Demi untuk membalaskan dendam kepada orang - orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sehingga seorang remaja pria berpetualang untuk mencari sebuah sekte yang akan di jadikan tempatnya mendalami ilmu bela diri.
Akhirnya dia bertemu dengan seorang pendekar serta sekte untuk tempatnya bernaung.
Karena kejeniusannya, dia dengan cepat bisa menjadi seorang pendekar yang kuat.
Akhirnya dia mulai memburu setiap murid sekte yang telah menghancurkan desa dan keluarganya serta setiap murid sekte aliran hitam lainnya.
Hal itu pula yang membuat dirinya juga di buru oleh sekte aliran Hitam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Terluka
Setelah beberapa waktu menghadapi gempuran dari lawannya, Ma Guang belum bisa kembali mendapatkan peluang untuk bisa menumbangkan salah satu dari mereka.
Bahkan bantuan yang datang lebih banyak dari yang datang terlebih dahulu.
Sebanyak 10 orang anak buah dari Tangan Setan sudah tiba di tempat itu, hal itu membuat peluang Ma Guang lebih kecil untuk bisa mengalahkan musuhnya.
Tangan Setan langsung bergerak mundur dan memerintah anak buahnya.
" Kalian kepung dan serang dia secara bersama - sama, dan kalian berempat mudurlah dahulu untuk memulihkan tenaga kalian." Ucap Tangan Setan.
" Kalian harus menjaga jarak darinya dan seranglah dia dengan menggunakan pisau terbang saja, serta selalu waspada dengan serangan dari senjata rahasia miliknya." Lanjut Tapan Setan.
Mendengar apa yang di katakan oleh pemimpin mereka, ke sepuluh anak buahnya langsung segera melakukan serangan dengan melemparkan pisau terbang yang masing - masing mereka miliki.
Dan tanpa mereka duga, hal itu menjadi suatu keuntungan bagi Ma Guang.
Ma Guang hanya menghindar dan menangkis serangan pisau terbang itu serta mengarahkan ke arah lawannya yang lain.
Tring....tring....
Bunyi benturan pedang dan pisau terbang yang saling bersentuhan.
Dan benar saja, lawannya tidak menduga akan hal itu, dua orang anak buah Tangan Setan langsung meringis kesakitan dan tidak berselang lama dari mulut mereka langsung mengeluarkan busa yang diakibatkan dari racun yang terkandung dalam pisau tersebut.
Akhirnya mereka mulai melakukan serangan dengan tidak tergesa - gesa.
Mereka lalu menyerang secara teratur untuk meminimalisir serangan balik yang akan di lakukan oleh Ma Guang.
Hal itu membuat Ma Guang sangat kesulitan menghadapinya, karena serangan yang mereka lakukan begitu intens, serta kerja sama yang semakin membaik dari ke - 8 anak buah Tangan Setan karena di sebabkan telah menurunnya stamina dari Ma Guang.
Setelah melihat situasi yang sudah sangat menguntungkan bagi pihak mereka, Tangan Setan lalu menyarungkan kembali pedangnya dan langsung meraih pisau terbang miliknya.
Tangan Setan menunggu kesempatan emas untuk melesatkan pisau terbang di genggamannya itu kearah Ma Guang.
Dan peluang emas itu pun tiba.
Tanpa ingin melewatkan dan menyia - nyiakan kesempatan itu, Tangan Setan langsung melemparkan pisau terbangnya dan melesat dengan cepat kearah Ma Guang.
Serangan itu tidak dapat di hindari oleh Ma Guang dan tepat mengenai punggungnya.
Ma Guang langsung meringis kesakitan setelah merasakan benda tajam sudah tertancap di punggungnya.
Aaahhhhhhccckkkk.....
Wajah Tangan Setan langsung berubah menjadi ceria saat melihat serangannya bisa mengenai tubuh lawan mereka.
#Di Tempat Lain
Xia Jiao terus berlari dengan kecepatan yang sudah di tingkatkan sampai pada batas kemampuannya.
Didalam pikiran Xia Jiao hanyalah keselamatan dari Ma Guang sehingga dirinya harus secepatnya bisa untuk mendapatkan bantuan.
Remaja perempuan itu sudah tidak lagi memikirkan rasa lelah yang awalnya telah menguasai dirinya.
Namun sudah sekitar 30 menit berlari, dirinya belum juga bertemu dengan satu pun orang yang bisa membantu Ma Guang.
#Kembali Lagi
Dengan keadaan yang dialaminya saat itu, Ma Guang langsung merencanakan untuk segera melarikan diri.
Ma Guang langsung melesat kearah salah satu anak buah Tangan Setan sambil melesatkan senjata rahasianya dan juga sekaligus menerjang serangan pisau terbang dari musuh yang mengarah kepadanya.
Tring....tring....
Ma Guang menangkis serangan dua pisau terbang musuh.
Cleep....
cleep....buuukkk
Bunyi suara pisau terbang yang menancap kembali di punggung kanannya serta bunyi senjatanya yang mengenai target serta merobohkannya dengan seketika, karena tepat mengenai dahi dari dua anak buah Tangan Setan.
Melihat jalan pelariannya sudah terbuka, Ma Guang langsung melesat kearah hutan serta membuat tubuhnya terhalang oleh pepohonan yang membuat serangan dari musuh - musuhnya tidak berguna lagi.
Melihat musuhnya telah melarikan diri, Tangan Setan langsung memerintah anak buahnya untuk melakukan pengejaran.
" Kejar, dan tangkap dia, jika dia melawan langsung dibunuh saja."
Tangan Setan tidak bisa melakukan pengejaran lagi, itu di sebabkan karena luka di lengan atas tangan kiri yang di deritanya.
" Cari dia sampai ketemu.." lanjut Tangan Setan.
" Kalian berempat tetap disini untuk mengurus mayat mereka.." ucap Tangan Setan kepada ke - 4 orang anak buahnya.
" Buat keadaan mereka agar tidak bisa di kenali orang lain, bahwa mereka berasal dari sekte kita.." lanjutnya.
#Di Tempat Lain
Ma Guang terus berlari dengan menggunakan seluruh kekuatannya yang tersisa.
Tanpa di sadari oleh Ma Guang, di depannya telah menanti sebuah sungai yang membentang.
Karena keadaan tubuhnya sudah semakin melemah dan persepsinya mulai menurun, akhirnya Ma Guang terjun dan terjatuh ke dalam sungai.
Ma Guang berusaha sekuat tenaga untuk menguasai keseimbangan tubuhnya, namun hal itu sia - sia di karenakan derasnya aliran sungai tersebut.
#Di Tengah Perjalanan
Akhirnya Xia Jiao tiba di sebuah desa yang di depan gerbangnya di jaga oleh dua orang yang berpakaian seperti seorang prajurit, berbeda dengan pakaian yang di gunakan oleh penjaga di desa sebelumnya.
" Tuan....tuan....!!! Tolong selamatkan temanku.."
Xia Jiao berteriak kepada kedua penjaga tersebut sambil berlari mendekati kedua penjaga itu.
Kedua penjaga itu menatap tajam kearah perempuan yang memohon pertolongan itu dengan penuh selidik.
" Hei nona, siapa kamu dan berasal dari mana...??? Tanya seorang prajurit pada Xia Jiao dengan tatapan penuh selidik.
Karena situasi yang sering terjadi kekacauan, sehingga membuat kedua prajurit itu selalu waspada dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Sebab sekte aliran hitam selalu melakukan segala cara agar bisa memuluskan setiap serangan mereka terhadap desa - desa yang menjadi sasarannya.
Hal itulah yang membuat kedua prajurit itu tidak langsung menyambut kedatangan Xia Jiao dengan baik, apa lagi untuk langsung menolong temannya, adalah sesuatu yang sangat mustahil.
" Namaku adalah Xia Jiao, anak dari kepala desa Quanshui yang beberapa waktu lalu sudah di hancurkan oleh sekte aliran hitam.." ucap Xia Jiao.
" Baiklah kalau begitu....kamu tunggu saja dulu disini..." ucap salah satu prajurit di depannya yang langsung berbalik dan berjalan pergi.
" Tidak lama kemudian muncul seorang pria yang berusia sekitar 40 tahun-an datang bersama seorang prajurit yang tadi pergi.
Pria itu terlihat sangat tangguh dan berwibawa dengan menggunakan baju seorang perwira perang dengan sebuah pedang yang masih berada didalam sarungnya yang tergantung di pinggangnya.
Pria itu langsung melontarkan pertanyaan kepada Xia Jiao.
" Nona, apa yang bisa kami bantu...??? Dan apa yang sebenarnya telah terjadi...???." Ucap pria itu.
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh pria di depannya itu, Xia Jiao lalu menceritakan apa yang baru saja dia dan temannya alami.
" Tuan...tolong bantu teman saya secepatnya, aku takut telah terjadi sesuatu padanya.." ucap Xia Jiao setelah selesai menceritakan apa yang dia alami.
Setelah mendengar cerita serta permohonan dari gadis tersebut, pria itu langsung memanggil beberapa prajuritnya untuk bergegas menuju tempat pertempuran Ma Guang.
" Nona, kamu beristirahatlah dahulu didalam.." ucap pria itu.
Yang tidak lain adalah seorang perwira yang memimpin pasukan penjaga di desa tersebut.
Xia Jiao langsung menuruti apa yang dikatakan perwira itu sambil berjalan memasuki pos penjagaan yang di antar oleh salah satu prajurit.
Perwira itu bersama 10 orang prajurit pilihannya langsung bergerak menuju tempat yang disebutkan oleh Xia Jiao dengan memacu kuda mereka secepat mungkin.
~Bersambung~