NovelToon NovelToon
VERSUS

VERSUS

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Gangster / Enemy to Lovers
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Puspa Indah

Rahasia besar dibalik persaingan dua kedai yang bertolak belakang dalam segala hal.

Saat yang nampak tidak seperti yang sesungguhnya, saat itu pula keteguhan dan ketangguhan diuji.

Akankah persaingan itu hanya sebatas bisnis usaha, atau malah berujung pada konflik yang melibatkan dua sindikat besar kelas dunia?

Bagi yang suka genre action, kriminal, mafia, dengan sentuhan drama, romansa dan komedi ringan, yuk.. langsung di klik tombol "mulai baca"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 12

"Bagaimana kabar calon pengantinku heh?"

Alex yang sedang melamun sedikit tersentak saat bahunya ditepuk dengan keras oleh seseorang dari belakang.

Alex menengok ke arah orang itu, Luca Gambino sedang tersenyum padanya.

"Oh, kau. Dia.. sedang berusaha kukira?", sahut Alex tak semangat.

Mereka sedang berada di ruang privat sebuah restoran milik keluarga Genovese.

"Aku tak paham dengannya. Buat apa ia mengotori tangannya hanya untuk sebuah kebebasan semu? Dia sepertinya sangat yakin kalau tugasnya berhasil, ayah kalian akan benar-benar melepaskannya", ucap Luca kemudian mengambil minuman yang disodorkan anak buahnya.

Alex sontak menatap Luca, sepertinya ia juga tak menyangka hal itu.

"Apa maksudmu? Jangan bicara omong kosong!", Alex jelas merasa kesal mendengar Luca membicarakan keluarganya.

Luca malah terkekeh.

"Hah... Aku sangat merindukan wajahnya. Sudah hampir setahun aku tak melihatnya. Dan itu semua karena apa? Hanya karena selembar kain!", Luca kemudian terbahak.

Alex tak tahan lagi, ia lalu berdiri.

"Aku pergi dulu, ada yang harus kulakukan", ia kemudian langsung berjalan menuju pintu.

"Hei, Alex.. mengapa kau jadi kesal begitu hah?", Luca masih mempertahankan tawanya.

"Apa ada perkembangan?", tawanya langsung lenyap saat pintu sudah tertutup.

"Nona Genovese sudah mulai melancarkan aksinya. Dan sepertinya.. ia sudah berhasil menarik perhatian orang Jepang itu, mereka kini terlihat akrab", sahut salah seorang anak buahnya.

Prrang...!!!

Gelas yang tadi di tangan Luca sudah berpindah tempat dan berubah bentuk. Ia mengusap kasar wajahnya. Ingin rasanya ia yang langsung menghabisi pria itu dan segera menikahi gadis impiannya sejak kecil. Tapi siapapun yang mengerti situasinya, pasti paham kalau itu berarti bunuh diri.

Kelompok Yakuza memang tak pernah benar-benar merambah kota New York. Bahkan di negara asalnya sendiri, kekuatan mereka sudah tak seperti dulu. Pihak pemerintah sedikit demi sedikit berhasil menekan aktivitas mereka. Tak seperti di Amerika atau beberapa negara lainnya, pemerintah Jepang tak pernah mau berkompromi dengan para gangster, apalagi sampai bekerjasama secara ilegal.

Namun satu yang menakutkan dari sindikat itu. Anggotanya benar-benar loyal seolah organisasi itu adalah sebuah kultus. Mereka tak segan menghabisi musuh mereka, bahkan dengan sukarela mengorbankan diri hanya demi kehormatan kelompok dan pemimpinnya. Hal yang tak dimiliki oleh gangster lain di belahan dunia manapun.

********

Sofia kembali menginap di lantai atas kedainya malam ini. Mungkin sebaiknya ia pindah permanen saja ke sini. Bukankah akan lebih praktis?

Ditatapnya Valentina yang sudah tertidur pulas dengan mulut terbuka. Wanita itu terlihat begitu lelah, entah apa saja yang telah dilakukannya hari ini. Sofia kadang merasa kasihan padanya.

Pandangannya lalu mengarah pada kedai di seberang. Lewat kaca jendela yang masih basah bekas siraman hujan, Sofia bisa melihat samar pergerakan seseorang di lantai dua.

Ryuu Fujita, pria itulah awalnya yang menjadi target Sofia. Menyangka kalau dialah Akita Nakamura, si pemilik kedai. Satu set racun mematikan tanpa penawar sudah ia siapkan dengan cermat. Mengawasi pergerakannya setiap hari sambil mencari cara untuk melancarkan aksinya. Persiapan kedainya sendiri menjadi dalih yang tepat untuk itu.

Di lain waktu, ia juga sering mengawasi sosok yang berbeda. Seorang lelaki dengan sorot mata tajam dan gestur tegap. Sofia bisa memastikan ia tidak tinggal di gedung itu karena jarang melihatnya saat larut malam. Bisa disimpulkan kalau dia hanyalah salah satu pekerja di kedai itu.

Apa perlunya dia mengawasi lelaki itu? Entah, Sofia sendiri masih belum menemukan jawaban pastinya. Sofia hanya senang melakukannya, itu saja. Tiap lelaki itu keluar untuk membeli bahan, atau saat ia membersihkan bagian depan kedai merupakan momen yang paling Sofia tunggu-tunggu. Bak sebuah adegan favorit dari sebuah film. Takkan bosan untuk ditonton berulang-ulang meski cerita dan dialognya sudah hafal di luar kepala.

Apakah ia menyukai lelaki itu? Sayangnya iya! Ia terlanjur jatuh cinta pada orang yang salah. Saat mengetahui kalau ternyata lelaki itulah Akita Nakamura, hati Sofia terasa hancur, lebur seperti logam terkena lelehan zat asam.

Tidak! Ia tak bisa melakukannya. Itu.. terlalu menyakitkan. Melenyapkan seseorang yang dicintai sama saja membunuh dirinya sendiri. Bukan, mati bahkan masih lebih baik. Itu akan terasa seperti siksaan pedih yang tak berkesudahan.

Dengan terpaksa Sofia harus mengulur waktu, mencoba memilah dan memikirkan jalan keluar dari kebuntuan rencananya. Dan ternyata itu sulit. Dia merasa terjebak antara dua pilihan yang bertolak belakang, tapi harus didamaikan.

Mengapa ia ditugaskan membunuh Akita? Itu adalah tebusan bagi kebebasannya. Janji ayahnya untuk membiarkan dirinya dan agama barunya merupakan iming-iming menggiurkan buat Sofia. Ia takkan dilibatkan lagi dalam urusan apapun yang menyangkut keluarga besar Genovese. Bahkan ia diijinkan mengganti nama belakangnya bila merasa itu mengganggunya.

Kalau menolak? Luca Gambino telah siap menikahinya, yang berarti seumur hidupnya Sofia bukan hanya terikat pada Genovese, tapi juga Gambino.

Masalah penyebab mengapa Akita harus dilenyapkan, Sofia tak punya informasi pasti tentang itu. Predikat sebagai seorang yang begitu kejam, dengan jejak kejahatan beruntun terhadap banyak jiwa tak bersalah disematkan ayahnya pada sosok Akita. Dan itu cukup menjadi alasan tepat bagi Sofia untuk melenyapkannya.

Bukankah agamanya melarang keras penghilangan nyawa tak perlu, bahkan untuk seekor binatang kecil sekalipun? Itu betul. Tapi bagi seorang pelaku kerusakan di muka bumi, tentu hal itu tidak termasuk. Setidaknya itulah pemahaman yang dimiliki Sofia.

Sofia menghela nafas berat. Bayangan wajah Akita seperti menghantui kepalanya. Sesaat kemudian ia menelungkupkan wajahnya ke lutut. Isaknya terdengar lirih, perih. Andaikan boleh, ingin rasanya hidupnya lah yang berakhir sebagai penukaran atas nyawa Akita, lelaki yang sudah mengambil seluruh kepingan hatinya.

1
Puspa Indah
Makasih reviewnya. Moga sukses dan sehat selalu 🤓
Puspa Indah
Tahu aja kamu kalau ambil inspirasinya dari beliau. Tapi Antonio gak bisa nyanyi, kayaknya..
deka
keren ceritanya gk bertele-tele. good job.
deka
wow Nami kereenn
deka
jangan bilang Antonio Bocelli saudaraan ama Andrea Bocelli ya thor
deka
hmm ... Ryu tutup mulutmu, orang jatuh cinta emang sulit di nasehati🤭
deka
hati² Akita jangan nyosor aja sama makanan dari sebrang
deka
oohh .. ternyata Sophia tidak sepolos yg kukira.
Akita duh nasibmu terancam
Oe Din
seru "Akita" ( atau Ryuu )
Puspa Indah: Eh, iya. Salah lagi /Facepalm/
Makasih buat koreksinya..
total 1 replies
Oe Din
Penumpang lain panik...
Akita malah bersyukur ada goncangan di pesawat, dapat pelukan tangan...
😘😘😘
Oe Din
Mateo dan Alex ini cocok jadi pujangga ...
👍👍👍
Oe Din
Ryuu sang gembong Yakuza, bisa salah tingkah juga ...
😄😄😄
Oe Din
Satu ruang, dengan berbagai macam rasa dan raut muka ...
😅😅😅
Oe Din
geger otak atau gegar otak...?
Puspa Indah: Yup tul, gegar otak. Kalau Geger, malah kaya tempatnya Aa Gym ya. Geger Kalong 🤭
It's done! Thanks...
total 1 replies
Oe Din
Ha ha ha...
Ryuu sudah sangat bosan dengan genre romansa, saatnya genre HOROR & Baku Hantam ...!!!
Puspa Indah
To Oe Din, author ijin pake istilah "rakus" sama "kiriman beracun" nya ya.. Makasih.. 🤓
Oe Din
المسلم أخ المسلم ...
Setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya...
Oe Din
Kau rakus, merebut "kiriman beracun" buat Akita....
Jadi kena juga !!!!
Oe Din
Putri Gengster Italia versus Putra Gengster Jepang....
Oe Din
Mantaplah....!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!