Mom, Where Is Our Daddy?

Mobil Dario terhenti tepat di belakang mobil M3rcy. Dia pun mematikan mesin mobilnya dan membuka sabuk pengamannya. Tatapannya beralih pada Alexa yang sudah bersiap untuk turun. Melihat jaket yang putrinya kenakan tampak berantakan, Dario pun berinisiatif untuk membenarkannya.

"Nda mau pake jaket, gelaaahh!!" Rengek Alexa.

"Syutt, di luar dingin. Nanti di dalam juga ada AC nya, daddy gak mau kamu masuk angin." Bujuk Dario. Bahkan, pria itu memasangkan tudung jaket pada kepala putrinya.

Alexa menggembungkan pipinya, dia kesal karena Dario tak menurutinya. Setelah memastikan jaket yang putrinya kenakan terpasang sempurna. Dario pun meraih putrinya ke dalam gendongannya. lalu, dia itu turun dengan Alexa yang anteng di dalam gendongannya.

Melihat kedatangan Dario dan juga Helma, dua orang bodyguard yang berjaga segera mendekati keduanya dan menyapa mereka. Terlebih Helma yang sudah kerap kali mengunjungi kediaman Luisa. Dengan sopan, bodyguard mempersilahkan keduanya untuk masuk.

"Apa Tuan Luisa dan Nyonya Luisa ada di dalam?" Tanya Helma.

"Iya, Tuan dan Nyonya kami ada di dalam. Silahkan masuk, kami akan menyampaikan kedatangan anda pada mereka." Tetang bodyguard itu.

Berbeda dengan Alexa, dia justru menatap mobil M3rcy berwarna putih itu dengan ekspresi yang sulit di artikan. Alexa merasa tak asing dengan mobil itu, dia merasa pernah melihatnya. Namun, dirinya lupa pernah melihatnya dimana.

"Mobilna ... mobilna milip cama mobil yang nablak Mommy." Human Alexa.

"Lexa bilang apa sayang?" Tanya Dario ketika dia mendengar gumaman putrinya.

Alexa tak menjawab, dia justru menghentakkan kakinya meminta agar Dairo segera menurunkannya. Mengerti putrinya ingin turun, Dario pun menurunkan bocah menggemaskan itu dari gendongannya. Matanya mengerjap pelan saat melihat Alexa yang berlari menuju mobil M3rcy putih itu dan memutarinya dengan pipi gembulnya yang terus bergoyang setiap langkahnya.

"Ayo Dario!" Seru Helma.

"Sebentar Ma." Sahut Dario dan bergegas menghampiri putrinya dan kembali menggendongnya.

"Ayo, kita harus masuk." Ajak Dario.

Alexa menatap mobil putih itu, dia semakin yakin jika mobil putih itu terlibat dengan kecelakaan yang mommy nya alami saat itu. Alexa ingat betul bagaimana bentuk mobilnya. Namun, bocah itu seakan ragu ingin mengatakan hal itu pada sang daddy.

Sesampainya di ruang tamu, Helma dan Dario di sambut oleh sepasang suami istri setengah baya yang menyapa mereka dengan tersenyum lebar. Sejenak, Helma dan wanita seumurannya itu berpelukan singkat dan saling bertanya tentang kabar mereka.

"Malam Om." Sapa Dario pada pria setengah baya itu yang menatapnya dengan ekspresi yang dingin.

"Siapa?" Tanya pria setengah baya itu sembari melirik ke arah Alexa.

Mendengar pertanyaan pria setengah baya itu, membuat kedua wanita yang tadinya sibuk bertanya kabar menjadi mengalihkan tatapan mereka pada kedua pria yang tengah bersitegang itu. Terutama Helma, dia sudah merasa panas dingin saat melihat tatapan tajam pria yang berstatus sebagai ayah Agatha.

"Tuan Raka, kita datang kesini ingin membicarakan sesuatu mengenai Dario dan juga Agatha." Seru Helma dengan tersenyum hambar.

Raka Luisa, merupakan seorang mantan tent4ra yang berstatus sebagai ayah kandung Agatha. Wataknya keras, dia bahkan memiliki sifat dingin melebihi Dario. Tubuhnya tinggi tegap, walaupun di umurnya yang sudah mencapai usia lima puluh tahun lebih. Kini, dia mengembangkan bisnisnya dalam bidang properti perumahan mewah yang sudah berjalan selama lima belas tahun lamanya.

Raka masih menatap ke arah Alexa yang membelakanginya, sebab bocah gembul itu tengah menyandarkan kepalanya sembari berpikir tentang mobil yang ia temui di depan. Raka penasaran, siapa bocah yang tengah anteng di gendongan pria itu.

"Yasudah, ayo duduk biar enak ngobrolnya!" Seru istri Raka yang bernama, Revana Elfira.

Helma mendudukkan dirinya di sofa, di ikuti oleh Dario yang duduk di sebelahnya. Sementara Raka dan Reva duduk di hadapan keduanya. Berbeda dengan Raka, Reva memiliki sifat yang sangat ramah dan murah tersenyum. Dia menatap Dario sembari tersenyum lembut.

"Gelah." Rengek Alexa.

Dario membalikkan tubuh putrinya dan mendudukkannya di pangkuannya. Reva dan Raka belum melihat wajah Alexa, sebab tudungnya justru malah menutupi wajahnya. Dengan tangan gempalnya, Alexa membuka tudung jaketnya. Seketika, mata bulatnya langsung bersitatap dengan mata milik Raka.

"Hei, siapa anak manis itu?" Pekik Reva yang merasa gemas dengan wajah menggemaskan milik Alexa.

Karena merasa malu, Alexa kembali memakai tudungnya untuk menutupi wajahnya. Lalu, bocah menggemaskan itu membalikkan tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya di d4da bidang sang daddy.

"Helma, apa dia cucunya iparmu?" Tanya Reva dengan antusias.

helma menghelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis, tangannya saling menggenggam erat dengan rasa gugup yang membuncah. Dia berusaha menguatkan dirinya, untuk membicarakan tentang fakta yang sebenarnya pada kedua orang di hadapannya.

"Reva, aku datang kesini untuk membicarakan persoalan perjodohan putra-putri kita," ujar Helma yang mana membuat binar wajah reva semakin cerah.

"Bagaimana? Kalian datang kesini ingin bertemu putriku? Apa Dario sudah bersedia menikahi putriku? Itu artinya, persoalan antara dia dan istri sudah selesaikan?" Seru Reva tanpa henti.

"Bun." Tegur Raka karena istrinya terus saja berbicara.

"Maaf Yah, Bunda antusias banget. Memang bagusnya begitu, mereka segera menikah. Dario juga, sudah sepatutnya kamu move on dari istrimu yang sudah lama pergi. Kamu berhak melanjutkan kehidupanmu. Benar begitu kan Helma?"

Raut wajah Helma berubah tegang, dia menatap ke arah putranya yang menatap Reva dengan tatapan datar. Tatapannya pun beralih kembali pada Reva yang masib mempertahankan senyumannya.

"Tapi, maaf Reva. Kedatanganku kesini bukan membicarakan soal pernikahan Dario dan juga Agatha. Melainkan, untuk membatalkan perjodohan ini." Perkataan Helma membuat senyuman Reva luntur seketika. Raut wajah Raka pun berubah semakin dingin, pria itu segera beranjak berdiri dan menatap tajam ke arah Dario.

Tanpa takut, Dario balik menatap tajam ke arah Raka. Dengan santainya, dia berdiri dan berhadapan langsung dengan Raka yang melangkah mendekatinya. Keduanya selama bertarung lewat tatapan, terlebih Raka yang sudah mengepalkan tangannya bersiap ingin memukul wajah dario.

"Kamu mempermainkan putriku, Dario." Ujar pria setengah baya itu dengan penuh penekanan.

"Dari awal sudah aku katakan, aku tidak ingin menikahi wanita mana pun. Termasuk Agatha. Putri kalian, yang terus memaksa ingin bersamaku. Apa menurut Om, aku mempermainkan perasaan Agatha?" Balas Dario tanpa ragu sedikitpun.

Brugh!!

Mereka di kejutkan dengan suara benda yang terjatuh, tatapan mereka langsung beralih ke arah seorang wanita yang baru saja menjatuhkan tas mewahnya. Wanita itu tak lain adalah Agatha, dia begitu syok dengan apa yang Dario katakan tadi. Air mata Agatha luruh, dia menatap Dario dengan tatapan yang terluka.

"Agatha." Panggil Raka saat melihat putrinya berlari pergi dengan kesedihan yang baru saja dia dapatkan.

Tatapan Raka kembali menatap ke arah Dario, pria setengah baya itu menatap tajam ke arah Dario yang malah menatap santai ke arahnya.

"PUAS KAMU MELIHAT PUTRI SAYA MENANGIS HAH?!" Bentak Raka yang mana membuat Alexa terkejut.

"Om, cinta tidak dapat di paksakan. Aku tidak bisa mencintai putri Om, maaf." Sahut Dario.

Raka tak terima, dia menarik kerah baju Dario dan bersiap untuk memukulnya. Reva dan Helma membulatkan matanya, mereka panik saat melihat Raka yang akan melayangkan tinjunya. Namun, sebelum tinjuannya sampai ke arah wajah Dario. Tiba-tiba saja Alexa berbalik dengan tudungnya yang sudah terbuka. Tatapan berkaca-kaca bocah menggemaskan itu membuat Raka mematung.

"Janan pukul Daddy na Lekca hiks ... Janan pukul hiks ... Lekca cuman punya catu daddy hiks ... jadi janan pukul. Nanti lepot Lekca cali daddy balu hiks ...." Isak Alexa dengan air mata yang luruh membasahi pipi gembulnya.

"Daddy?!" Pekik Raka dengan tatapan tak percaya.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terima kasih atas dukungan kalian, semoga sehat selalu🤗