Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berniat pergi
Kini hanya tinggal Prama dan teman-temannya bersama Feli dalam ruangan itu karena Lastri meninggalkan mereka karena tak tahan lagi terus menahan tangis
"Kalian bener-bener diluar dugaan! Kalo udah kek gini ya gimana lagi.. Lu harus nikahin si Feli, Pram!!" gerutu Danu menjambak rambutnya kasar karena merasa frustasi. Sebab saat acara itu Danu juga sedang bersama Prama, namun ia tak menyangka saat Prama izin pulang duluan ternyata bersama Feli
"tapi nasib bini si Prama gimana kalo dia kawin lagi? Kok gw jadi overthinking.. Mana masih muda.. Gak mungkin kan dia mau di madu!" celetuk Zega
"Ya itu resiko dia lah sebagai istri pertama. Antara memilih tinggal atau pergi! Toh si Feli dah bunting gitu ya si Prama gak bisa lari dari tanggung jawab" timpal Angel santai
Prama hanya bisa menghela nafas kasar sembari mengusap wajahnya kasar. ia benar-benar kalut dan bingung harus bagaimana.. Ia pun beranjak dari duduknya berniat pergi, namun Feli langsung menahan tangannya
"Pram.." lirih Feli
Plaaak!! Prama menepis kasar tangan Feli tanpa melihat kearah gadis itu lagi, lalu pergi begitu saja..
semua orang tentu mengerti kalau Prama butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya. Makanya mereka hanya memilih diam tanpa mengejar Prama, hanya Feli yang kini tampak menangis
"Hiks.. Hiks.. Huhuhu"
Angel langsung memeluk Feli seraya menenangkannya
"Sabar, Fel!! Mungkin si Prama lagi syok.. Jangan dimasukin ke hati ya"
*****
Gandari naik ke puncak gunung tempatnya sering berdiam diri disana.. Lalu ia menatap nanar ke bawah dimana ada desa Waringin disana..
"Masih terbayang dimataku.. Saat kepergianmu dulu, kau memintaku untuk selalu setia padamu.. Lalu akupun menanti sampai kau kembali.. Tapi apa ini? Apa ini? Haha.. HAHAHAHA.. HAHAHA" Gandari malah tertawa menggelegar, namun tanpa sadar ia pun meneteskan air matanya
"Huhu.. huhuhu.. Hiks.. Hikssss.. Huwaaaaaaa" Gandari menangis sejadinya sembari ambruk ketanah dan menenggelamkan wajahnya dilututnya
Bagja yang tau jika Gandari pasti berada disana pun hanya bisa menatap sendu pada punggung wanita itu dibelakangnya
Gandari pun menghentikan tangisnya sembari menghapus air matanya karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, lalu ia pun menoleh ke belakang dan melihat Bagja ada dibelakangnya
"Kang.." lirih Gandari dengan mata sembabnya
"Nyi.. Ma-maaf sa-saya hanya.." Bagja gugup karena takut Gandari marah jika ia mengikutinya kemari
Namun Gandari langsung berlari kearahnya dan "Greppppp" wanita itu langsung memeluknya dengan erat
"Huhu.. Huhuhu.. Kang.. Kenapa semuanya jadi begini? Aku kira dengan dia berselingkuh saja sudah cukup, tapi apa ini? Wanita itu mengandung anak dari suamiku.. huhuhu apa kurangnya aku sampai dia seperti ini, kang?" tangis Gandari pecah dipelukan Bagja
Tapi Bagja malah berdebar dan merasa gugup. ia bingung harus berbuat apa..
"Nya-nyai.. Sa-saya.."
"Eh?" Gandari langsung menyadari pelukannya pada Bagja dan langsung melepaskannya, lalu mundur beberapa langkah sembari mengusap tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal
"Ma-maafkan saya, Kang!!" ucap Gandari yang juga gugup
Bagja pun tersenyum. Entah kenapa, baru pertama kali Gandari melihat Bagja tersenyum seperti itu.. Rasanya terlihat manis!!
"ekhem.. Kenapa akang kemari?" tanya Gandari seraya mencairkan suasana
"Tentu saja saya khawatir pada nyai!! Saya tau nyai pasti datang kemari.. Makanya saya juga kemari" jawab Bagja dengan senyuman yang tak hilang dari bibirnya
Tanpa sadar, pipi Gandari malah memerah mendengarnya.. Ia pun segera mengalihkan pandangannya kearah lain
"Sa-saya baik-baik saja kok!!" jawab Gandari yang merasa juga berdebar didadanya
"Ya.. saya harap juga begitu! Tapi sepertinya tidak.. Buktinya tadi nyai tertawa lalu menangis!!" jawab Bagja yakin
Gandari pun menundukkan kepalanya karena merasa malu karena Bagja melihatnya sedang menangis
"La-lalu.. Sekarang.. Saya harus bagaimana, kang?" tanya Gandari menatap sendu pada Bagja
"Apanya yang bagaimana? Prama tidak akan pernah meninggalkan Nyai.. Dia juga sangat mencintai Nyai, mungkin ia memang akan bertanggung jawab pada anak itu. Tapi dia tidak akan menikahi wanita kota itu" Jawab Prama yakin
Gandari hanya bisa tersenyum kecut mendengar penjelasan Bagja. Terlihat sederhana memang, tapi tak akan semudah itu tentunya..
hingga akhirnya wanita berkebaya coklat itu hanya bisa menghela nafas panjang menatap nanar kedepan
"Kang.. Sudah lama saya membayangkan hal yang mungkin dulu saya berpikir semuanya tak akan mungkin terjadi.. Tapi nyatanya sepertinya semua bayangan saya malah terjadi. Jadi tak lama lagi, saya akan meninggalkan desa ini dan pergi seorang diri kesebuah tempat yang akan membuat saya tenang!!" jelas Gandari menjelaskan apa yang menjadi bayangannya
Bagja langsung hawatir dan menatap lekat pada Gandari, tak biasanya memang Bagja menatap mata Gandari langsung, sebab biasanya Bagja lebih sering menundukkan kepalanya atau menatapnya diam-diam
"Nyai.. Maksud nyai apa? Nyai mau pergi kemana?" tanya Bagja hawatir
"Ke suatu tempat tentunya.. Realistis saja, kang.. Saya tidak mau dimadu, tapi untuk bertahan dan membesarkan anak dari selingkuhan suami saya juga saya tidak mau. Sebab saya akan terus terbayang akan kelakuan kang Prama dan saya tidak mau membenci anak tak berdosa itu.. Jadi, biar saya saja yang pergi meninggalkan desa ini!!" jawab Gandari dengan nada yang tenang dan lembut
"Nyai.. Tapi nyai akan pergi kemana? Tanah kelahiran nyai disini, rumah nyai disini.. Kenapa harus nyai yang pergi?" tanya Bagja tak habis pikir
"Lalu siapa yang akan pergi? Haha.. Kang Prama juga lahir disini, rumahnya disini, keluarganya pun disini.. Kalaupun dia akan tinggal dikota, suatu saatpun pasti berkunjung kesini, bukan? Sudahlah, kang.. Biar saya saja yang pergi daripada harus terbayang terus Kang Prama disini!!" jawab Gandari
"Lalu bagaimana dengan sa.. Eh maksudnya misi kita menjadi Bulan dan Bintang? Bukankah nyai berjanji akan datang lagi pada mereka?" tanya Bagja yang mulai cemas
Gandari malah tersenyum dibuatnya. Lalu menatap teduh pada Bagja
"Memangnya akang tidak keberatan menemani saya melakukan hal yang berbahaya lagi?" tanya Gandari memastikan
"Tidak, Nyi.. Justru saya senang melakukannya!! Jadi saya mohon nyai jangan meninggalkan desa ini!! Nanti bagaimana saya bisa mencari nyai?" tukas Bagja berusaha meyakinkan Gandari
Lagi-lagi Gandari hanya bisa tersenyum menatap pemuda itu
"Kalau begitu.. Saya akan memanggil akang jika saya akan menjalankan aksi saya. Bagaimana?"
"iya.. iya begitu saja, Nyi!! Saya setuju!" jawab Bagja antusias
"Baiklah, saya akan memanggilmu nanti!!" jawab Gandari sembari tersenyum dan meninggalkan Bagja sendiri yang masih mematung disana. Bagja pun kembali menoleh pada Gandari yang terus berjalan meninggalkannya
"Jadi maksudnya Nyai Gandari jadi pergi atau tidak? Aaarrrrghhhhh kok gak jelas banget!!" gumam Bagja frustasi sembari menjambak rambutnya kasar
,