Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.
Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.
Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.
Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
Mendengar perkataan Calista, Leonardo terdiam ia tak dapat membela Selene yang wajahnya telah berubah memelas padanya.
“Yang Mulia tolong katakan sesuatu pada permaisuri. A-aku hanya ingin dekat denganmu.”
Calista kemudian berjalan keluar dari istana perjamuan, saat dirinya telah berdiri tepat di ambang pintu, ia kembali menatap kaisar.
“Sekarang saya permisi Yang Mulia, saya tidak bisa ikut di pesta perjamuan kali.”
“Karna apa yang dilakukan Selir sama saja dengan mengusir saya dengan cara halus, dan saya tidak sudi untuk duduk di bekas seorang pel*acur,”
Calista kembali melanjutkan langkahnya keluar dari istana perjamuan, ia tahu pesta ini telah kacau karnanya, tapi ia tak peduli, karna sekarang siapa pun yang menggagunya Calista tidak akan tinggal diam.
Selama perjalanan menuju istana Putih, Calista kembali mengingat dirinya yang dulu. Setiap istana mengadakan pesta, ia selalu berusaha agar semuanya sempurna tanpa cela.
Ia selalu berharap mungkin dengan begitu, Kaisar akan menghargai kerja kerasnya, tapi yang ia dapatkan hannyalah rasa kecewa, Leonardo hanya peduli pada Selene.
...Kilas Balik
...
“Atur semuanya dengan baik, dan gunakan bahan terbaik kalian mengerti!”
“Bersihkan semuanya dengan benar jangan sampai ada debu di ruangan ini.”
“Baik, Yang Mulia.”
Melihat para pelayan mulai sibuk bekerja menuruti perintahnya, Calista kemudian pergi, ia datang menemui seseorang yang membuatkan gaun untuknya.
“Bagaimana Yang Mulia, apa Anda menyukainya. Gaun ini terbuat dengan kain sutra terbaik, juga dengan berlian dan mutiara sebagai penghiasnya.”
“Ya, ini sempurna,” balas Calista dengan senyum mengembang di wajahnya.
“Semoga Leonardo menyukai penampilanku, dan tak marah padaku lagi,” ucap Calista penuh harap, mengingat beberapa hari yang lalu kaisar memberikan surat cerai padanya karna masalah selir.
Pesta perjamuan datangnya kembali Leonardo, semoga menjadi awal yang baru untuk pernikahanku dengannya. Calista.
Pada malam hari, Calista yang telah berdandan sempurna pergi ke istana perjamuan, di sana ia lebih dulu datang dari Leonardo. Wanita itu tak sabar menunggu kedatangan sang suami.
“Kaisar Lezarde, Leonardo Edgar Alaric memasuki ruangan, harap menunduk memberi hormat!” teriak sang penjaga pintu.
Calista pun berdiri dari singgasananya berniat menyambut sang suami, tapi ia hanya bisa membeku di tempat kala melihat Leonardo datang bersama Selene.
Wanita itu terlihat sangat dekat dengan kaisar, ia melingkarkan lengannya di tangan Leonardo dan menatapnya dengan penuh cinta, begitu pula dengan Leonardo ia tersenyum menatap Selene.
Memang benar jika Selene sangat cantik, orang-orang di perjamuan bahkan tersipu akan kecantikannya, mata biru seburu lautan, hidung mancung, rambut pirangnya yang tergerai pajang dan bibir tipisnya membuatnya seperti boneka porselen.
Dada Calista sesak melihat pemandangan di depannya, untuk kedua kalinya ia merasa di khianati.
“Salam pada Yang Mulia Kaisar, Leonardo Edgar Alaric, saya Permaisuri memberi salam pada Anda. “
Leonardo mengangguk, ia begitu saja melewati Calista yang menunduk memberi hormat, dan dengan santainya duduk di singgasana bersama Selene.
Calista dibuat terkejut akan tingkah kaisar, ia ingin marah saat itu juga, tapi dia adalah seorang permaisuri dan di perjamuan ini banyak pasang mata yang melihat. Ia tidak ingin nama kaisar dan kerajaan tercoreng karna sikapnya.
“Yang Mulia, wanita itu belum resmi menjadi selir, dan dia tidak boleh duduk di bangku permaisuri,” tegur Calista
Wajah Selene berubah sendu, ia menatap Kaisar penuh harap. “Calista tidak bolehkah aku di sini? Aku hanya ingin dekat dengan yang menjadi suamiku.”
Calista mengangguk, “Ya, Anda tidak boleh duduk di bangku permaisuri.”
“Sudahlah Calista, kenapa kau meributkannya? Ini hannyalah tempat duduk, kau bisa duduk di tempat lain, biarkan dia bersamaku di sini,” balas Leonardo.
“Benarkah terima kasih yang mulia,” ucap Selene yang langsung memeluk Kaisar.
Dada Calista semakin sakit melihat keduanya, selama pernikahannya bersama Leonardo tak sekalipun ia begitu. Bahkan jika bersama di suatu acara, Leonardo akan menciptakan jarak agar keduanya tak saling bersentuhan.
Calista tak dapat berkata apa pun ia hanya bisa mengalah dan melangkah menuruni anak tangga singgasananya.
Demi martabat keluarga kerajaan Calista, jangan bersikap macam-macam dan tunjukkan keanggunanmu. Calista
Ini demi kaisar, jika dia melihat ketulusanmu dalam mengurus kekaisaran dan cara bersikap yang baik, dia pasti akan mencintaimu, jadi bersabarlah. Calista
...Kilas Balik Selesai
...
Calista tersenyum getir, “Betapa bodohnya aku mengharapkan cinta darinya.”
Wanita itu mempercepat langkahnya menuju istana putih. “Putraku pasti sudah menunggu di kamar.”