Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Wajah Asli Giselle
...“Siapapun yang menjadi penyebab kehancuran kekuasaanku, maka aku tidak akan segan mengirimnya ke neraka terkejam. Bahkan meski itu anakku sendiri.”...
Mendengar perkataan tegas dari sang ayah, Giselle hanya bisa terdiam sembari menengguk ludahnya dengan kasar. Dan setelah mengatakan hal itu, Vigor pergi begitu saja tanpa memperdulikan perasaan putrinya yang terluka mendengar ancaman tersebut.
Sejak awal Giselle tahu bahwa ayah kandungnya memang sangat kejam, itulah alasan utama Mamahnya memilih berpisah dengan sang ayah dan menikah lagi dengan pria biasa yang berprofesi sebagai peneliti. Namun, tanpa Mamahnya sadari darah Vigor sangat kental di dalam tubuh Giselle.
Tanpa sepengetahuan siapapun Giselle selalu menyingkirkan orang-orang yang berhasil menyinggungnya, terutama orang yang ingin menjadi pihak ketiga dalam hubungannya dengan Nathan.
Sebenarnya bukan sikap cuek dan wajah dingin Nathan yang membuatnya tidak berhubungan dengan banyak wanita, tetapi karena Giselle yang memberikan batas tak terlihat bagi para wanita yang ingin mendekati Nathan. Jika ada yang berani melewati batas tersebut, maka Giselle akan segera melenyapkannya tanpa jejak.
“Selama ini aku berhasil menyingkirkan siapapun yang berani mengusik hubunganku dengan Nathan. Dan tinggal sebentar lagi Nathan akan menjadi milikku sepenuhnya, tapi kenapa kau harus muncul Zhea dan mengacaukan semuanya? Jika penolakan Nathan tidak bisa menghentikan mu, maka kematian yang akan membuatmu berhenti merebut milikku,” ujar Giselle dengan tatapan penuh amarah saat mengingat Zhea.
“Dan untukmu, Pah! Kau tahu betapa kejamnya dari Vigor, bukan? Apakah kau tidak sadar bahwa darahmu mengalir kental dalam tubuhku, jika kau dengan mudahnya menumbalkan anakmu sendiri. Maka seharusnya kau juga tahu bahwa anakmu bisa dengan mudah melakukan hal itu juga yaitu menumbalkan ayahnya sendiri.”
Lain dengan wajah cantik dan polosnya yang terlihat seperti wanita baik-baik, tetapi wajah Giselle sebenarnya adalah wanita licik yang sangat kejam bahkan tidak akan ragu menggunakan berbagai cara licik untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Haaah … Perasaanku menjadi sangat buruk dan yang aku sangat butuhkan sekarang adalah pelukan hangat dan kata-kata lembut dari kekasihku. Aku harus menemuinya sekarang.”
Ya, Pelukan Nathan dan kasihnya menjadi satu-satunya obat terbaik bagi kegelisahan dan kemarahan Giselle. Oleh sebab itu, Giselle tidak membiarkan wanita lain untuk mendekati Nathan. Karena Nathan hanya miliknya, satu-satunya orang yang memperlakukan dirinya dengan tulus.
Tanpa buang waktu lagi dan mengabaikan pertengkaran hebat mereka kemarin, Giselle segera menghubungi sang kekasihnya setelah dia masuk ke dalam kamarnya. Ya, Giselle memutuskan untuk menginap dirumah ayah kandungnya dan jika Nathan bisa menemaninya, maka dia akan kembali ke apartemennya sendiri.
Drtt … Drtt ….
Begitu dering kedua suara lembut Nathan langsung terdengar diseberang sana, “Apa kau sedang merindukanku?”
Senyuman itu merekah dengan indahnya di wajah cantik Giselle yang kemudian berkata, “Hmm, aku sangat merindukan! Bisakah kita bertemu malam ini? Aku butuh pelukanmu untuk menghilangkan hari buruk yang aku lalui hari ini.”
“Kenapa? Apa yang terjadi?” tanya Nathan yang jelas sangat mengkhawatirkan kekasihnya.
“Aku akan menceritakannya jika kau datang,” ujar Giselle dengan suara manjanya.
Terdengar helaan napas panjang dari Nathan yang kemudia berkata, “Maaf, sepertinya aku tidak bisa menemui hari ini. Ada sesuatu yang terjadi, sehingga aku tidak bisa pergi kemanapun untuk beberapa hari ini.”
“Apa yang terjadi padamu, Sayang? Kalau begitu aku saja yang datang ke rumahmu.” Kali ini Giselle yang merasa khawatir, sebab dia tidak tahu saja bahwa Nathan habis mendapatkan pukulan penuh cinta dari Papah Rayden dan Daddy Levi.
“Tidak perlu, aku hanya sedikit terluka karena sebuah kesalahpahaman saja. Aku baik-baik saja, begitu keadaan aku cukup pulih aku akan langsung menemui mu.” Dengan cepat Nathan melarang Giselle yang berniat datang ke rumahnya, sebab dia sendiri juga masih terkurung di Mansion Xavier.
“Aku sangat mengkhawatirkanmu, Sayang! Kenapa aku tidak boleh datang menemui kekasihku sendiri?”
Giselle jelas merasa curiga mengapa Nathan malah melarang dirinya untuk berkunjung, padahal untuk pasangan yang sebentar lagi akan melangsungkan pertunangannya dalam beberapa hari lagi sangat bagus untuk menjalin hubungan antar keluarga yang harmonis.
“Aku sedang menginap di Mansion kediaman keluarga Xavier, Giselle! Karena itulah aku tidak ingin kau datang dan muncul lagi masalah lainnya.” Akhirnya mau tidak mau Nathan memberitahukan keberadaannya.
“Apa katamu? Kau tinggal di Mansion Xavier? Jadi, kau tinggal bersama dengan wanita yang ingin merebut mu dariku itu?”
Nada bicara Giselle sedikit meninggi begitu mengetahui bahwa Nathan malah tinggal bersama Zhea, meskipun dia tahu mereka tidak akan mungkin satu kamar tapi tetap saja mereka akan terus bertemu satu sama lain. Sementara dirinya tidak tahu apapun dan malah fokus menyusun rencana untuk melenyapkan Zhea, dimana malah berakhir dengan kegagalan karena Dario yang salah sasaran.
“Maaf, aku baru ….”
Tutt ….
Sambungan telepon itu terputus begitu saja saat Nathan berniat menjelaskan secara detail apa yang terjadi. Giselle yang dalam perasaan buruk, kini semakin bertambah buruk setelah mengetahui bahwa Nathan malah tinggal satu atap dengan Zhea.
Prangg … Prangg ….
Giselle melampiskan kemarahannya dengan menghancurkan semua barang-barang ayang berada di dalam kamarnya. Ya, dia mengamuk setelah mendengar bahwa kekasihnya malah menginap di rumah wanita yang jelas tengah berusaha ingin menghancurkan hubungan mereka.
“ZHEA! ZHEA! ZHEA!”
“Aku pasti akan menghancurkanmu dan melenyapkanmu dengan tanganku sendiri. Kau tunggu saja, Zhea! Aku tidak akan membiarkanmu merebut Nathan dariku. Nathan hanya akan menjadi milikku, milik Giselle Alendiandra Harrison!” ujar Giselle menggeram penuh kemarahan dengan tekad membunuh Zhea dengan tangannya sendiri.
Bersambung....
kaboooorrr