Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Part 1

Seorang gadis yang mengenakan jilbab hitam dipadukan dengan blouse putih berlapis blazer warna keki dan rok rempel begitu cantik dan terlihat berwibawa saat mengikuti meeting bersama dewan direksi PT. Aydan Jaya Abadi.

PT. Aydan Jaya Abadi merupakan perusahaan kontraktor terbesar dan terbaik di Indonesia yang sudah dikenal mengerjakan berbagai proyek besar seperti pembangunan mall, hotel berbintang lima dan perumahan-perumahan elite.

Gadis bernama Annasya Atthallah itu kerap disapa Nasya. Dua puluh delapan tahun yang lalu terlahir dari pasangan Adnan Aydan Atthallah dan Attisya.

Meski bukan pemangku Kekuasaan tertinggi di perusahaannya. Namun Nasya memegang peranan penting dalam pemantauan dan pengambilan keputusan perusahaan yang berkaitan dengan keuangan.

"Nona Nasya, bagaimana kalau kita makan siang bareng?" Tawar salah seorang rekan kerjanya usai meeting.

"Astaghfirullah," Nasya bergumam dalam hati.

Harus mencari alasan agar bisa melarikan diri. Ini bukan kali pertamanya ia mendapati ajakan seperti ini. Bahkan ada pria-pria beristri yang terang-terangan mendekatinya.

"Maaf, Kakak saya ada pertemuan keluarga dan sudah ditunggu." Jawab Key yang merupakan adik sepupu Nasya.

Pria berwajah tegas dan dingin itu merupakan Direktur Utama di perusahaan ini.

"Oh, mungkin lain kali." Ujar pria itu tersenyum sungkan.

Nasya tidak menanggapi, mengikuti Key yang berjalan di depannya.

"Uh selamat!!" Nasya berseru ketika berada di lift.

"Semua tidak ada yang gratis ferguso." Pria yang tadi memasang wajah dingin itu tersenyum usil.

"Oh tidak bisa, aku sibuk Key. Tidak ada waktu menjagakan anakmu itu," Nasya berdecak. Tahu persis apa yang akan menjadi bayarannya. Ia harus menjaga keponakannya saat weekend, sementara ayah bundanya sibuk berpacaran.

"Terserah Kakak, tapi aku tidak akan menyelamatkan Kakak lagi dari pria-pria hidung belang itu." Ancam Key yang membuat Nasya bergidik ngeri.

"Makanya nikah!" Seru Key tertawa gelak. Tawa itu seketika hilang kala pintu lift terbuka. Sementara Nasya malas menanggapi, toh tanpa disuruh Key akan selalu melindunginya dari lelaki-lelaki tidak jelas itu.

Seperti yang Key bilang, sudah ada yang menunggunya. Dan ternyata itu benar, Nasya kira hanya sebagai alasan untuk menyelamatkannya.

...🍀🍀🍀 ...

"Kenapa Abi gak tanya Nasya terlebih dahulu sebelum memutuskan? Kenapa Abi langsung menerima lamaran mereka? Katanya Abi gak akan maksa Nasya menikah, tapi ini apa?" Nasya memberondongi sang Abi dengan berbagai pertanyaan setelah tamunya pulang.

Bagaimana dia tidak syok. Pulang dari kantor untuk makan siang bersama malah mendapat ultimatum menikah dengan pria yang telah divonis dokter cacat seumur hidup.

Nasya tidak mempermasalahkan kondisi pria itu. Yang jadi permasalahan karena dirinya tidak diajak berdiskusi dalam mengambil keputusan besar. Dia yang akan menjalani pernikahan ini bukan keluarganya. Gadis itu meluruhkan tubuhnya di sofa dengan kedua tangan menutup wajah.

"Abi rasa tidak ada alasan untuk Nasya bisa menolak lagi. Kita sudah mengenal baik keluarga Airil. Abi ingin melihat putri Abi ini menikah. Kakek juga, Kakek sangat ingin menjadi saksi pernikahan Nasya. Kita tidak tahu sampai kapan umur Kakek." Adnan membujuk putrinya dengan membawa nama sang ayah yang sekarang sakit-sakitan.

"Kasih waktu Nasya untuk menenangkan diri, jangan diganggu." Nasya bangkit dengan kaki yang lemas menuju kamarnya.

"Huuhh!!"

Nasya berteriak untuk melepaskan beban yang menghimpit dadanya. Ingatannya berputar pada peristiwa dua bulan yang lalu.

Decit ban mobil yang bergesekan dengan aspal berbunyi nyaring kala Nasya rem mendadak. Kecelakaan baru saja terjadi, mobil yang berada di depannya oleng dan bergerak ke luar aspal sebelah kanan. Terjatuh di luar jalan yang cukup dalam.

Nasya menarik napas panjang. Jantungnya berdegup kencang, kecelakaan lagi-lagi hampir membuat nyawanya melayang.

Setelah menepikan mobil Nasya keluar dengan kaki lunglai menapaki tanah. Mau tidak mau ia harus melakukan itu. Beberapa mobil ikut berhenti.

“Astaghfirullah.”

Gadis yang memiliki bibir tipis, hidung mancung dengan bola mata cokelat gelap itu berulang kali beristighfar untuk melawan ketakutannya. Dirinya yang takut akan darah sungguh tidak bertenaga jika harus melihat kejadian seperti ini.

“Pak tolong bantu evakuasi,” Nasya menjadi saksi mata atas kejadian kecelakaan tunggal itu.

Usai menghubungi pihak kepolisian dan ambulan Nasya menelpon sang abi minta dijemput pulang. Ia tidak memiliki tenaga lagi untuk menyetir mobil.

Bagian pintu pengemudi tersangkut pada sebuah pohon. Sehingga kesulitan dan memakan waktu lama dalam proses evakuasi. Posisi korban terjepit, mengalami luka robek di mata kanan. Darah dari hidung terus keluar, terdapat luka di leher, perut dan memar pada bagian dada serta di kedua kaki.

“Airil,” pekik Nasya ketika mengenali korban kecelakaan. Aroma darah yang anyir membuatnya semakin lemas dan hilang kesadaran.

"Airil," gumam Nasya menggeleng tidak percaya.

Ia sering dijodoh-jodohkan dengan pria itu. Namun Nasya tidak pernah terbawa perasaan dan menanggapinya. Terserah semua orang berpikir ia cocok dengan siapa.

Tapi untuk pernikahan Nasya sendiri yang menentukan ingin bersanding dengan siapa. Namun semua itu hanya keinginan, karena sang Abi sudah menerima lamaran dari keluarga Airil.

...🍀🍀🍀 ...

“Konyol,” decak pria yang bergerak menggunakan bantuan kursi roda. Sudah dua bulan ia menggunakan alat bantu itu untuk melakukan aktivitas yang serba terbatas.

Airil Ezaz Pradipta, seorang pria berusia dua puluh delapan tahun yang sekarang menjabat sebagai Direktur Utama Emeral Corporation. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Energi dan Infrastruktur, Perhotelan serta Layanan Kesehatan. Kini di diagnosa mengalami paraplegia, kelumpuhan anggota gerak dari panggul ke bawah pasca kecelakaan yang dialaminya.

Pria yang memiliki rahang tegas dan tubuh atletis itu mengusap wajah kasar. Keputusan kedua orang tuanya yang tiba-tiba melamar seorang gadis untuknya itu membuat Airil tidak bisa berpikir jernih.

Banyak wanita yang pernah dicadangkan untuknya. Tapi tidak pernah ada yang Airil terima. Ia masih ingin sendiri, belum ada niatan untuknya menikah di usia sekarang. Meskipun banyak wanita yang menunggu untuk dipinang olehnya saat belum mengalami cacat.

“Aku nggak mau menikah. Papa bisa bayangkan, perempuan itu bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari Airil. Papa tidak memikirkan perasaannya kalau memiliki suami cacat seperti ini.” Tolak Airil dengan tegas sambil memukul-mukul kakinya frustasi.

“Tapi mereka sudah menerima lamaran Papa. Apa salahnya dengan keadaanmu sekarang. Hanya dokter yang memvonismu cacat seumur hidup, tapi Allah bisa saja berkata lain." Jawab Zaky, sang papa dengan santai.

“Perempuan mana yang sekarang Papa beli untuk Airil? Seputus asa itukah Papa ingin melihat Airil menikah sampai memaksakan kehendak!!" Berang pria yang duduk dengan kaki terjuntai kaku.

"Airil, Papa tidak membeli. Papa memintanya baik-baik pada kedua orang tuanya. Dan kamu juga mengenal orangnya." Ghina menenangkan putranya yang tersulut emosi dengan memberikan tepukan di bahu.

"Arraz!!" Teriak Airil memanggil saudara sepupunya. "Antar aku ke apartemen!!" Titahnya.

"Tapi Bang," Arraz belum berani bergerak karena belum mendapatkan izin dari om dan tantenya.

"Biar Nefa yang antar," seorang gadis menggunakan piyama tidur dan hijab instan berjalan terburu-buru menuruni anak tangga.

"Nefa," tegur Zaky pada keponakannya.

Jika Arraz sangat patuh dengan aturan dan selalu mengedepankan restu orang tua. Maka berbeda dengan Nefa yang terkesan pemberontak.

"Maaf Om, dokter bilang Abang gak boleh stres. Nanti kesehatannya memburuk," jawab Nefa. Tidak mendorong kursi roda, karena kursi roda itu sudah menggunakan fitur canggih yang dijalankan dengan beberapa tombol.

"Good," Airil tersenyum bangga pada adik sepupunya.

"Ya salam," Arraz menepuk jidat kasar. "Biar Bang Airil untuk sementara Arraz yang urus," ujarnya berpamitan pada om dan tantenya.

Airil, Arraz dan Nefa. Mereka saudara sepupu yang selalu bersama sejak kecil. Maka tidak heran kalau Nefa begitu peduli pada keadaan abang sepupunya yang tertekan.

Terpopuler

Comments

Nur Solihat

Nur Solihat

baru mampir setelah baca novel sebelah 🤭

2024-05-21

0

Arindaa

Arindaa

ahhh aku baru saja tauu kalau novel Nasya itu sudah ada ..
ternyata ABCD itu anaknya tohh hehee
thanks author

2024-05-10

1

anie

anie

hadiiiiirrrrrr....

2023-06-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!