Istri Sang CEO

Dua hari kemudian Aryo datang lagi untuk menemui Louise. Seharusnya Aryo menolak dan tidak menyetujui perjanjian dari Louise sekaligus membatalkan perjanjian yang ia buat demi untuk keselamatan perusahaannya. Tapi ternyata tidak. Karena keserakahannya Aryo bahkan berani mempertaruhkan perusahaan Bintang Media miliknya yang telah ia rintis sejak dua puluh tahun lalu.

Karena terlalu fokus pada surat perjanjian yang ia buat akan di tandatangani oleh Louise, Aryo bahkan tidak membaca dengan teliti surat perjanjian dari Louise.

Hari ini Aryo begitu senang, dia menyambut Elis yang baru pulang dari cafe dengan wajah yang ceria.

"Memangnya ada apa pa ?" tanya Elis yang menyadari kebahagiaan di wajah sang ayah.

"Papa bahagia karena sebentar lagi kau akan menikah." jawab Aryo jujur karena memang itu yang sedang ia rasakan.

Sungguh ia tidak menyangka Elis akan membawa keberuntungan besar dalam hidupnya.

Mendengar itu Elis juga ikut tersenyum meski dalam hatinya tidak bahagia sama sekali dengan pernikahan ini.

Tiga Minggu kemudian.

Kedua orang tua Louise sudah tiba dua hari yang lalu. Felix sudah pun mendapatkan informasi tentang calon menantunya. Bahkan Felix juga tahu tentang perjanjian yang di buat antara Louise dan Aryo.

"Daddy harap kau lebih licik dari bakal papa mertua mu." kata Felix yang membuat Louise tersenyum.

Sungguh Louise tidak menyangka jika reaksi daddynya sedemikian rupa. Ia pikir sang ayah akan marah karena ia mempertaruhkan tiga puluh persen saham Boison Grup milik keluarga mereka.

"Terima kasih, dad." balas Louise karena sang ayah ternyata mendukungnya.

"Bisa kita berangkat sekarang dad ?" tanya Louise pada ayahnya karena sebentar lagi acara pernikahannya akan segera di mulai di sebuah hotel bintang lima salah satu milik keluarga Maxim.

"Astaga. Masih satu jam lagi Louise." kata Felix yang melihat putranya sudah tidak sabar.

Tiga puluh menit kemudian Louise dan keluarganya sudah tiba di tempat acara. Aryo tampak begitu senang dan langsung menyambut mereka. Ada perasaan bangga dan juga sombong karena mulai hari ini status sosialnya meningkat setelah putrinya menikah dengan Louise maka otomatis dia merupakan bagian dari keluarga Maxim.

Acara pernikahan Louise dan Elis dilakukan dalam dua sesi karena banyaknya tamu yang mereka undang jadi tidak bisa di hadirkan dalam satu waktu. Sesi pertama mulai pukul sembilan pagi sampai pukul empat sore dan sesi kedua dilanjutkan pada malam hari sampai pukul sepuluh malam.

Saat ini Louise dan Elis sudah berada di dalam kamar setelah acara pesta pernikahan selesai.

"Kau ingin membersihkan diri dulu atau ..."

"Aku akan mandi duluan." Elis langsung memotong kalimat yang belum selesai Louise ucapkan.

Elis kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya.

Louise mengkerutkan kengingnya melihat itu. Mengapa Elis terburu-buru dan seperti ketakutan. Padahal Louise hanya ingin bertanya Elis atau dia yang ingin membersihkan diri dulu.

Tapi rupanya Elis malah berpikiran lain. Dia menyangka Louise akan mengajaknya untuk langsung melakukan malam pertama karena itu Elis terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi.

Satu jam kemudian Elis baru keluar dari kamar mandi. Dia memang sengaja berlama-lama mengurung diri di sana dan berharap Louise sudah tidur ketika dia keluar.

Perlahan Elis membuka pintu kamar mandi dan mengintai ke sekeliling ruangan kamar hotel untuk mencari keberadaan Louise.

Syukurlah.

Elis akhirnya menghela napas lega setelah mendapati jika Louise benar-benar tidak ada di kamar. Dia segera naik ke tempat tidur dan membungkus diri di dalam selimut ingin segera tidur karena hari memang sudah sangat larut malam. Tidak peduli Louise ada di mana. Terserah pria itu mau melakukan apa pun. Bahkan lebih bagus jika suaminya itu tidak pulang ke kamar malam ini.