Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28.
Victor mengetuk pintu kamar, tapi tidak ada respon dari Debora, berkali-kali Victor mengetuk pintu tersebut, tetap saja tidak di buka Debora.
Karena Debora tidak membuka pintu untuknya, Victor berlalu dari sana.
Dengan cepat langkah kakinya menuruni anak tangga, wajahnya terlihat menggelap, dan sepertinya ingin memukul seseorang.
"Jack, Ayo ke Cemara!" sahut Victor kepada Asisten sekaligus sopir pribadinya tersebut.
Jack dengan sigap membuka pintu belakang untuk Victor, dan menutupnya dengan pelan, begitu Bosnya itu masuk ke dalam mobil.
Jack membawa mobil ke alamat yang di sebutkan Victor.
Mobil itu pun tidak lama kemudian sampai ke sebuah komplek perumahan elit, dan mobil itu berhenti di depan sebuah pintu gerbang di salah satu rumah komplek tersebut.
Victor mengambil ponselnya, lalu menekan satu nomor pada layar ponsel itu.
"Keluar!" sahutnya dengan tajam, setelah itu dengan cepat menutup ponselnya.
Tidak butuh tiga menit, pintu gerbang itu terbuka, dan keluarlah seorang wanita dari dalam.
Jack membuka pintu mobil, dan Victor pun keluar dari dalam mobil, begitu melihat wanita itu berlari menuju mobilnya.
Plak!
Satu tamparan tiba-tiba melayang ke wajah wanita itu, begitu wanita itu berdiri di depan Victor dengan senyuman termanisnya.
Dan membuat wanita itu terkejut bukan main, tangannya reflek memegang pipinya yang terasa panas.
"Ke..kenapa kamu menamparku?" tanya wanita itu dengan sedihnya, dan air matanya mengalir dari sudut matanya.
"Aku sudah katakan padamu, jangan mengganggu hidupku lagi! dan mengacaukan rumah tangga ku! aku pria yang sudah menikah, kalau kamu memprovokasi istriku lagi! akan ku buat keluagamu bangkrut!" kata Victor dengan nada tajam, dan wajah yang menggelap oleh amarah.
"Bagaimana aku memprovokasi nya, aku belum bertemu dengan istri mu yang sekarang!" ujar wanita itu dengan nada yang begitu menyedihkan, sampai air matanya kembali menetes dari sudut matanya.
"Dasar pembohong!" kata Victor dengan tajam.
"Benar, aku mengatakan yang sebenarnya, aku sudah katakan padamu, aku hanya bertemu dengan gadis, yang pernah ku lihat bersamamu di taman kemarin itu, dia mengancamku tidak boleh bertemu denganmu, dia akan membunuhku kalau aku dekat denganmu, bukankah itu mengerikan, gadis ingusan seperti dia itu sangat berbahaya, Victor!" ujar wanita itu dengan sedihnya.
Dan tangannya dengan gemetar memegang pipinya, yang di tampar Victor barusan.
Mata Victor sekarang semakin terbuka, melihat sifat asli wanita tersebut.
Victor merasa bersyukur kalau wanita itu, pernah meninggalkan dirinya, ternyata sangat menyeramkan.
"Kamu tahu, dia berteriak di depan banyak orang, mengatakan kalau dia akan melakukan hal mengerikan padaku, kalau aku masih terus saja dekat denganmu!" sahut wanita itu dengan menyedihkan.
"Jadi, itu semua yang kamu katakan padanya, dasar brengsek! sialan!" ujar Victor dengan nada tinggi dan tajam.
Plakk!
Kembali satu tamparan lagi melayang ke wajah wanita itu, dan membuat wanita itu nyaris terjatuh.
"Aku tidak mengatakan itu padanya, dia yang mengatakan seperti itu padaku!" teriak wanita itu menangis.
Wajahnya terlihat memerah, bekas tangan Victor.
"Gadis ingusan yang tadi bertemu denganmu itu, adalah istriku!" kata Victor menatap tajam mata wanita itu, "Aku yakin, dia tidak akan mengatakan hal yang baru saja kamu katakan, itu semua adalah suara hatimu, mengancam dia, benar kan?!" kata Victor dengan mata membesar memandang wanita itu.
Wanita tersebut mundur ketakutan, dia terkejut bukan main, ternyata gadis yang di taman itu adalah istri Victor.
Dia benar-benar bodoh, tidak membaca situasi.
Pantas saja saat di taman itu, Victor langsung menarik gadis itu pergi dari sana dengan marah.
Tubuh wanita itu gemetar, dia sudah terlalu banyak bicara, karena merasa kesal dan cemburu pada gadis itu.
Dia menggali kuburannya sendiri! tidak! dia harus membuat Victor mendengarkan nya, kalau dia tidak mengatakan hal seperti itu.
"Victor...Victor! dengarkan aku...!"
"Terlalu banyak bicara, pergi!" Victor mendorong wanita itu, yang hendak mendekat padanya.
Victor bergegas membuka pintu mobil, dan begitu dia masuk ke dalam mobil, pintu mobil dia tutup dengan kencang.
Bersambung.....