangunkan dia."

Rheana dengan hati-hati meraih tangan kecil Cessa dan menggenggamnya lembut. "Cessa, cepat sembuh ya.

Mata Cessa perlahan terbuka, dan dia melihat kakak-kakaknya. Senyum kecil muncul di wajahnya. "Kak Rheana... Kak Rey..." ucapnya pelan.

"Cessa! Kamu bangun!" seru Rey senang. "Adek kecil kakak akhirnya pulang."

Cessa mengangguk lemah. Meyra dan Alvin saling bertatapan dan tersenyum lega. Keluarga kecil mereka kembali bersama, dan mereka tahu bahwa selama mereka saling mendukung, mereka bisa menghadapi apapun.

---

✨ Halo, Pembaca Setia! ✨

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. Dukungan kalian sangat berarti dan membantu saya untuk terus berkarya!

Jika kalian menikmati cerita ini, ada beberapa cara untuk mendukung saya:

🌟 Beri Komentar & Like – Komentar kalian memberikan semangat dan inspirasi bagi saya untuk terus menulis!

🌟 Tambahkan ke Perpustakaan – Dengan menambahkannya ke perpustakaan, kalian membantu meningkatkan popularitas cerita ini.

🌟 Bagikan ke Teman – Cerita ini akan semakin berkembang jika lebih banyak orang tahu!

🌟 Berikan Hadiah atau Tip – Jika kalian ingin mendukung lebih jauh, hadiah dari kalian akan membantu saya secara langsung dan mendorong saya untuk lebih produktif.

✨ Dukungan sekecil apapun berarti besar dan bisa membantu cerita ini mencapai lebih banyak pembaca. Mari kita lanjutkan perjalanan cerita ini bersama-sama! ✨

Salam Hangat dari saya😘😘

1
Anastasia Silvana
Baik,bisa diikuti alurnya.
Anastasia Silvana
Akhirnya satu persatu menemukan jalannya
Happy Kids
rasain tuh kesepian. salah sendiri diajak jd pasanhan normal saling berbagi gamau. rasain aja tuh. ga perlu sedih sedih
XimeMellado
cerita ini sudah bikin saya merinding dan ingin tahu terus plotnya. Bravo thor!
paulina
Keren banget gambaran tentang Indonesia dalam cerita ini, semoga terus mempromosikan budaya! 🇮🇩
Reana: terima kasih atas dukungannya🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!