Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5_Mendaftar
"Rencana nya sih tiga hari lagi Ethan bakalan balik ke markas ma." jawab Ethan.
"Emang gak bisa ya tinggal di rumah aja?" tanya mama Ayu merasa masih rindu dengan sang putra.
"Ma." sahut sang suami membuat mama Ayu menghela nafasnya panjang.
"Kamu gak pingin gitu cari pasangan sayang, umur kamu udah matang dan siap untuk menikah?" tanya mama Ayu mencoba membujuk sang anak, dia rasa anak nya sudah waktu nya menikah.
Usia Ethan sekarang adalah 29 tahun, bukan kah itu sudah sangat matang dan dewasa untuk menikah.
"Ma." lagi lagi Ethan hanya bisa memanggil nama mama nya sambil menghela nafas nya panjang.
Setelah itu dia menuju ke kamar pribadinya, kamar yang sudah menemani mana remaja nya itu.
"Dua tahun tak bertemu ternyata dia tumbuh dengan baik, luka nya juga seperti nya sudah sembuh." gumam Ethan memikirkan wanita nya.
Salahkah jika Ethan mengklaim bahwa wanita itu adalah wanita nya, sungguh hati Ethan tidak bisa di deskripsi kan lagi.
Di sisi lain Alika sampai di rumah sudah cukup malam, dia memang sengaja tidak membawa mobilnya karena sedang di servis, dia juga mengatakan kepada sang ayah bahwa dia tidak perlu di jemput.
"Sayang kok tumben baru pulang?" tanya bunda Yunita kepada Alika.
"Tadi jalanan macet bund, terus Alika hampir ke tinggalan bis hehe." jawab gadis itu.
"Makanya kalau ayah bilang di jemput tuh nurut." ucap bunda Yunita dan hanya mendapatkan cengengesan dari sang anak.
Setelah kejadian dua tahun lalu Alika di jaga dengan begitu ketat, trauma akan kejadian itu membuat ayah dan bunda protektif sekali dengan anaknya.
"Bunda dengar kalau kamu bakalan ada pelatihan di camp tentara ya?" tanya bunda Yunita yang mendengar dari salah satu teman nya yang juga bekerja di rumah sakit Alika bekerja.
"Belum tahu bund, Alika belum daftar sih masih cocokin jadwal nya." jawab gadis itu dan di angguki oleh bunda Yunita.
"Kalau saran bunda sih lebih baik kamu ikut aja deh, lumayan buat belajar dan siapa tahu dapet jodoh di sana kan seru." goda bunda Yunita yang mendapatkan tatapan tajam dari sang anak.
"Bunda nih udah tua masih aja suka goda-goda in anaknya." ucap ayah David.
"Biarin sih ya, kan bunda juga pingin lihat Alika segera menikah, usia nya tuh udah pantes banget buat nikah." sahut bunda Yunita membuat Alika jengah mendengar nya.
"Kakak mana bund?" tanya Alika.
"Kakak mu udah pulang soalnya mbak Nara ngidam pingin martabak deket rumah mereka." jawab bunda Yunita.
"Hahaha kak Gilang jadi calon ayah yang siap siaga." seru Alika dengan canda di akhir katanya.
Sang kakak memang sudah pulang dari kuliah nya dan baru menikah satu tahun lalu, sekarang sang istri sedang hamil muda sekitar tiga bulan jadi sering sekali ngidam.
"Jangan di ketawain kakaknya, makanya buruan nikah." tutur bunda Yunita membuat Alika mengerucutkan bibir nya.
"Udah Alika mau ke kamar aja, gak seru sama bunda."
Setelah itu gadis itu pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat, namun saat mencoba memejamkan matanya tiba-tiba mata tentara yang pernah menyelamatkan nya terbayang di pikiran Alika.
"Siapa ya tentara itu? Aku belum mengucapkan terima kasih kepadanya," gumamnya pelan sambil menuju ke alam mimpinya.
****************
Hari ini adalah batas terakhir untuk pendaftaran tenaga medis yang ikut dalam pelatihan, hal ini di lakukan karena untuk membekali tenaga medis dari mara bahaya atau pun bencana alam, karena bagiamana pun dia ajak keadaan darurat pasti tenaga medis dan para angkatan yang akan siap siaga.
"Dok katanya untuk tenaga medis dokter masih butuh beberapa lagi, dokter gak mau daftar?" tanya Lula yang memang sudah daftar dari jauh jauh hari.
"Aku masih bingung lul, kamu tahu sendiri di sini masih banyak pasien yang harus aku tangani." jawab Alika.
"Dokter Alika." panggil suster Maria yang datang dengan terburu-buru.
"Ada apa sus?" tanya Alika dengan tatapan bingung.
"Di panggil dokter Daniel." jawab suster Maria.
"Dokter Daniel? Ada apa?" tanya Alika dengan tatapan bingung.
"Entah, dokter datang ke ruangannya saja." jawab suster Maria.
Akhirnya Alika pun pamit menuju ke ruangan dokter Daniel, dokter Daniel sendiri adalah dokter jantung sekaligus direktur di rumah sakit ini.
Beliau adalah panutan semua dokter di sini karena sudah mengabdi begitu lama di rumah sakit ini.
TOK TOK TOK
Sampai diruangan tersebut dengan sopan dia mengetuk pintu agar tidak mengganggu dokter Daniel di dalam.
"Masuk."
Tak lama terdengar suara instruksi dari dalam membuat Alika pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan nampak lah dokter Daniel dengan rambut yang sudah sedikit memutih namun terlihat masih sehat.
"Dokter panggil saya?" tanya Alika dengan sopan.
"Dokter Alika silahkan duduk."
"Ada apa ya dok panggil saya?" tanya Alika penasaran.
"Jadi begini dok, dokter tahu bukan kalau hari ini adalah hari terakhir pendaftaran untuk pelatihan?" tanya dokter Daniel dan di angguki oleh Alika.
"Jadi saya ingin dokter Alika mendaftarkan diri di sana." ucap dokter Daniel membuat Alika mengerenyitkan dahinya.
"Tapi saya berencana untuk tidak ikut di dalam pelatihan tersebut dok, saya masih bingung, apa lagi dengan kondisi pasien yang begitu banyak." jawab Alika semaksimal mungkin mencoba untuk menjaga kata-kata nya.
"Saya tahu apa kekhawatiran dari dokter Alika, saya dan dokter Irma yang akan menjamin semua pasien dari dokter Alika, jadi saya harap dokter Alika mau pun mendaftar kan diri kedalam camp pelatihan tersebut." ucap dokter Daniel yang begitu serius.
"Kenapa dokter ingin saya ikut dalam pelatihan tersebut?" tanya Alika.
"Saya rasa dokter Alika perlu ikut karena saya tahu dokter Alika bisa di andalkan." jawab dokter Daniel dengan yakin mengandalkan Alika membuat Alika mau tak mau pun menyanggupi nya.
"Ya sudah saya akan mendaftar dok, kalau memang sudah tidak ada yang di bicarakan saya izin kembali bekerja." pamit Alika dan di angguki oleh dokter Daniel.
"Saya yakin kamu bisa Alika, saya percaya pada mu." gumam dokter Daniel yang tahu kemampuan murid-murid nya itu.
Sampai di ruangannya Alika pun langsung mengambil lembaran yang sudah di siapkan untuk dirinya sebagai syarat pendaftaran, dia mengisi formulir tersebut dengan hati-hati.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13
