Inez, seorang perawat lansia.
Sejak sekolah Inez adalah gadis yang berjuang sendiri dan sudah hidup mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, selingkuhnya sang ibu mengakibatkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan, Ayahnya bernama Hendra sangat mencintai Istrinya tapi godaan lelaki lain telah membutakan mata Anita. Anita adalah ibunya Inez, dan sejak kematian Hendra suaminya Anita selalu menggunakan jasa lelaki brondong untuk menemani kesepiannya dan menutupi rasa bersalah nya.
Sejak saat itu, kebencian Inez pada ibunya sudah tak terbendung.
Hingga kini dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, Kakek itu sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Suasana Rumah sakit sangat hening, hanya terdengar suara dokter menaruh pisau dan gunting operasi..
Preeekkk, preeekk, preeeekkk.
Terdengar suara Mesin pantau jantung
Tiiiiittt, Tiiiiiit. Tiiiiiittt.
Wina sang istri yang dulu di cintai Angga, sedang berjuang melahirkan anak yang di kira anak Angga. Sinta dan Arya meski menjadi orang tua yang gagal tapi mereka tetap saja berharap cucunya akan selamat dan sehat, Sedangkan Citra sedang menunggu di ujung kursi sendirian, karena di cuek kan Arya.
Sedangkan pak Wahyu dan 10 anak buahnya berdiri, menunggu perintah selanjutnya.
Angga sangat panik, bahkan dia tak berhenti berkeringat dingin, memandang terus pintu operasi. Berharap cepat selesai dan mendapat kabar baik soal kelahiran anak yang di idam idamkan.
Dokter Rahmat di dalam, Angga pun percaya.
Dokter Rahmat sebenar nya sedikit marah pada Angga, karena dia menikah lagi, dan terlihat acuh terhadap musibah yang menimpa Inez, tapi demi profesionalitas, dan demi balas budi pada Kakek Wijaya, Dokter Rahmat akan berusaha semaksimal mungkin menolong Wina dan bayinya.
Cinta Angga pada Wina itu 99%, jika di sebut buta cinta ya itu betul. Bahkan seorang Inez yang baik dan kaya tidak mampu menggeser Wina di hati Angga.
Bagi laki laki, cinta pertama meski menyakiti tapi mereka berkesan, wanita ke 2 di kehidupan selanjutnya ,jangan berharap bisa istimewa. Karena tetap di dunia laki laki, cinta pertama itu tak akan pernah terlupakan.
Setelah berjuang selama 7 jam. barulah Dokter Rahmat keluar dan meminta Angga untuk ikut ke ruangannya.
"Tuan Angga, mari ikut aku"
Dengan wajah kusut, karena tak makan tak minum. sedari tadi panik menunggu kabar soal Wina, dengan lunglai, Angga pun mengikuti Dokter Rahmat dari belakang.
"Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Angga dengan gelisah. Dokter Rahmat membuka sebuah catatan kesehatan karena Wina pernah berobat ke tempatnya.
"Lihatlah Tuan Angga"
"Apa ini dokter?"
Dokter Rahmat menghela nafas panjang.. dan tetap memaksa Angga membaca dulu catatan kesehatan Wina.
"Wina mengidap AutoImun?"
"Ya, Saat ini dia koma! keadaan dia hamil seharusnya jangan terjadi, tubuhnya yang sudah lemah dan pernah operasi kanker darah akut saat kecil dulu, Wina harusnya jangan hamil, Saya sudah berusaha agar Wina dan bayinya selamat. Tapi maaf Wina koma , sedangkan bayinya lemah"
"Dokter selamatkan istri saya" Angga menangis, berbeda dengan keadaan dulu dengan Inez, Angga sama sekali tidak sedih, sedangkan Inez menangis merasa bersalah.
"Saya sudah berusaha, jika tuhan menakdirkan Wina hidup maka dia bisa sembuh, tapi jika tidak maka maafkan kami, ini sudah takdir, harusnya nyonya Wina jangan hamil, karena beresiko pada nyawanya"
Mendengar keterangan dokter Rahmat, Angga semakin mencintai Wina, karena Wina mau hamil demi memberikan keturunan pada Angga, padahal dia harusnya sudah tahu bahwa dia tak boleh hamil, Angga menganggap Wina berkorban nyawa demi memberikan keturunan pada Angga.
Angga pun mengerti, dia keluar dari ruangan dokter Rahmat dan dalam hatinya berjanji bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan Wina! dan semua keinginan Wina akan dituruti jika dia selamat.
"Wina aku akan menjaga anak kita, dan aku akan menuruti semua kemauan anak kita"Angga sangat terpukul, melihat kondisi Wina yang hidup karen alat alat rumah sakit.
Tiba tiba terlihat dari kaca tubuh Wina bergetar hebat. Angga langsung berteriak.
"Dokteeeerrrr!!! "
Rahmat langsung berlari dan masuk ke ruangan Wina, dokter Rahmat sampai memakai pacu jantung untuk memberi kejutan pada denyut jantung Wina.
*****
Tapi jauh dari harapan Angga, tangan Wina terkulai lemas, jantung Wina berhenti. Hanya garis panjang yang terlihat berjalan, menandakan bahwa Wina meninggal Dunia.
Angga langsung histeris dan memeluk tubuh Wina.
"Wina,,, sayang! tidak, kamu jangan meninggalkan aku lagi, anak kita butuh kamu, dia butuh ASI kamu"
Angga memeluk Wina, tapi dokter Rahmat menutup wajah Wina, dan meminta maaf pada Angga.
Sinta, Arya, Citra dan Wahyu ikut menangis dengan kesedihan Angga. Angga di peluk oleh Mamah dan Papah nya.
"Sabar Angga, Wina akan selalu ada di hati kita, dia wanita baik yang memberikan keturunan pada kamu, kamu harus jaga anak Wina, Kamu harus memberinya nama!" Sinta memeluk Angga, guna menenangkan hati Angga yang sedang sangat sedih.
Angga pun berjalan menuju ke ruangan bayi, dan menatap bayi lelaki mungil yang tak menangis saat di lahirkan, dan dalam keadaan lemah.
Datanglah perawat dan bertanya, pada Angga bayi laki lakinya akan di beri nama siapa?
"Namanya Edwin, Edwin Wijaya".
Angga memberi nama sambil menangis karena Anaknya sudah tidak memiliki ibu. Karena Wina meninggal.
***
Sementara itu Huwa alias Inez mendapat kemewahan di rumah Subrata. Dia di layani dengan istimewa.
Huwa sedang di kamarnya sedang di mandikan dari kotoran kotoran selama berbulan bulan Inez
tidak mandi pakai sabun. Sabun yang biasanya busanya berwarna putih, tapi kali ini berwarna sangat coklat dan kotor. Bi Inah, sampai memakai batu untuk menggosok badan Inez yang berdaki tebal.
Sementara itu Roni dan Subrata berdiskusi, di ruang kerja Subrata.
"Terimakasih Roni, kamu sangat berjasa bagi keluarga ku, cepat katakan permintaan apa yang mau kamu ajukan, uang? mobil? Rumah?"
"Bos, eike, ga minta apa apa bos! Eike cuma ingin jadi pengawal Inez saja, Eike sudah menganggap Inez adik cewe Eike"
"Beneran? kamu ga minta apa apa?"
Roni tiba tiba malu malu, dan memberikan sebuah tagihan rumah kreditan miliknya yang belum lunas.
Sambil tersenyum malu, Roni menunggu jawaban Subrata.
"Apa ini?" Subrata membaca tulisan tagihan milik Roni.
"Oh , baiklah lunasi saja"Mendengar kata lunasi saja, Roni langsung melotot dan berwajah senang langsung bersimpuh berterima kasih pada Subrata.
"Sudahlah bangun, kamu juga sudah aku anggap keluarga, sekalian ini kunci mobil pajero untukmu! mobil ini aku belika untukmu jika kamu berhasil menemukan Inez"
Roni menerima kunci mobil dengan gemetar, dan langsung memeluk kunci itu menaruhnya di dada tanda bahagia.
Karena Roni sedang bahagia, dia pun berdiri dan berputar menari nari, menandakan sifat kemayunya keluar.
"Ehmmm!" Subrata risih melihat kebancian Roni.
"Eh bos maaf, aku terlalu senang"
Angga berhenti menari dan kembali bersimpuh.
"Ingat Roni, selama Inez hilang ingatan kamu jangan mengucapkan soal keluarga Wijaya atau Angga, kita harus menjauhkan Inez dari Ainun dan Angga, mereka toxic! mereka keluarga bermasalah! jika bukan karena besan, aku pasti sudah melaporkan Ainun yang telah mencoba membunuh Inez! siapa lagi kalau bukan Ainun, dia adalah wanita licik sejak dulu, tapi aku belum tahu apa alasannya, yang pasti ada kekecewaan Ainun pada Inez yang membuatnya tega bertindak membunuh Didi dan Inez"
"Benar bos ! sepertinya begitu, lebih baik kita buat Nona Inez lupa dengan mereka kalau perlu kita bawa Inez keluar negeri dan hidup di sana"
Roni dan Subrata pun sepakat untuk membawa Inez keluar negeri dengan identitas baru, yaitu Huwa Subrata.
mampir dikarya aku juga ya jika berkenan/Smile//Pray/