Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 10.
Lima tahun kemudian.
Bandara terlihat seperti biasanya, selalu sibuk dan ramai oleh para penumpang pesawat yang akan pergi dan yang baru saja turun dari pesawat.
Seorang wanita cantik dengan rambut panjang terlihat begitu elegan, baru saja turun dari pesawat, berjalan dengan anggun memegang tangan seorang anak lelaki tampan berumur empat tahun.
Mereka berdua berjalan keluar dari bandara.
"Katanya tante Tina mau menjemput kita Ma, kenapa tidak kelihatan, di mana dia!" sahut anak lelaki itu kepada wanita cantik itu.
"Mungkin macet di jalan nak, sabarlah, kita tunggu sebentar!" jawab wanita cantik itu.
Jemari kecil anak lelaki itu menggenggam dengan erat jemari Ibunya.
Banyak pasang mata melihat mereka.
"Aduhh, anak lelaki itu imut sekali, aku pengen cubit pipinya!"
"Mama anak itu cantik sekali, mereka sungguh pasangan Anak dan Ibu yang sangat cocok sekali!"
"Pasti suami wanita itu sangat tampan, lihat putra nya saja tampan, pasti Ayahnya juga tampan!"
Terdengar bisikan-bisikan memandang pada ke dua Anak dan Ibu tersebut.
Mereka tampak tidak memperdulikan tatapan orang-orang dan bisikan-bisikan membicarakan mereka.
Dengan menyeret koper di satu tangan, dan memegang tangan kecil putranya di tangan satu lagi, wanita cantik itu membawa anaknya menuju tempat penjemputan.
"Nyonya Julia!" terdengar seseorang memanggil nama wanita cantik itu.
"Apakah anda Nyonya Julia?" seorang pria dengan pakaian formal mendekati wanita cantik itu, yang tidak lain adalah Julia.
"Ya, benar, kamu siapa ya?" tanya Julia memandang pria itu heran.
"Silahkan Nyonya, anda sudah ditunggu Tuan dari tadi, mobilnya sudah menunggu!" sahut pria itu dengan sopan, seraya merentangkan satu tangannya untuk mempersilahkan Julia berjalan mengikuti arah tangannya.
"Eh, tunggu! siapa kamu, aku tidak kenal! siapa Tuan mu, aku tidak kenal!" sahut Julia tidak mau menuruti apa yang di katakan pria itu.
Seorang pria lain yang sama dengan pria itu, berpakaian formal meraih koper Julia.
"Hei! kembalikan koperku!" teriak Julia seraya mengejar pria itu membawa kopernya, tangannya tidak lepas dari menggenggam tangan putranya.
Anak lelaki itu ikut juga berlari mengikuti langkah kaki Ibunya mengejar pria yang membawa koper mereka.
Pria yang membawa koper tersebut mendekati sebuah mobil mewah, lalu membuka bagasi mobil tersebut.
"Hei! kembalikan koperku, jangan masukkan!" teriak Julia melihat pria itu mengangkat kopernya masuk ke dalam bagasi mobil tersebut.
"Silahkan Nyonya!" sahut pria yang pertama menyapa Julia tadi membuka pintu mobil.
Pria itu mempersilahkan Julia dan putranya untuk masuk ke dalam mobil tersebut.
Julia tidak mau masuk.
"Kalian penculik ya, aku tidak kenal dengan kalian!" teriak Julia seraya memeluk anaknya.
Tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi.
Pria itu mengambil ponselnya dari saku jasnya, lalu menjawab panggilan tersebut.
"Iya Tuan, Nyonya sudah kami jemput!" jawab pria itu.
Pria itu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya.
"Silahkan Nyonya, Tuan sebentar lagi selesai rapat, dan akan menemui anda di rumah!" ujar pria itu kembali mempersilahkan Julia untuk masuk ke dalam mobil.
"Siapa Tuanmu, aku tidak kenal! kalian salah orang, biarkan kami pergi! aku akan berteriak penculik agar orang-orang menghajar kalian!" sahut Julia marah.
"Maafkan saya Nyonya kalau lancang, Tuan akan marah kalau Nyonya terlalu lama sampai di rumah!" pria itu mendorong Julia masuk ke dalam mobil.
"Hei! jangan kasar pada Mamaku!" teriak anak lelaki Julia.
"Maaf Tuna muda, Papa anda akan marah kalau kalian terlalu lama sampai di rumah!" pria itu menutup pintu mobil setelah Julia dan putranya masuk ke dalam mobil.
Julia memeluk anak lelakinya dengan erat, dia tidak menyangka begitu kembali ke kota asalnya, mereka malah di culik.
Kalau bukan karena Tina membuka cabang restoran mereka di kota asal mereka, Julia tidak akan pernah menginjakkan kaki selamanya ke kota tersebut.
Bersambung.....
cerita ini bagus bangt...