NovelToon NovelToon
Si Cupu Milik CEO Tampan

Si Cupu Milik CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.

Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.

Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.

Pria itu kini berdiri tepat di depannya.

“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.

Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.

“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.

Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep: 4

“Alika?”

Alika melihat wanita yang baru saja turun dari lantai dua itu.

“Siapa pria yang di mobil itu?” Tanya Yuni penuh selidik. Ternyata tadi dia melihat Alika dan Brian dari lantai dua.

“Dia adik iparku kak ma.” Jawab Alika.

“Adik iparmu? Tapi kelihatannya kalian cukup mesra.” Ujar Yuni.

Plak!!!

Sebuah tamparan yang keras dilayangkan Yuni di pipi Alika membuat kacamatanya terlempar jatuh ke lantai.

“Tidak tahu malu! Jangan karena suami cacat kamu jadi menggoda adik iparmu! Apa kamu ingin mempermalukan keluarga kita!” Amuk Yuni.

Alika memejamkan matanya, memegangi pipinya yang terasa kebas akibat tamparan hebat Yuni.

Alika sudah biasa, bahkan terkadang tamparan yang mendarat di pipinya sudah tak berasa lagi. Hanya saja, luka di hatinya yang semakin bertambah.

“Ada apa sih ma ribut-ribut?” Suara lembut Helen terdengar membuat Yuni menoleh ke belakang lalu tersenyum menyambut Helen yang turun dari lantai dua.

Sungguh ekspresi berbeda yang dia tunjukkan saat melihat Alika. Entah kenapa, hati Alika masih saja terasa sangat sakit melihat itu, hatinya seperti teriris belati tajam. Padahal, dia sudah sering menerima perlakuan berbeda itu. Bukankah, seharusnya dia sudah terbiasa?

“Sayang kamu sudah enakkan badannya?” Tanya Yuni lembut penuh kasih sayang.

“Aku sudah merasa jauh lebih enakkan badannya ma.” Jawab Helen.

“Lika kapan kamu sampai? Maaf ya, kakak tidak enak badan, tadi ketiduran jadi tidak tau kamu datang.”

Alika tidak menjawab, atau menyapa Helen, dia tahu jika Helen pasti sudah tahu apa yang terjadi.

“Oiya, kakak juga mau minta maaf, karena kamu yang harus menggantikan kakak menikah dengan Daniel.” Ucap Helen

memasang wajah menyesal yang Alika tahu jika itu hanya pura-pura.

“Kamu tidak perlu meminta maaf sayang, Alika sebagai adik memang sudah seharusnya melakukan itu, dia memang seharusnya berkorban untuk kamu kakaknya.” Kata Yuni.

Lagi-lagi ibunya membela, dan membenarkan kakaknya. Awal mula ibunya menyuruh Alika untuk menikah dengan Daniel adalah karena permintaan kakaknya . Helen yang merengek tak mau menikah dengan Daniel, lalu meminta pada ibunya untuk menjadikan Alika sebagai penggantinya.Hati anak mana yang tidak terluka dan kecewa saat orang tuanya memberikan kasi sayang yang berbeda. Hati anak mana yang tidak sakit saat orang tua pilih kasih.

“Tapi Alika kamu harus pintar menjaga diri, meskipun suamimu itu cacat, kamu tidak seharusnya menggoda adik iparmu. Maaf tadi kakak sempat dengar waktu turun tadi.” Tambah Helen dengan mimik wajah peduli. Wajah yang begitu menyebalkan di mata Alika.

Alika menarik senyum dari sudut bibirnya, jika ada hari di mana Helen terlihat menjijikkan, hari itu adalah saat ini. Helen membuat Alika merasa mual.

Helen selalu menjadi besar kepala karena selalu di bela oleh Yuni. Dari kecil, selalu seperti ini. Terkadang, Alika merasa jika dia bukan anak kandung Yuni, karena perlakuan Yuni yang begitu berbeda saat memperlakukan dia dan Helen.

Alika menundukkan kepala, menghela nafas panjang, mencoba kembali menenangkan dirinya.

“Aku datang untuk mengambil barang keperluanku ma. Aku akan naik.” Kata Alika lalu naik ke lantai dua tak menggubris Helen sedikit pun.

Dia tidak mau melanjutkan sandiwara yang di mainkan Helen dan ibunya. Karena di dalam sandiwara itu, dia hanya menjadi pemeran yang tidak di hargai.

Dulu, Alika selalu  berharap Yuni, ibunya, bisa baik terhadapnya, tapi setelah dia dipaksa menggantikan Helen untuk menikah dan masuk ke dalam Keluarga Admanegara,  Alika sudah tidak berharap lagi.

“Alika di mana sopan santun mu pada kakakmu?!” Kejar Yuni saat Alika masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil pakaian dan keperluannya yang lain.

“Alika! Apa kamu dengar mama!” Teriak Yuni menarik lengan Alika.

“Alika!” Teriak.

“Iya ma, aku dengar.” Jawab Alika.

“Apa kamu berani kurang ajar karena sudah menikah!” Tatap Yuni menghentikan Alika dari kesibukannya mengambil baju-bajunya yang ada di lemari.

“tidak ma.” Jawab Alika.

“Kamu dengarkan apa yang di katakan kakakmu tadi? Sekalipun suamimu itu cacat kamu tidak boleh menggoda adik iparmu. Mengerti Alika?!”

“Aku tidak menggoda adik iparku ma. Dia hanya sekedar mengantarku saja. tidak lebih dari itu.”

“Ingat Alika. Kalau sampai kamu berbuat sesuatu yang membuat malu keluarga kita, mama tidak memaafkan kamu!” Ancam Yuni lalu pergi.

Alika terduduk lemas di atas kasurnya. Hatinya menciut,  ternyata dia memang tidak ada artinya di keluarga ini. Saat pulang ke rumah, bukan pelukan hangat yang di dapatnya, melainkan suatu tuntutan untuk tidak mempermalukan keluarga.

Alika memandang sekeliling kamarnya, lalu tersenyum kecut. Kamar sederhana yang di tempatinya tidur selama 21 tahun ini akan dia tinggalkan.

Di luar rumah, Brian masih berdiri menunggu Alika dengan sabar sambil menghidupkan sebatang rokok yang dia selipkan di bibirnya.

"Tuan, apa kamu adik Daniel Admanegara?” Tanya Helen yang menghampiri Brian.

Brian hanya mengangguk pelan dengan sikap acuh tak acuhnya.

Berbeda dengan Helen yang terpesona dengan ketampanan Brian. Brian adalah tipe ideal bagi Helen. Tubuh menggoda, tinggi 185cm dan wajah yang begitu tampan.

Helen tidak tahu jika Daniel memiliki adik yang begitu tampan, jika saja calon suaminya itu adalah adik Daniel, dia pasti akan dengan senang hati menikah.

“Kamu siapa?”

“Aku Helen, kakaknya Alika.” Helen mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

“Kakak Alika?”

Alika memiliki kulit gelap yang eksotis, sementara Helen, dia memiliki kulit putih yang mulus. Perbedaan besarnya yang paling kentara adalah wajah keduanya. Alika memiliki wajah kusam berjerawat sementara Helen, kulit tubuh dan wajahnya sangat terawat.

“Iya aku kakaknya Alika, apa kamu tidak percaya?” Tanya Helen.

“Dia adik kandungku. Memang banyak perbedaan antara aku dan Alika.” Jelas Helen dengan suara yang begitu lembut.

“Saudara kandung.” Gumam Brian.

Brian tidak pernah tahu jika ternyata Alika mempunyai kakak perempuan. Bukankah Alika adalah anak sulung keluarga Nugroho? Ada sesuatu yang tidak Brian ketahui terjadi. Dan, dia harus cari tahu tentang itu.

“Kenapa? Kamu tidak percaya?” Tanya Helen yang melihat Brian mengerutkan dahinya.

“Kalian berdua terlihat tidak mirip.” Kata Brian.

“Itu karna Alika, dia memang sudah seperti itu dari kecil.” Jawab Helen dengan senyum yang membanggakan dirinya karna lebih segala-galanya di banding Alika, adiknya.

“Di mana Alika?” Tanya Brian.

“Dia... Dia pasti masih membereskan barang-barangnya, bagaimana kalau kamu masuk ke dalam dulu.” Helen tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati setampan Brian.

Belum sempat Brian menjawab, Alika keluar rumah dengan menarik koper kecil miliknya menghampiri Helen dan Brian.

“Ayo pergi.” Kata Alika tanpa melirik Helen.

“Hanya ini saja?” Tanya Brian.

“Katakan pada mama aku pulang ke rumah Daniel.” Ujar Alika. Saat keluar tadi dia memang tidak pamit pada Yuni, karena Alika tahu jika Yuni saat ini sedang marah padanya.

“Nanti kakak sampaikan, kamu baik-baik di sana ya.” Kata Helen dengan lembut lalu mencium pipi Alika dengan manis. Sikap baik yang ingin fia tunjukkan pada Brian.

Dan, Alika tahu, jika Helen sedang mengincar adik iparnya itu.

1
Anisah Abdullah
up yang banyak l thor
Nanda
up terus kak
Hamsir Subair
lanjut thor.
Akun Baru1996
Lanjut thor, upnya jangan lama2 dong
Boss Kaa
Bagus... lanjut thor
Mikailz Srika
Love banget kak bangettttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!