Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
**Masih REVISI**
Rafael berdiri kaku menatap segerombolan dokter dan perawat masuk ke dalam kamar rawat inap sang oma, tepatnya dia menatap seorang wanita yang sudah sangat lama dia rindukan berada dalam barisan dokter tersebut.
"Permisi." ujar salah seorang dokter, saat memasuki kamar tersebut.
"Aaa.... S-silahkan dok." gagap papa Raka dua juga tidak bisa berkedip melihat sang menantu berada di dalam ruangan tersebut.
Alisa mati matian menahan gugupnya, dia berusaha tenang dan seolah olah tidak terjadi apa apa, dia berusaha bersikap profesional sebagai seorang dokter.
"Ini dok, pasiennya, dan ini rekap medisnya." tutur seorang dokter memberikan rekap medis Oma Prita ketangan Alisa.
"Terimakasih, maaf saya lihat dulu." ucap Alisa tersenyum ramah, dan membaca riwayat penyakit sang oma.
Sementara Rafael, Raffi dan Amora, papa Raka dan Kakek Sean tidak sekalipun melepas pandangannya dari Alisa.
Mereka menatap Alisa penuh kerinduan dan mereka juga bersyukur Alisa hidup baik baik saja di luar sana, terlihat dengan tubuhnya yang sedikit berisi dan wajah lebih dewasa namun semakin menawan, wajah yang berseri, walau memakai gamis dan hijab panjang, sama sekali tidak memudarkan kecantikan Alisa.
Alisa yang di tatap sedang fokus membaca rekam medis oma Prita setelahnya Alisa memerika oma prita dengan teliti.
"Kita lakukan operasinya besok jam 10." terang Alisa.
"Baik dok." ujar dokter pendamping Alisa.
"Tuan, kenalkan ini dokter yang sengaja kami panggil dari kota xx untuk membantu merawat nyonya Prita, dia adalah dokter dari rumah sakit Mulyo." terang dokter Rafly.
"Dia cucu saya dok, cucu yang menghilang 8th silam." ujar opa Sean menatap Alisa penuh kerinduan.
"Haa.....Oalah, kalau begitu silahkan melepas rindu, kami keluar dulu." ucap sang dokter. yang tidak bisa berkata kata lagi, melihat pemandangan penuh arti dari mata mata orang di dalam sana seperti ada yang harus mereka selesaikan, dan dokter Rafly yang cukup peka dengan keadaan lansung mengajak timnya keluar dan meninggalka Alisa di ruang rawat Oma Prita.
"Kemana saja kamu sayang." ujar sang opa berkaca kaca, tangannya terbuka lebar dan Alisa tau itu, sang opa ingin dia memeluk opa Sean, tanpa di suruh dua kali, Alisa lansung memeluk opa Sean.
"Opa, maafkan Alisa." isak Alisa memeluk opa Sean begitu kuat.
"Tidak nak, kamu tidak salah, cucu opa saja yang bodoh, sehingga kami kehilangan kamu." ucap Opa Sean mengusap usap punggung Alisa yang masih terisak di dalam pelukan opa Sean.
"Apa kamu hidup dengan baik di luar sana hmm..." tanya opa Sean menangkup ke dua pipi Alisa dengan tangan keriputnya.
"Seperti yang opa lihat." ucap Alisa melepaskan pelukannya dari sang opa, dan menatap dalam laki laki tua itu dengan tatapan sendu dan juga rasa rindu yang begitu dalam.
Puk....
puk....
"Jahat banget, Pergi ngak bilang bilang sama aku, dan pintar sekali bersembunyi, sehingga kami tidak bisa menemukan mu." kesal Amora memukul pundak Alisa berkali kali dengan wajah sudah basah dengan air mata, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Alisa sang kakak ipar dan sekaligus sahabatnya itu.
"Namanya juga menghilang, klau izin dulu bukan menghilang namanya." kekeh Alisa memeluk Amora dengan sangat erat.
"Gue rindu Sa, rindu banget." gumam Amora lirih dalam pelukan Alisa.
"Sama, aku juga." tutur Alisa.
sret.....
Tanpa basa basi Rafael menarik sang istri dari pelukan sang adik, sungguh dia sudah tidak sabar untuk melepas rindunya dan banyak kata maaf yang ingin dia ucapkan dan ingin memeluk tubuh sang istri yang sudah sangat lama dia rindukan.
"Ehhh... Ehhh... Apa apaan sih, main tarik tarik aja." kesal Amora, namun tidak di hiraukan oleh Rafael dia lebih fokus kepada istri yang dia rindukan itu.
"Kemana saja kamu selama ini sayang, mas mencarimu kemana mana tapi tidak bisa menemukan dirimu, begitu bencinya kau sama mas, sampai sampai bersembunyi dengan sangat baik, kau tidak tau betapa hancur hidup mas setelah kepergian mu, apa kah kau tau betapa berat hidup yang mas jalani selama ini, sakit sayang, sakit." isak Rafael memeluk erat sang istri seolah olah takut kehilangan istrinya itu.
"Mas, lepas." berontak Alisa, namun tidak di hiraukan oleh Rafael, dia terus mendekap tubuh istri cantiknya itu, dia menghirup dalam dalam aroma tubuh istri cantiknya itu.
"Maaf maafkan kebodohan mas saat itu, mas hanya bingung saat itu, mas tidak tau harus bicara apa, karena wanita itu mas kehilangan kamu bertahun tahun lamanya, mas menyesal sayang, tolong jangan pergi lagi, mas sudah tidak sanggup lagi sayang, mas mohon jangan tinggalkan mas lagi." isak Rafael yang tidak sedikitpun mau melepaskan Alisa dari pelukannya.
"Mas, jangan begini, kita sudah bercerai." ujar Alisa, yang Alisa tau dirinya sudah bercerai dari Rafael, jadi tidak pantas rasanya mereka berpelukan seperti ini, nanti akan membuat istri Rafael salah paham, pikir Alisa.
"Kata siapa kita sudah bercerai, kapan mas menceraikan kamu hu..., kamu ini masih istri mas Alisa, dan selamanya akan seperti itu, tidak ada perceraian di antara kita." geram Rafael, sungguh istrinya ini bikin dia gemes setengah mati, bisa bisanya mikir mereka sudah bercerai, tidak tau kah istrinya itu, betapa gilanya dia mencari keberadaan istrinya itu selama ini.
"Lah, aku ngak mau di poligami loh mas, aku ngak mau punya madu, pokoknya ceraikan aku, aku ngak sudi di madu." dengus Alisa, mana mungkin suaminya itu belun menikah, secara calon istrinya sudah kembali, tidak mungkin Rafael akan menyia nyiakan kesempatan itu bersama Anita, apa lagi dirinya pun sudah menandatangani surat permohonan cerai saat itu.
Tuk...
"Sembarangan klau ngomong, siapa yang akan memberi kamu madu, pikirannya itu terlalu jauh, hanya kamu satu satunya istri mas, tidak perduli mas harus menunggu kamu lebih lama lagi." omel Rafael kesal mendengar ocehan istri cantiknya itu.
"Iiiss.... Baru bertemu sudah main kdrt." sungut Alisa mengusap usap dahinya yang memerah ulah sentilan Rafael.
"Maaf maaf sayang, lagian kamu bikin mas kesal saja, baru juga ketemu malah bahas bahas cerai lah, madu lah." kesal Rafael sambil mengusap usap dahi sang istri yang memerah dan ada rasa bersalah juga Rafael melihat dahi sang istri memerah seperti itu.
"Lah, kan cinta sejati mas sudah kembali, aku ini apa lah apa lah." oceh Alisa.
"Haii.... Bisa ngak, ngak usah bahas orang lain saat ini, banyak hal yang mau mas tanyakan sama kamu, jadi tolong bahas orang lain dulu." mohon Rafael menatap Alisa dengan sendu.
"Dih, apa lah, aku ke sini mau merawat oma ya, bukan mengurus yang lain." sewot Alisa.
"Ok ok, sekarang mas kasih waktu kamu mengurus oma, tapi... Setelah itu baru mengurus urusan kita, ohh... Iya, kamu tinggal dimana, pindah ke rumah ayah sama ibu saja, mas juga tinggal di sana semenjak kamu pergi." cerocos Rafael.
"Tidak usah tau, dimana aku tinggal, itu bukan urusan mas." ketus Alisa.
"Semua tentang mu adalah urusan mas, sayang." sahut Rafael tegas.
"Tidak, itu bukan urusan mas lagi, kita sudah berpisah sangat lama, dan itu tandanya kita sudah bercerai." oceh Alisa.
"Tidak akan ada perceraian di antara kita, sayang. kamu hanya milik mas satu satunya, tidak ada yang boleh memiliki kamu selain mas." geram Rafael, dari tadi istrinya itu terus saja membahas cerai cerai saja, membuat dia kesal.
"Terserah, tapi aku mau cerai." kesal Alisa.
"Dan itu tidak akan pernah terjadi." tegas Rafael.
"Ihh... Egois, bukannya mas sudah ketemu sama kekasih mas, kenapa masih menahan aku sih." kesal Alisa.
"Dia masa lalu mas, dia bukan siapa siapa mas lagi, hanya kamu istri mas satu satunya dan selamanya, tolong mengerti lah, sayang. Dengan cara apa lagi mas meyakin kan kamu hmm..." frustasi Rafael.
Alisa hanya mengangkat bahu acuh, tanpa mau memandang Rafael, jujur saja dia pun sangat merindukan suaminya itu, namun dia harus menjaga gengsinya.
Tok....
Tok....
"Permisi... Boleh kami masuk, soalnya kami sudah terlalu lama berdiri di luar, kaki kami sangat pegal."
"Haaa......"
Bersambung......
Haiii..... Jangan lupa like komen dan vote ya....
Mohon maaf ya mamak masih revisi beberapa bab lagi dan membuat kalian bingung🙏🙏
begitu juga sebaliknya
pantesan diluar nalar 😁
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika