RATU YANG TERBUANG

RATU YANG TERBUANG

Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?

“Karna kau adalah penghalang dari semua rencanaku!” Sambil mendorong sang permaisuri

Karna dorongan kencang dari selir kesayangan kaisar, permaisuri yang mengenakan pakaian berat itu kehilangan keseimbangan. Di saat sang permaisuri hampir terjatuh ke kolam di belakangnya, ia melihat sang kaisar datang.

“Leon....!”

Panggilan yang begitu mengiba dari seorang permaisuri di detik-detik terakhirnya, panggilan yang begitu berharap bahwa orang itu akan menolongnya. Tapi hanya tatapan sinis yang ia lihat sampai akhir.

Abella pun jatuh ke kolam yang dalam, ia yang melihat reaksi sang kaisar yang hanya diam, bahkan saat ia memanggil namanya, merasa hancur bersamaan dengan air yang masuk lewat indra pernapasannya.

Ya, dialah Calista Abriella, adalah seorang permaisuri kekaisaran Lezarde, sosok yang dikenal kejam dan gila harta, yang tak segan-segan menyiksa para pelayan dan rakyatnya.

Karna sifat kejamnya, banyak orang yang membenci dirinya termasuk sang kaisar, suaminya sendiri. Tak peduli seberapa Abriella mencintainya, Leon hanya akan memandang sebelah mata.

Bahkan walaupun usia pernikahan mereka telah berjalan lebih dari 10 tahun lamanya, kaisar tetap tak pernah menganggapnya.

“Kenapa?”

“Bahkan di saat aku sangat mengharapkan bantuanmu, kau hanya diam.”

“Apa yang salah dengan cintaku, apa salah jika aku mencintaimu?”

“Leon kenapa? Kenapa kau membuatku sakit terus-menerus?”

“Apakah cintaku hal yang tabu? Aku terus berjuang untukmu.”

“Apakah ini balasannya?”

Karna ketidakmampuannya berenang ditambah dengan gaun berat yang ia kenakan membuat Abella semakin jatuh ke dasar kolam.

“Benar Leon, aku tidak akan mencintaimu lagi!”

“Aku akan membuangnya, aku akan membencimu!”

“Aku telah memutuskan aku tak akan mencintaimu lagi!”

Bersamaan dengan sesak di dadanya, pandangan Abella menggelap dan ia kehilangan kesadarannya.

...****************...

6 bulan kemudian...

‘Traap...!’

Abriella terbangun, ia melihat ke sekitar, dan mendapati dirinya berada di kamar miliknya. Para pelayan yang berada di ruangannya itu pun terkejut, ada ekspresi senang yang terlukis di wajah mereka.

“Permaisuri Anda sudah sadar!”

“Syukurlah, permaisuri sudah sadar!”

Para pelayan itu pun segera memberi tahu kabar tersebut pada pengawal yang berjaga di depan pintu. Lalu kembali ke dekat sang permaisuri setelahnya.

“Alie, Daisy, Elysia.” Panggil Abella

“Ya, Yang Mulia. Kami berdiri di sini sesuai perintahmu,” Jawab Alie

“Bisakah kalian menceritakan padaku apa yang ... terjadi?” Sambil menyandarkan tubuhnya.

Ketiga wanita itu pun saling menatap satu sama lain, bingung bagaimana cara menjelaskan semuanya pada sang Permaisuri

“Yang Mulia, ada baiknya jika Anda beristirahat, pentingkan kesehatan Anda lebih dulu,” ucap Daisy kemudian.

“Bagaimana aku bisa beristirahat dengan tenang, Daisy? Jika aku sendiri tak tahu dengan apa yang terjadi di sekitarku.”

Ketiganya tak bisa membalas perkataan sang permaisuri, dengan berat hati Elysa menceritakan segalanya yang terjadi.

“Yang Mulia, sejak peristiwa jatuhnya Anda ke kolam, Anda tak sadarkan diri selama enam bulan ini. Pangeran mahkota yang sangat menghawatirkan Anda banyak membawa Tabib berbakat kemari.”

“Elysa, lalu siapa yang membawaku kemari? Maksudku siapa yang menyelamatkanku?”

Dengan ragu-ragu Elysa menjawab, “P-para pengawal, Yang Mulia.”

Mendengar jawaban Elysa, semakin perih rasa di dadanya. Apa begitu menjijikkankah ia di mata kaisar, sehingga untuk menolongnya pun hanya memerintahkan para pengawal.

“Tapi apakah kaisar pernah menjengukku kemari Elysa?”

Elysa kembali menatap kedua pelayan di belakangnya, ia bingung harus menjawab apa pada Tuannya, ia kemudian menunduk, dengan suara pelan mengatakan kebenarannya.

“S-sayangnya tidak, Yang Mulia.”

Abella kembali terdiam, “Lalu adakah orang yang menjengukku kemari Elysa?”

“Tuan Duke Kedrick dan Pangeran Mahkota selalu menjenguk Anda kemari, Yang Mulia.”

“Ayahku menjenguk kemari?”

“Ya, Yang Mulia, beberapa hari sekali Tuan Duke datang kemari, begitu juga dengan Pangeran Mahkota.”

Mendengar itu, tampak guratan senyum di wajah pucat Abella, “Setidaknya masih ada orang yang menghawatirkanku.”

‘Braak...!’

Pintu terbuka nyaring, menampilkan sosok anak laki-laki yang terlihat kelelahan dengan nafas tersengal.

“I-ibu, maaf mengejutkanmu.” Dengan lengkah tergesa menghampiri Abella.

Dialah, Theodore Edgar Alaric, putra Abella dari hasil pernikahannya dengan sang Kaisar. Sama seperti takhta yang akan menjadi miliknya nanti, Theodore juga mewarisi mata merah darah dan rambut hitam legam sang Ayah.

Anak itu lalu duduk di bangku yang berdekatan dengan ranjang Abella. Ia memegang lengan sang ibu dan menciumnya beberapa kali, bukti bahwa ia begitu senang sang ibu telah sadar.

“Ibu bagaimana keadaanmu, kau baik-baik saja kan, tidak ada yang sakit Kan?”

“Tidak Theo ibu baik-baik saja.”

“Aku sangat senang ibu sudah sadar, saat mendengar kabar tadi aku langsung kemari menemui ibu.”

Melihat putranya yang begitu menghawatirkan keadaannya, Abella kembali mengingat perlakuannya selama ini terhadap Theodore.

‘Karna peraturan istana, ibu menjaga jarak dan mengacuhkanmu, ibu tak pernah menghawatirkanmu, ibu selalu berharap kau tak pernah lahir, ibu selalu iri akan kehidupanmu yang begitu disayangi ayahmu.'

‘Apakah pantas aku di sebut sebagai ibu? Sedang dulu ibu pernah meracunimu hanya untuk mendapatkan perhatian Ayahmu, Theo.'

‘Kenapa baru sekarang aku baru menyadari jika kau adalah hadiah yang dikirim Tuhan untukku, kau anugerah bagiku dan kau terlahir sebagai putraku.'

Tanpa sadar buliran air keluar dari kelopak mata Abella, betapa bodohnya ia menyia-nyiakan putranya sendiri, bahkan setelah apa yang dilakukannya, putranya masih setia menunggu dan begitu menyayanginya.

“Ibu, kenapa menangis? Apakah aku menyakiti hatimu, Bu?” tanya Theodore sambil memegang erat lengan Abella.

“Tidak, Nak, kau tidak melakukan apa pun. Kau tak salah, mata ibu hanya berair.”

Untuk beberapa saat Theodore masih duduk di tempatnya menunggu Abella, melihat sang ibu tertidur ia pun pergi dari ruangan dan meminta pelayan setia Abella untuk menjaganya.

“Tidur yang nyenyak, ya, Bu. Theo akan kembali lagi nanti”

Sepeninggal Theodore, ruangan kembali sunyi. Cukup berbeda dengan yang terjadi di luar, orang-orang istana yang mendengar kabar Abella telah sadar, tampak tak senang akan hal itu. Karna bagi mereka, cepat atau lambat istana yang tenang itu akan dihiasi dengan teriakan dan kekejaman dari sang permaisuri lagi.

“Lapor, Yang Mulia. Saya mendapat kabar jika Permaisuri telah siuman!” ucap sang Kesatria sambil memberi hormat.

Sang kaisar yang sibuk dengan banyak tumpukan kertas di mejanya mendongak. Ia menatap Sir Harold, seolah meminta penjelasan lebih akan laporannya.

“Ya, Yang Mulia, saya mendapatkan kabar ini dari pelayan pribadi Permaisuri langsung.”

“Baiklah, kau boleh pergi Sir Harold, kembalilah ke pekerjaanmu.”

“Baik, Yang Mulia.”

William Edmund, sang sekretaris pribadi Kaisar, yang sejak tadi berdiri di samping Kaisar itu pun bertanya, “Yang Mulia, Apakah Anda ingin pergi menjenguk permaisuri? Jika iya, maka saya akan—“

“Tidak perlu Wil, setelah beberapa hari ke depan, dia pasti akan datang kemari dengan sendirinya.”

“Aku tahu betul apa yang akan ia lakukan setelah siuman, membawa teh dan menyapa ‘selamat pagi' kemari. Kita akan melihat itu lagi nanti.” jelas sang Kaisar pada Asisten pribadinya.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-11-02

0

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

mmpir thor
smoga crita nya bgus, sdikit typo nggak d gntung crita nya trus smpai tamat 😁😁😁

2024-10-07

0

lily

lily

pd sekali anda😒*menatap sinis

2024-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2 Bab 2 - Duke Kedrick
3 Bab 3 - Kilas Balik
4 Bab 4 - Pesta Perjamuan
5 Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6 Bab 6 - Pertengkaran
7 Bab 7 - Bertemu Kaisar
8 Bab 8 - Sahabat Leonardo
9 Bab 9 - Kemarahan Calista
10 Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11 Bab 11 - Membuat Pai
12 Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13 Bab 13 - Surat Perceraian
14 Bab 14 - Belajar Memanah
15 Bab 15 - Festival
16 Bab 16 - Daerah Lizel
17 Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18 Bab 18 - Kebencian Leonardo
19 Bab 19 - Masa Lalu Calista
20 Bab 20 - Membunuh permaisuri
21 Bab 21 - Luka tusuk
22 Bab 22 - Hanya Mahkota
23 Bab 23 - Dia akan pergi
24 Bab 24 - Sakit
25 Bab 25 - Mengambil Alih
26 Bab 25 - Mengambil Alih
27 Bab 26 - Cemburu
28 Bab 27 - Mengambil Alih 2
29 Bab 28 - Freya
30 Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31 Bab 30 - Kapan kau sadar?
32 Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33 Bab 32 - Perburuan
34 Bab 33 - Pergi
35 Bab 34 - Surat Perceraian 2
36 Bab 35 - Kabar Kematian
37 Bab 36 - Kabar kematian 2
38 Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39 Bab 38 - Aaron dan Freya
40 Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41 40 - Mengikuti Jejak
42 Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43 Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44 Bab 43 - Masa Lalu Selene
45 Bab 44 - Mulai Bangkit
46 Bab 45 - Tahun berlalu
47 Bab 46 - Apa kau menyesal?
48 Bab 47 - Ayah Mertua
49 Bab 48 - Trodeim
50 Bab 49 - Kau Masih Hidup
51 Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52 Bab 51 - Pengakuan Selene
53 Bab 52 - Maaf Permaisuri
54 Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55 Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56 Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57 Bab 56 - Trishan Menentang
58 Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59 Bab 58 - Bertemu Calista
60 Bab 59 - Tamparan Calista
61 Bab 60 - Maaf Freya
62 Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63 Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64 Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65 Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66 Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67 Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68 Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69 Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70 Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71 Bab 70 - Aku akan pergi
72 Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73 Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74 Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75 Bab 74 - Pelarian Freya
76 Bab 75 - Desa Tibelia
77 Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78 Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79 Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80 Bab 79 - Akan membalas dendam
81 Bab 80 - Maaf Freya 2
82 Bab 81 - Kematian Kedrick
83 Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84 Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85 Bab 84 - Anastasia
86 Bab 85 - Rencana Perceraian
87 Bab 86 - Serangan Elena
88 Bab 87 - Ratu (Tamat)
89 Bab 88 - Extra Bab
90 Novel Baru Kleo
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2
Bab 2 - Duke Kedrick
3
Bab 3 - Kilas Balik
4
Bab 4 - Pesta Perjamuan
5
Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6
Bab 6 - Pertengkaran
7
Bab 7 - Bertemu Kaisar
8
Bab 8 - Sahabat Leonardo
9
Bab 9 - Kemarahan Calista
10
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11
Bab 11 - Membuat Pai
12
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13
Bab 13 - Surat Perceraian
14
Bab 14 - Belajar Memanah
15
Bab 15 - Festival
16
Bab 16 - Daerah Lizel
17
Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18
Bab 18 - Kebencian Leonardo
19
Bab 19 - Masa Lalu Calista
20
Bab 20 - Membunuh permaisuri
21
Bab 21 - Luka tusuk
22
Bab 22 - Hanya Mahkota
23
Bab 23 - Dia akan pergi
24
Bab 24 - Sakit
25
Bab 25 - Mengambil Alih
26
Bab 25 - Mengambil Alih
27
Bab 26 - Cemburu
28
Bab 27 - Mengambil Alih 2
29
Bab 28 - Freya
30
Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31
Bab 30 - Kapan kau sadar?
32
Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33
Bab 32 - Perburuan
34
Bab 33 - Pergi
35
Bab 34 - Surat Perceraian 2
36
Bab 35 - Kabar Kematian
37
Bab 36 - Kabar kematian 2
38
Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39
Bab 38 - Aaron dan Freya
40
Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41
40 - Mengikuti Jejak
42
Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43
Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44
Bab 43 - Masa Lalu Selene
45
Bab 44 - Mulai Bangkit
46
Bab 45 - Tahun berlalu
47
Bab 46 - Apa kau menyesal?
48
Bab 47 - Ayah Mertua
49
Bab 48 - Trodeim
50
Bab 49 - Kau Masih Hidup
51
Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52
Bab 51 - Pengakuan Selene
53
Bab 52 - Maaf Permaisuri
54
Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55
Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56
Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57
Bab 56 - Trishan Menentang
58
Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59
Bab 58 - Bertemu Calista
60
Bab 59 - Tamparan Calista
61
Bab 60 - Maaf Freya
62
Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63
Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64
Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65
Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66
Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67
Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68
Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69
Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70
Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71
Bab 70 - Aku akan pergi
72
Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73
Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74
Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75
Bab 74 - Pelarian Freya
76
Bab 75 - Desa Tibelia
77
Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78
Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79
Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80
Bab 79 - Akan membalas dendam
81
Bab 80 - Maaf Freya 2
82
Bab 81 - Kematian Kedrick
83
Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84
Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85
Bab 84 - Anastasia
86
Bab 85 - Rencana Perceraian
87
Bab 86 - Serangan Elena
88
Bab 87 - Ratu (Tamat)
89
Bab 88 - Extra Bab
90
Novel Baru Kleo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!