" menikahlah nak, ini mungkin tak adil untuk kamu tapi hanya dengan ini kita bisa membalas Budi baik pak Handoyo " ucap bapaknya
" tapi Mel masih sekolah pak, dan Mel juga ga kenal sama anak nya majikan bapak itu, kalau dia jahat sama Mel gimana " ucap Melisa sambil menangis
" maafkan bapak nak, kalau kamu ga mau ya sudah bapak akan bilang pada majikan bapak " kata bapaknya
Melisa melihat raut kecewa di wajah sang ayah, Melisa merasa sangat bersalah, tapi haruskah ia mengorbankan masa muda nya dengan hidup bersama pria yang sama sekali tidak ia kenal?
akan kan Melisa menerima perjodohan itu????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
" mulai besok, setiap berangkat dan pulang kuliah Zayn akan antar jemput kamu Mel " ucap tuan Handoyo
" ga usah tuan, mas Zayn pasti sibuk, Mel bisa kok berangkat dan pulang sendiri " kata Melisa
" ga bisa gitu dong Mel, justru dengan sering ketemu kalian bisa cepat saling kenal " kata tuan Handoyo
" terus itu kamu jangan panggil saya tuan ya, panggil papah dan istri saya mamah sama seperti Zayn " ucap Handoyo
" baik tu.. Eh pah " ucap Melisa
" aduh... Bakal repot nih gue tiap hari " batin Zayn
setelah makan malam dan membicarakan pernikahan anak mereka akhirnya sepakat pernikahan akan di adakan bulan depan
pak Rudi dan Bu Arini pamit pulang duluan sedangkan Melisa sengaja di tahan di rumah tuan Handoyo agar bisa ngobrol lebih lama dengan Zayn
Kini Melisa ada di roftop rumah mewah itu bersama Zayn menikmati suasana malam
Melisa hanya diam karena merasa canggung
" Mel... boleh aku tanya sesuatu? " tanya Zayn
" boleh mas, mau tanya apa? " jawab Melisa
" kenapa sih kamu mau aja di jodohkan ? " tanya Zayn
" aku... Hanya ingin membahagiakan orang tua ku, dan juga ingin membalas Budi baik tuan Handoyo terhadap keluargaku " kata Melisa
" apa kamu yakin bisa bahagia hidup bersamaku tanpa cinta? " tanya Zayn
" aku hanya ingin menjalani pernikahan kita tanpa beban, masalah cinta biarkan saja mengalir dengan sendirinya " kata Melisa
" huuffttt " Zayn menghembuskan nafas berat
" apa mas Zayn keberatan dengan perjodohan ini? " tanya Melisa
" apa mas Zayn punya pacar? " tanya Melisa
" jujur,,, aku memang punya pacar dan aku sangat mencintai nya, tapi papah dan mamah tak merestui hubungan kami " kata Zayn
Hati Melisa menciut
" mas Zayn ga usah khawatir, meskipun kita suami istri aku ga akan menuntut apapun dari mu mas, anggap saja kita teman " kata Melisa
" aku juga masih ingin fokus pada kuliah ku " kata Melisa lagi
" kamu serius? Kamu ga keberatan aku punya pacar? " tanya Zayn
" bukan nya aku mempermainkan pernikahan, tapi aku sadar pernikahan kita terlalu mendadak, dan kita punya dunia masing-masing, jika kamu masih belum bisa meninggalkan duniamu, maka aku akan menunggu sampai kamu benar-benar siap menjadi suami ku yang sesungguhnya " kata Melisa
" berarti kamu tetap berharap aku putusin pacar ku dong? " tanya Zayn
" sebagai seorang istri, sudah pasti aku ingin jadi wanita satu-satunya buat suamiku, tapi aku sadar semua itu butuh proses, dan kamu butuh waktu untuk mengenalku dan untuk meyakinkan hatimu kalau aku layak jadi istri mu, begitupun sebaliknya " kata Melisa
" oke... kalau gitu kita jalani saja, aku pusing memikirkannya " kata Zayn
Melisa tersenyum manis pada calon suaminya itu
" aku yakin suatu saat nanti kamu akan bisa melepaskan kekasihmu dan mencintaiku mas " batin Melisa
" udah malam, aku antar kamu pulang sekarang ya " kata Zayn
Melisa mengangguk
Melisa pamitan kepada calon mertua nya dan pulang dengan di antar Zayn
di mobil mereka banyak diam, dan berperang dengan pemikirannya masing-masing
" sebenarnya kamu cantik Mel, tapi hatiku sudah terlanjur dimiliki Vero " batin Zayn
" apa aku bisa menaklukan hatimu mas? " batin Melisa
Hingga tak terasa mobil Zayn sudah berada di depan rumah pak Rudi
" makasih ya mas " ucap Melisa
" hemm, besok tunggu aku jemput " kata Zayn
" kalau kamu sibuk ga usah jemput juga ga apa-apa mas " ucap Melisa
" ga, aku akan jemput kamu, nanti papah bisa ngomel-ngomel " kata Zayn
" ya sudah aku tunggu " kata Melisa
Lalu turun dari mobil Zayn dan masuk ke rumah nya kemudian mobil Zayn melaju meninggalkan rumah Melisa
Keadaan rumah sudah sepi, sepertinya semua orang sudah tidur, Karena Melisa membawa kunci sendiri jadi ia langsung masuk tanpa membangunkan orang rumah
Melisa langsung membersihkan diri dan berbaring di kasur empuknya hingga terlelap
...
Pagi hari
seperti biasa mereka berkumpul untuk sarapan bersama
" malam pulang jam berapa Mel? " tanya pak Rudi
" jam 11.30 pak " jawab Melisa
" pantas bapak ga dengar, sudah larut " kata pak Rudi
" assalamualaikum " ucap seseorang
" Gas buka pintu sana " suruh ibu nya
" siap Bu " lalu Bagas beranjak
Bagas membuka kan pintu yang ternyata Zayn lah tamu nya
" eh mas Zayn, ayo masuk mas " ajak Bagas
" makasih gas " lalu mereka masuk dan menuju meja makan dimana keluarga Rudi berkumpul
" mas Zayn... Sini, mari duduk, kita sarapan bersama " ucap Rudi
" terimakasih pak " jawab Zayn
lalu ibu Arini memberi kode kepada Melisa agar menyiapkan sarapan untuk Zayn
mengerti apa yang di kode ibu nya Melisa langsung menyiapkan piring dan isinya untuk Zayn
" silahkan mas " ucap Melisa
" makasih " jawab Zayn
" ini kok jadi saya numpang sarapan disini ya " ujar Zayn
" ga apa-apa mas Zayn, kita kan akan jadi keluarga jadi ga masalah kalau mas Zayn sering kesini " kata pak Rudi
" iya pak " kaya Zayn tersenyum
Melisa merasa gugup tiap kali melihat senyum Zayn
Mereka sarapan bersama setelah itu Melisa berpamitan kepada kedua orang tua nya,lalu pergi ke kampus bersama Zayn
Zayn berpakaian lengkap kantoran , aku akan berusaha membuat mu menyukai ku dan mencintaiku mas " batin Melisa
" Mel... Kenapa kamu mau jadi dokter? Kenapa ga ambil kuliah bisnis aja biar kerja kantoran, kan lebih santai kerja nya " tanya Zayn
" aku seneng aja bisa nolong orang " kata Melisa
" emang kamu ga ngerti liat luka, darah, belom lagi kalau ada orang yang meregang nyawa di depan muka kamu " tanya Zayn
" mas Zayn ini gimana, sebagai calon tenaga medis aku udah siapin mental dan fisik aku buat hal-hal seperti itu, sebelum ambil kedokteran aku udah fikirkan matang-matang soal hal itu " jawab Melisa
Zayn mengangguk " hebat ya kamu... Aku yang cowok aja ngeri liat yang begituan, apalagi liat orang berdarah-darah " ucap Zayn
" makanya kamu jadi pengusaha ga jadi dokter kan " ucap Melisa
" hehe... Iya ya " Zayn tersenyum
" oh iya Mel, mamah ngajak kita buat cek gedung dan tester makanan untuk resepsi, kira-kira kamu sempat nya kapan? " tanya Zayn
" besok pulang kuliah aja mas, kebetulan besok mata kuliah ku cuma sampai jam 1 " kata Melisa
" oke kalau gitu aku bilang mamah " ucap Zayn
" mas... Apa pacar mas ga marah kalau tau mas Zayn mau menikahi ku? " tanya Melisa
" entah lah, sejauh ini dia belum tau kalau aku kan menikah " kata Zayn
" kenapa orang tua kamu ga merestui kalian? " tanya Melisa
" papah dan mamah ga suka sama profesi nya " kata Zayn
" ohh.. " ucap Melisa