Karena jebakan yang dilakukan oleh kakak tirinya, Pagi itu Anggun mendapati dirinya berada di dalam selimut yang sama di atas tempat tidur bersama dengan seorang CEO yang dia tahu berwatak kejam dan bengis.
Satu bulan kemudian Anggun mengetahui dirinya sedang hamil. Karena tidak ingin hidup dia dan juga Papanya berada dalam bahaya, Anggun memilih untuk pergi ke luar negeri. Dan di sanalah Anggun melahirkan seorang anak yang genius.
Tetapi Anggun memilih menyembunyikan identitas putranya, karena tidak ingin CEO yang kejam itu mengetahui keberadaannya yang mungkin akan berbahaya bagi nasib dia dan putranya
Enam tahun kemudian dia bertemu kembali dengan pria itu, yang ternyata juga mencarinya selama ini.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, Apakah keduanya bisa bersatu dan hidup dengan bahagia?
Ikuti kelanjutannya dalam ; CEO itu AYAH ANAKKU
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Kita berangkat sekarang?" Tuan Diwangga menyodorkan siku tangan kirinya agar Anggun menggandengnya.
"Dengan senang hati, Tuan!" jawab Anggun lalu dengan manja nya menggelayut di tangan ayahnya. Mereka berdua tertawa bahagia.
"Papa, bagaimana jika di perusahaan nanti para karyawan papa itu menganggap Anggun yang cantik jelita ini adalah sugar baby nya papa?" Anggun bertanya tapi kemudian menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangannya. Entah kenapa Anggun jadi merasa geli. Ada yang menggelitik hatinya. Ada rasa bahagia. Rasa yang bertahun lalu hilang kini kembali. Papanya tercinta kini telah kembali padanya.
Tuan Diwangga menghentikan langkahnya kemudian menatap putrinya.
"Yang benar saja? Apa mata mereka itu buta? Sampai sampai tidak bisa melihat kemiripan wajah kita?" sahut Tuan Diwangga.
"Bisa saja kan papa?" Anggun menggoda sang papa, meski hal itu membuat dia terkikik geli.
"Biar saja, lagi pula Papa tidak keberatan jika menjadi Daddy sugar untuk Tuan Putri yang cantik ini. Ayo sekarang katakan pada d6addy Sugar ini. Apa yang Tuan Putri minta? Rumah mewah, mobil mewah, perhiasan mewah? Katakan saja! Daddy sugar ini pasti akan segera mendatangkan nya untuk Tuan Putri!" tantang Tuan Diwangga sambil menaikkan kerah kemejanya, jemawa. Membuat Anggun tertawa tergelak dengan tingkah Papanya.
Tanpa mereka sadari seseorang di sudut lain sedang menggeram dengan tangan terkepal. Tapi sejenak kemudian dia berusaha menetralkan kemarahan nya. Dia tetap harus tenang kan? Dia harus tetap berperan sebagai putri yang manis.
"Papa .. Apa Anggun akan berangkat bersama kita ke perusahaan?" tanya Tania datang mendekat.
"Anggun akan bersama Papa. Dan bukankah kau selalu berangkat sendiri tanpa Papa? Ada apa dengan mobilmu?" Tuan Diwangga menjawab dengan nada datar.
"Tapi papa, bagaimana nanti jika publik tahu Anggun telah memiliki seorang anak tanpa pernikahan!" Tania mencoba memprovokasi Tuan Diwangga.
Tangan Tuan Diwangga terkepal menahan amarah mendengar ucapan Tania .
"Publik tidak akan tahu jika tidak ada anggota dari dalam rumah ini yang berbicara. Apa kau yang ingin berbicara tentang ini di luar sana?" Tuan Diwangga menyorotnya tajam
. "Ah.. ti tidak se perti itu Papa, ba bagaimana mungkin aku akan melakukan hal yang mencoreng nama baik Papa?" Tania menjawab dengan gugup, seolah dia sedang ketahuan dengan rencana busuknya
"Sial, bagaimana mungkin tua bangka ini bisa menduga seperti itu? Jika sudah seperti ini aku tak kan bisa melaksanakan rencana ku. Aku harus bisa mencari cara lain agar bisa mengekspos Arthur tanpa orang tau itu adalah perbuatan ku!" geram Tania dalam hati.
"Bagus! Jangan sampai Papa tahu jika kau melakukan kecurangan! Atau kau akan tahu akibatnya!" ancam Tuan Diwangga. Tania menjadi pucat. Apalagi melirik ke arah Anggun yang seolah sedang mengejeknya.
"Tentu saja papa!" jawab Tania gugup.
"Walaupun sebenarnya itu tak kan masalah bagi Papa. Papa tidak keberatan ketahuan punya seorang cucu yang tampan dan cerdas seperti Arthur. Ha ha ha". tuan Diwangga tertawa tergelak. Tapi tawa itu terlihat mengerikan bagi Tania.
"Apa yang sedang kalian bicarakan pagi pagi begini? kelihatan seru sekali?" Nyonya Bella Diwangga, istri kedua Tuan Diwangga, ibu dari Tania datang menyahut. Wajahnya mengeras melihat tangan Anggun yang menggelayut manja pada ayahnya. Tapi dia berusaha untuk meredamnya.
"Ah .. ini Mama, Adik akan ikut ke perusahaan, bukankah itu bagus ? Adik memang harus mulai belajar mengelola perusahaan kan?" Tania menyahut sambil mengedipkan mata ke arah mamanya. Berharap mamanya itu tidak berbicara dengan gegabah. Beberapa hari ini baik Tania maupun nyonya Bella menyadari Tuan Diwangga bukan lagi orang yang sama dengan yang sebelumnya. Tuan Diwangga bukan lagi orang yang bisa mereka kendalikan lagi, Tuan Diwangga sudah tak lagi bisa mereka bodohi.
"Ah .. bagus lah itu, Anggun memang harus mulai belajar bekerja." jawab nyonya Bella.
"Kita berangkat sekarang ?" Tuan Diwangga mulai menggerakkan kakinya diikuti oleh Anggun yang tak melepas pegangan tangannya.
"Oh iya, lalu bagaimana dengan Arthur?" tanya Tuan Diwangga sambil berjalan .
"Jangan khawatir Papa, Dia sudah mulai sekolah hari ini. Dan dia sudah berangkat di antar oleh sopir dan juga ada Nany Vira yang akan menjaganya." jawab Anggun.
Anggun memang sudah mendaftarkan Arthur untuk bersekolah di Taman kanak-kanak beberapa hari yang lalu . tentu saja di sekolah favorit pilihan Arthur. Dan tentu saja dengan syarat Arthur tidak boleh melepas masker jika memilih sekolah normal. Karena Arthur menolak homeschooling seperti keinginan Anggun .
"Baiklah, bagus kalo begitu!"
*****
"Apa benar Putri CEO akan di perkenalkan hari ini?" tanya seorang karyawati.
"Kabarnya sih begitu. Setelah enam tahun menimba ilmu bisnis di luar negeri, akhirnya Putri Anggun kembali."
"Aku senang sekali jika Putri Anggun kembali, lalu hadir di perusahaan!" ucap yang lain sambil setengah berbisik .
"Iya aku juga. Yang aku tahu dulu, Putri Anggun lebih cantik dari Nona Tania. dan terutama Putri Anggun itu baik hati. Tidak pernah semena mena terhadap kita seperti yang sering Nona Tania lakukan!" jawab yang lain sambil berbisik pula .
"Huh, aku juga gak suka sama Nona Tania. Dia itu sangat sombong. Mentang mentang dia itu anak CEO. Jadi semena mena dengan kita. Terkadang aku merasa di hadapan dia, kita ini bukan dianggap sebagai karyawan tapi jongos!" seorang karyawan laki laki merasa geram dengan perlakuan yang pernah di terima dari Tania.
"Tapi aku pernah dengar berita, entah ini gosip ataukah fakta, kalau dia itu sebenarnya hanya anak tiri saja. Tapi entah itu benar atau tidak juga gak tahu!"
"Sssst... sudah diam semua! Jangan sampai kita di hukum lagi sama si nona Lampir itu."
***
"Hari ini saya Adipati Diwangga dengan bangga memperkenalkan Putri cantik saya Anggun Diwangga. Dia yang suatu saat nanti akan menggantikan kedudukan saya di perusahaan ini!" ucap lantang Tuan Diwangga yang saat ini berdiri di depan mimbar.
"Ucapkan sesuatu pada mereka Nak!" Tuan Diwangga kembali berucap sambil menoleh kepada putrinya .
"Terima kasih Papa." jawab Anggun, kemudian berjalan ke arah tepi panggung. Anggun menolak berdiri di depan mimbar.
"Selamat siang semua ...!" Anggun berkata dengan nada yang tegas, tanpa meninggalkan kesan keanggunannya
"Selamat siang Nona ...!"
"Selamat siang Nona ...!"
Jawaban dari para karyawan terdengar sahut menyahut.
"Saya Anggun Putri Diwangga. Mulai hari ini akan berada di sini bersama Anda semua. Mohon kerja samanya. Jangan sungkan untuk menegur jika saya melakukan kesalahan!" ucapan Anggun langsung di jawab dengan tepuk tangan bergemuruh.
"Saya juga masih dalam tahap belajar. Karena itu mari bersama kita berjuang untuk memajukan perusahaan ini. Demi kehidupan layak kita semua. Karena saya tidak akan bisa berbuat banyak tanpa dukungan Anda semua. Hanya ini yang ingin saya sampaikan. Terima kasih.! " di akhir kalimatnya, Anggun menundukkan kepala hormat. Dan tepuk tangan pun kembali bergemuruh.
Seluruh karyawan dan karyawati menyambut gembira kehadirannya. Hanya satu orang yang tersenyum kecut di.pojok ruang. Dia adalah TANIA.