NovelToon NovelToon
Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku

Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Selingkuh / Mengubah Takdir / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aleena Marsainta Sunting

“Regina Meizura Carlton sebenarnya sudah mati. Namun, tuhan memberikannya kesempatan kedua untuk membalas dendam*


Bagaimana rasanya dikhianati oleh suami, adik, ibu tiri dan juga ayah yang selalu memihak pada mereka. Hingga kematian merenggut Regina dan kesempatan kedua kali ini dia tidak akan melewatkan kasih sayang dari Axel Witsel Witzelm.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aleena Marsainta Sunting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Tidak Akan Mundur

Rumahku tanpa adanya kakekku adalah dalam pengaturan Papaku. Yang di kaki tangani oleh ibu, adik tiri dan juga kekasih adikku itu.

Bodohnya aku bertahun-tahun hanya memelihara penjahat. Aku memberikan semua akses juga fasilitas. Bahkan perusahaan warisan kakek saja aku berikan dengan mudah pada Nicholas.

Aku mempercayakan semua. Aku bukan terlahir dari orang tidak punya bahkan aku bisa menjadi ratu untuk diriku sendiri dengan warisan kakekku Thomson itu.

Namun, semua adalah ilusi semata. Saat pernikahan ku dan Nicholas, dia selalu saja mencari alasan sibuk mengurus perusahaan dan jarang pulang ke rumah.

Dari awal pernikahan kami dulu, Minna dan Nicholas sudah bersekongkol memberikan aku racun yang bisa membuatku perlahan lumpuh dan tidak bisa bicara.

Aku tidak pernah menyadari karena semua dicampur dengan makananku. Dan Minna selalu ada disisiku, merawat dan menemaniku, itu yang terlihat di mataku. Juga Nicholas selalu memberikanku banyak hadiah, tetapi dia sebenarnya tidak pernah menyentuhku.

“Ada apa, kenapa kamu melamun?” Axel menyadari aku gelisah saat aku akan diantar pulang.

“Hmm, tidak apa-apa, aku hanya terlalu kenyang,” aku beralasan.

“Baiklah, tapi kamu tidak keberatan untuk memberikan nomor teleponmu kan?” Axel menyodorkan ponselnya padahal tadi aku sempat minta kartu namanya.

“Tentu saja!” Aku tanpa ragu meraih ponselnya dan memasukkan nomor teleponku.

“Aku akan langsung menghubungimu setengah jam setelah kamu sampai di rumah,” kata Axel, aku mengangguk juga tersenyum sambil memberikan ponselnya.

Mobil Axel tepat berhenti di depan gerbang rumahku. Aku ingin mengajaknya masuk, namun Axel menolak karena sudah cukup malam aku tiba di rumahku.

“Apa kau bisa … uhm … ah nggak jadi,” ucapku ragu, aku takut Axel menolak permintaanku.

“Aku akan menjemputmu lagi besok, kamu tidak keberatan kan?” Aku menggeleng dengan cepat.

“Tentu saja, aku mau. Kalau bisa pagi-pagi sudah disini. Aku mau lebih dekat dan mengenalmu,” ucapku.

Aku ingin menghabiskan waktu bersama Axel. Dan mengetahui apapun yang belum aku ketahui di masa laluku.

Axel hanya mengamati raut wajahku. Dia tidak menjawab apapun atas permintaanku.

“Hmm … cepatlah turun, aku yakin mereka semua khawatir padamu,” ucap Axel mengusap rambutku serta mengingatkan kembali.

“Uhm! Terima kasih banyak,” meski berat tapi malam ini aku tetap harus pulang dan menghadapi keluargaku.

Axel menghentikan tanganku saat akan membuka pintu, aku menoleh, lalu menatapnya sesaat dan memeluknya, kemudian melepaskannya, “Jangan lupa obatmu ini,” Axel memberikan kantong yang berisi obat yang diresepkan juga salep untuk kaki yang terkena sup.

Aku berpisah sementara dengan Axel lalu melangkah masuk ke dalam rumahku.

“Dari mana saja? Kami khawatir menunggumu!”

Aku baru saja membuka pintu dan dihadapanku sudah berdiri segerombolan serangga pengganggu.

“Kak Regi, aku gak bisa menghubungimu karena ponselmu tertinggal. Aku dan Nicholas sangat khawatir. Benar begitu kan, Nick?” Minna langsung menyerbuku dengan tatapan sedih juga berkaca-kaca.

Minna gelendotan dan Nicholas ikut mendekat. Aku dulu tidak menyadari panggilan Minna pada Nick yang kadang menggunakan Kak juga tidak, tapi sekarang aku menyadarinya, kedekatan mereka memang tidak sekedar biasa.

“Oh iya, ponsel. Mana ponsel dan tasku?” Aku mengabaikan ucapan wanita licik itu dan segera mencari keberadaan tasku.

Bagiku penting karena dalam setengah jam Axel akan meneleponku.

“Ah, ini sayang,” kata Nicholas yang memang sudah terlihat memegang tasku.

Aku segera mengambilnya, “Aku hampir lupa dan tadi belum sempat aku katakan,” aku menatap wajah Nick, Minna ikut melirik, “maafkan aku, Nick, sepertinya hubungan kita berakhir sampai disini saja,” kataku, aku memang ingin menuntaskan terlebih dahulu hubunganku dengan Nick.

Semua orang terlihat terkejut dengan ucapanku. Mereka seperti salah mendengar.

“Jangan main-main, Regi, kau tahu kan, ini gak semudah itu. Kalian ini kan saling mencintai,” papaku menyela lagi.

“Sepertinya aku salah, Pah, aku gak mencintai Nick lagi!” jawabku tegas.

“Ada apa sih kak? Kakak kenapa? Ayo cerita sama aku saja. Kalau kakak ada masalah dengan kak Nick, kakak cerita padaku,” Minna sekarang ikut campur lagi.

“Kak Nick dimana kekurangannya kak? Kakak nggak mungkin dapat laki-laki sebaik dan setia seperti kak Nick. Dia ini mau berkorban buat Kakak loh. Apa kakak lupa? Kalau nggak ada kak Nick yang menyelamatkan Kakak dulu, kakak masih ingat kan? Mungkin saja saat ini kakak sudah ….”

Minna terlihat sedih saat mengenang kejadian sesuatu. Dia bahkan menatapku dengan tatapan seolah menuduhku seorang penghianat.

Pintar sekali mereka bersandiwara.

Aku bahkan hampir melupakan kejadian itu. Itu adalah kejadian dimana Nick menyelamatkan aku saat aku pulang kuliah malam.

Nick menyelamatkan aku dari gerombolan pemabuk yang menggangguku dan Nick melawan mereka seorang diri. Dia bahkan sampai terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit karena menolongku.

Aku merasa seperti Nick lah penyelamat dalam kehidupanku. Kalau tidak ada dia yang menyelamatkan aku, mungkin saat ini aku sudah kehilangan hal yang paling berharga juga nyawaku.

Tetapi, kali ini aku nggak akan tertipu.

Sebab, mereka sendiri sudah mengakui sebelum kematianku kalau itu adalah rencana yang mereka susun untuk menaklukkan hatiku.

Mereka memang sengaja mengirim Nick untuk mendekatiku. Caranya menggunakan hal licik itu.

Gerombolan pemabuk itu adalah orang bayaran dari mereka. Itu adalah settingan yang mereka buat agar aku percaya penuh padanya.

“Hmm … itu ya? Aku berencana mengganti semua biaya yang dikeluarkan di rumah sakit dan juga beban moril yang Nick terima saat menghajar para gerombolan itu. Tenang saja, aku akan membayarnya empat kali lipat,” sarkas aku menjawab tanpa aturan sedikitpun.

Ini pertama kalinya aku melawan apapun yang mereka ucapkan. Mereka hanya tahu kalau aku adalah seorang penurut.

“Apa maksud ucapanmu, Regi? Kau mau membayarku? Regi, tolong sadarlah. Ini aku, Nicholas. Aku adalah orang yang paling kau cintai, tega sekali kau mengatakan hal itu padaku!”

Nicholas sedang membela diri dan tidak terima dengan ucapanku.

Dia mencengkram kedua tanganku dengan kasar.

“Aku selalu ada disampingmu, Regi. Ini hanya karena aku lupa menelponmu kan? Ayolah, tolong maafkan aku, aku nggak akan mengulanginya. Kita ini saling mencintai. Bukankah kamu bilang ingin keliling dunia dan mewujudkan cita-citamu sebagai pelukis?”

“Aku akan membangun hingga sukses karirmu, Regi. Tolong maafkan aku dan kau jangan mau ditipu oleh seseorang yang tidak kamu kenal dengan baik, Regi. Dia itu hanya mencuci otakmu, Regi. Sadarlah. Kembalilah seperti Regi yang dulu.”

Hah, sungguh luar biasa perkataan Nick. Dia benar-benar sudah lihai dalam menyusun kata-kata. Kalau aku yang dulu pasti akan menurut dengan satu ucapannya, tapi sekarang? Jangan harap.

Meskipun Nicholas bersikukuh tidak mau menerima keputusanku dan menganggap aku sudah dicuci otak oleh Axel. Aku tidak akan mundur.

“Agh!! Sakit, Nick!” Aku tidak berpura-pura, tapi cengkram Nick di kedua tanganku memang keras.

Papa, ibu tiri juga Minna sepertinya ikutan geram dengan tingkahku. Mereka tidak bisa menebak hanya mengira kalau perubahan yang terjadi padaku karena pengaruh Axel.

Nicholas tersadar dan segera melepaskan.

“Ma–maafkan aku, Reg, aku nggak bermaksud menyakitimu.”

Nicholas yang panik jadi seolah berpikir keras untuk merayuku kembali.

“Pulanglah, ini sudah malam kan. Aku nggak mau bertemu denganmu lagi. Hubungan kita cukup sampai disini. Mari kita putus, Nick. Aku serius!” Ucapku tegas dan segera menjauh dari Nick.

“Re–Regi, tolong maafkan aku. Aku nggak terima keputusanmu. Aku nggak mau putus denganmu,” ucap Nick, namun aku mengabaikan karena mendengar getaran di ponselku.

Aku yakin itu Axel, dia benar-benar meneleponku setelah setengah jam.

Aku tersenyum sambil menatap tas tanganku dan aku segera mengeluarkan ponselku, tapi sebelum aku berhasil melihat ponselku tiba-tiba saja Nick mengambilnya lalu dia membanting ponselku.

1
Ma Em
Semoga para benalu yg berniat jahat pada Regina segera pergi dari terusir dari rumah Regina .
Ma Em
Regi kamu benar untuk membalas dendam karena dia sdh berani menipu kamu Regina buat mereka menyesal karena sdh permainkan kamu Regina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!