Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Rasa khawatir Aldo}
Valen membalas dengan anggukkan. "Sudah makan malam belum?" tanya mama Monica pada Valen.
"Sudah ma, tadi Valen makan malam bersama di restoran mama." jawab Valen yang sengaja mengajak makan malam disana.
"Sudah seminggu mama tidak kesana." jawab Mama Monica yang masih disibukkan beberapa pekerjaan dikantor.
"Mama kesana saja, sekalian mama cek. Lumayan ada perubahan, apa lagi makin banyak para pengunjung ke restoran mama." kata Valen yang mengecek langsung lokasi itu.
"Mama coba besok mama cek." jawab mama Monica yang besoknya akan mengecek tempat usaha milik mamanya.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya tuan Daniel pada putrinya.
"Semuanya aman pa, apalagi sudah ada 3 cabang yang sudah dibuka. Semuanya sudah valen percayakan sama asisten Valen." tuan Daniel pun membalas dengan anggukkan.
"Malam ini Valen mau menginap disini lagi ma, besok Valen baliknya ke kost lagi." kata Valen yang ingin istirahat dirumahnya.
"Seharusnya kamu tinggal disini saja, jangan lagi tinggal di kost." ucap mama Monica pada putrinya.
"Tapi ma, Valen sudah nyaman tinggal disana. Apalagi Valen disana punya banyak teman." kata Valen yang memilih tinggal di kost.
"Sudahlah ma, kalau itu sudah keinginan Valen." jawab tuan Daniel yang menenangkan istrinya.
Seketika mama Monica terdiam, mama Monica sadar jika putrinya saat ini sudah dewasa.
" Baiklah kalau itu memang keinginanmu sayang. " mama Monica akhirnya bisa mengalah dengan apa keinginan dari putrinya. Mama Monica sadar diri tak baik jika terlalu memaksa putrinya.
"Terimakasih ma, sudah bisa menerima keputusan Valen. Maaf jika Valen sering membuat kecewa mama." permintaan maaf dari Valen untuk mamanya.
Mama monica membalas dengan senyuman pada putrinya.
Valen pun kembali kedalam kamarnya, saat dia sampai dikamarnya posisi Valen berdiri bersandar dibelakang pintu.
"Maaf belum bisa membahagiakan mama." batin Valen yang merasa belum bisa membahagiakan mamanya.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering, ternyata itu panggilan dari Aldo.
"Hallo."
"Hallo juga sayang." jawab Aldo yang mulai terbiasa menyapa Valen dengan kata sayang.
"Apa sudah sampai dirumah?" tanya Aldo pada Valen.
"Sudah, ini aku sedang ada dikamar." jawab Valen yang langsung tiduran ditempat tidurnya.
"Oh iya, ada sesuatu yang penting harus aku sampaikan sama kamu. Mama ingin besok kamu datang kerumahku, mamaku mau bicara penting sama kamu." kata Valen yang menyampaikan pesan pada Aldo dari mamanya.
Seketika Aldo kaget, karena dia harus berhadapan dengan orangtua kekasihnya.
"Apa Besok?"
"Iya,tadi mama bilang mau bicara penting dengan kamu." mendengar kata itu, Aldo terlihat cemas.
"Apa aku berbuat salah." batin Aldo yang sedikit khawatir, Aldo mencoba menenangkan diri.
"Hallo, kenapa kamu malah diam." kata Valen yang memanggil namanya.
" Tidak apa-apa. " jawab Aldo menyembunyikan rasa ketakutannya.
" Besok sore aku jemput kamu di tempat kostmu." kata Valen yang mengingatkan pada Aldo.
"Baiklah." jawab Aldo yang terlihat ekpresi pasrah, apalagi Aldo hanya bisa berharap semoga tidak terjadi sesuatu.
"Ya sudah besoknya kita lanjutkan lagi." jawab Valen yang terlihat lelah dengan kegiatan hari ini.
"Ya sudah, selamat malam sayang." ucap perpisahan Aldo pada Valen.
"Malam juga sayang." balas Valen, ekpresi Aldo tersenyum mendengar balasan dari Valen.
Setelah sambungan telepon terputus, terlihat Aldo begitu khawatir. Kenapa mamanya Valen memanggil dirinya,apa dirinya melakukan salah atau memang berubah pikiran dengan status dia saat ini.
"Besok aku harus siap." batin Aldo yang benar-benar merasa tak pantas menjadi bagian dari keluarga mereka.
Pagi hari
Valen sudah siap untuk berangkat kerja, dengan cepat dia turun kebawah menemui keluarganya.
Ternyata mama Monica sibuk melayani suaminya yang saat itu sedang makan pagi.
"Pagi papa, mama." sapa valen pada kedua orangtuanya.
"Pagi juga sayang." jawab mama Monica, mama monica langsung kembali ketempat duduknya.
Sedangkan Valen melirik kiri dan kanan seakan ingin mencari sesuatu.
"Kamu cari apa?" tanya mama Monica pada putrinya.
"Mana kakak, tumben jam segini kakak tidak ada disini?" tanya Valen pada mama Monica.
"Tadi kakakmu berangkat ke kantor lebih dulu, seperti sedang ada sesuatu diperusahaan." jawab mama Monica yang tak seperti biasanya Gio bergegas pergi ke kantornya.
"Oh begitu ya." jawab Valen yang santai menikmati sarapan paginya.
"Kamu langsung berangkat ke tempat kerja?" tanya tuan Daniel pada putrinya.
"Iya pa, nanti Valen sekalian berangkat kesana setelah itu balik lagi kesini ambil mobil sekalian menjemput Aldo." jawab Valen yang sembari menikmati sarapan pagi ini.
"Ya sudah, hati-hati dijalan." pesan tuan Daniel pada putrinya.
Setelah selesai sarapan, mereka bertiga akhirnya berangkat bekerja, kini Valen berangkat dengan menaiki sepeda motor miliknya.
Akhirnya Valen sampai juga ditempat kerjanya,didepan kasir sudah ada karyawannya yang sibuk merapikan barang yang ada di etalase.
"Pagi mbak." sapa salah satu pegawainya.
"Pagi juga." jawab Valen yang langsung masuk kedalam ruang kerjanya.
Dimeja kerjanya sudah ada berkas yang harus dia periksa. Semua ini laporan penjualan dari semua cabang, Valen langsung mengerjakannya didepan komputernya.
Ditempat lain
Aldo terdiam memikirkan sesuatu yang membuatnya pusing, Tiba-tiba saja bahu Aldo ditepuk Arif.
"Kamu kenapa lagi, kok aku lihat kamu bengong saja." kata Arif yang melihat sikap Aldo yang sekarang banyak diam tidak seperti biasanya.
"Nanti sore aku harus datang menemui mamanya Valen." jawab Aldo yang terlihat bingung.
"Wah makin bagus itu , tapi kenapa kamu bingung juga?" tanya Arif pada Aldo.
"Aku takut jika pertemuan itu ada sesuatu yang tak menyenangkan. Aku hanya takut saja." Tiba-tiba pundak Aldo dipukul.
"Kalau mikir yang positif, jangan negatif. Keluarga Valen kan sudah setuju dari awal dengan rencana kalian. Apa kamu masih ragu?" tanya lagi Arif.
"Hanya sedikit ragu saja." jawab Aldo yang diliputi rasa bingung dan sadar diri jika dirinya hanyalah pria biasa tidak seperti keluarga Valen.
"Sudahlah kamu jangan terlalu berpikir tidak-tidak. Kamu harus yakin jika mereka akan menerima kekuranganmu, Tapi aku yakin mereka akan menerimamu." jawab Arif.
Aldo pun membalas dengan anggukkan. "Kamu tidak tahu siapa keluarganya Valen, kalau kamu tahu pasti kamu terkejut." batin Aldo yang yakin Arif akan kaget dengan identitas Valen yang sebenarnya.
Aldo pun melanjutkan pekerjaannya, dia tak ingin jika nantinya dia akan dimarahi oleh atasanya.
Siang hari
Valen masih sibuk diruang kerjanya, sesekali dia melirik jam tangannya. Ternyata waktu menunjukkan pukul 12 siang, waktunya dia istirahat.
Valen mulai sedikit menggerakkan tangan dan kakinya yang terasa kaku. Tiba-tiba saja terdengar suara ketukkan.
"Tok... Tok..."
"Masuk." ternyata itu karyawannya yang masuk diruang kerjanya.
"Ada apa?" tanya Valen pada karyawannya yang saat itu membawa kantong plastik.
"Tadi ada orang yang mengantarkan pesanan mbak."
"Pesanan apa?" tanya balik Valen yang bingung.
"Katanya makan siang dari Mas Aldo." jawab karyawannya, sontak saja Valen kaget. Pasti Aldo kekasihnya itu, kantong plastik itu langsung diletakkan dimeja kerja Valen.