Chen Miao Miao, gadis kaya yang hilang sejak kecil, ditemukan kembali oleh keluarganya di usia 17 tahun. Namun, kebahagiaannya hancur karena kelicikan Chen Xiao Wan, anak angkat yang merebut kepercayaan keluarga.
Dalam kecelakaan tragis, orang tua Miao Miao memilih menolong Xiao Wan terlebih dahulu, karena kelicikannya. ketika kedua orang tuanya kembali untuk menolong Miao Maio, mobil tersebut tiba-tiba meledak.
Mama dan Papa nya meninggal karena kesedihan nya, ketiga kakak nya tewas dengan tragis dan Xiao Wan menikmati harta keluarga mereka.
Takdir membawa Miao Maio kesempatan kedua ketika Papa dan Mama nya menjemputnya dari panti asuhan, membawa ingatan masa depan kematian keluarga nya.
Tanpa sepengetahuan Miao Miao, keluarga dan jodohnya kini dapat mendengar kata hatinya. Dengan kesempatan ini, bisakah ia melindungi keluarganya dan membalas dendam pada Xiao Wan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip Murahan
Setelah beberapa menit keheningan, Miao Miao akhirnya memberanikan diri membuka topik itu. Ia menatap Zhan Zhao, lalu bertanya dengan nada hati-hati, "Zhan Gege, aku boleh tanya sesuatu nggak?"
Zhan Zhao yang masih menatap Miao Miao, akhirnya menjawab ucapannya. "Tentu, Miao Miao. Ada apa?" tanyanya santai.
Miao Miao menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Jadi... apakah benar rumor kalau Zhan Gege itu... kaum pelangi?"
Zhan Zhao tampak bingung. "Kaum pelangi? Maksudnya apa itu, Miao Miao?"
Miao Miao menghela napas, merasa sedikit kesal. "Aish, Zhan Gege! Masa nggak tahu sih? Itu lho..." Ia lalu memperagakan dengan tangannya, menunjukkan gerakan pria yang bersikap lembut. "Pria yang suka dengan pria, maksudku."
Ucapan dan gerakan Miao Miao membuat Zhan Zhao yang sedang mengamati wajahnya langsung tersentak. "Apa?!" serunya kaget, sementara Yuze yang sedang meminum air langsung tersedak dan terbatuk-batuk, berusaha menahan tawa.
"Ah, aku tahu itu cuma rumor. Tapi aku penasaran aja, Gege," tambah Miao Miao cepat, merasa sedikit bersalah karena Zhan Zhao tampak syok.
Zhan Zhao, yang biasanya tenang, langsung menyangkal dengan tegas. "Tentu saja tidak, Miao Miao! Itu hanya gosip murahan! Jangan percaya omongan orang yang nggak tahu apa-apa."
Miao Miao menatap Zhan Zhao dengan mata menyipit, berusaha memastikan kejujurannya. "Beneran nih? Nggak ada yang disembunyikan, kan, Gege?"
"Ya ampun, Miao Miao!" seru Zhan Zhao, merasa frustrasi namun juga geli. "Aku laki-laki sejati. Gosip seperti itu tidak ada dasarnya sama sekali."
Yuze, yang akhirnya berhasil menguasai diri, menambahkan dengan nada bercanda, "Bos, rumor itu bisa jadi semakin kuat kalau lihat reaksi tadi."
Zhan Zhao mendelik ke arah asistennya, tapi akhirnya ikut tertawa kecil bersama Miao Miao dan Yuze. Suasana yang semula sedikit canggung berubah jadi penuh tawa, dan mereka melanjutkan obrolan sambil menunggu makanan mereka tiba.
Setelah pesanan mereka datang, aroma daging segar yang siap dipanggang memenuhi meja. Namun, alih-alih mulai makan dengan tenang, ketiganya justru mulai berdebat tentang peran masing-masing.
"Aku yang panggang, kalian tinggal duduk diam saja," ujar Zhan Zhao dengan nada tegas, menggulung lengan bajunya.
"Bos, kalau bos yang memanggang, kita nggak akan dapat daging matang sempurna," canda Yuze, sambil meraih penjepit daging.
"Heh! Jangan remehkan kemampuan memanggangku!" Zhan Zhao melotot pada Yuze.
Miao Miao hanya menghela napas, lalu menyela, "Tunggu, tunggu! Kalau kalian berdua rebutan jadi pemanggang, aku yang mau makan kapan? Aku yang jadi pemanggang aja, kalian tinggal duduk manis!"
"Tapi, aku nggak percaya kamu bisa memanggang dengan sempurna, Miao Miao," Zhan Zhao menyindir, meliriknya.
Miao Miao yang merasa diremehkan langsung meraih penjepit daging, "Kalau begitu, Gege jadi pemotong saja, Yuze Gege yang bagian menyusun, dan aku yang memanggang. Beres kan?"
"Tidak adil! Aku juga mau makan daging terbaik!" protes Yuze sambil mencoba merebut penjepit dari Miao Miao.
Perdebatan mereka semakin memanas, bahkan terdengar sampai ke meja-meja lain. Beberapa pengunjung mulai menatap ke arah mereka, penasaran dengan keributan kecil itu. Salah satu pasangan di meja sebelah bahkan menahan tawa melihat tingkah mereka bertiga.
Menyadari bahwa mereka menjadi pusat perhatian, Miao Miao segera mengambil alih situasi. Ia berdiri dan menunduk meminta maaf ke arah pengunjung sekitar. "Maaf, maaf! Kami akan lebih tenang," katanya sambil tersenyum canggung.
Setelah duduk kembali, ia berbisik dengan nada tegas, "Oke, begini saja. Aku yang panggang, Zhan Gege yang motong-motong, dan Yuze gege yang bagian membagi. Setuju?"
Zhan Zhao dan Yuze saling berpandangan sejenak, lalu mengangguk bersamaan. "Baiklah, kapten!" jawab keduanya serempak, membuat Miao Miao tersenyum puas.
Akhirnya, mereka bekerja sama dengan rapi. Suasana pun berubah menjadi lebih tenang, meskipun sesekali mereka masih saling menggoda saat menyantap daging panggang yang lezat itu.
Setelah selesai makan, Miao Miao menepuk perutnya dengan puas, tanpa rasa canggung sedikit pun. Tidak seperti seorang gadis yang biasanya menjaga imej, apalagi di depan CEO seperti Zhan Zhao.
"Ah, kenyang sekali! Sepertinya aku makan terlalu banyak," katanya santai, sambil bersandar ke kursinya.
Zhan Zhao dan Yuze saling bertukar pandang, heran dengan kelakuan gadis itu. Namun, mereka memilih untuk tidak mengomentarinya dan hanya membiarkannya menikmati momen.
Beberapa saat kemudian, percakapan mereka mengalir ringan, membahas berbagai topik mulai dari pekerjaan, hobi, hingga hal-hal sepele. Suasana menjadi santai dan penuh canda tawa. Hingga akhirnya, Zhan Zhao mendadak berkata, "Miao Miao, boleh aku minta nomor ponselmu?"
Miao Miao mengerutkan kening. "Hah? Bukannya Gege sudah punya?"
Zhan Zhao menggeleng sambil melirik Yuze. "Mana ada? Yang aku punya itu nomor asisten mu, bukan nomormu."
"Oh, begitu ya," jawab Miao Miao sambil meraih ponselnya. Ia membuka aplikasi kontak dan menunjukkan barcode nomornya. "Ini, scan saja."
Zhan Zhao mengambil ponselnya dan memindai barcode tersebut. Setelah berhasil, ia menyimpan nomor itu dengan nama "Gadis Kecilku❤️." Ia tersenyum puas, senyum yang sedikit mencurigakan.
Miao Miao, yang penasaran dengan ekspresinya, bertanya, "Gege, kenapa senyum-senyum begitu? Apa yang kau tulis?"
"Tidak ada apa-apa," jawab Zhan Zhao cepat, sambil mencoba menutupi layar ponselnya.
Namun Yuze yang duduk di sebelahnya mengintip sekilas dan langsung berkomentar dengan berbisik l, "Bos, nama itu terlalu mencurigakan. Apa ini tanda cinta sepihak?"
Zhan Zhao melotot ke arah Yuze, sementara Miao Miao menatap mereka berdua dengan bingung.
"Sudah, sudah! Jangan membuatku terlihat aneh di depan Miao Miao," kata Zhan Zhao mencoba mengalihkan perhatian, meskipun rona merah di wajahnya tidak bisa disembunyikan.
Melihat reaksi bosnya, Yuze hanya terkekeh kecil, sementara Miao Miao memutar matanya. "Aish, kalian berdua ini aneh sekali."
Mereka pun melanjutkan obrolan dengan candaan ringan, meninggalkan suasana hangat yang terasa seperti awal dari hubungan yang lebih akrab di antara mereka bertiga.
Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran. Miao Miao menghela napas puas sambil berkata, "Gege, tolong antar aku ke mal ya, aku harus mengambil mobilku."
Namun, Zhan Zhao dengan santai menjawab, "Tidak usah repot-repot, Miao Miao. Nanti aku suruh anak buahku membawa mobilmu ke tempatmu. Tinggal berikan alamatnya saja."
Miao Miao langsung menolak tegas. "Tidak, Gege! Kalau Papa dan Mama tahu aku pulang diantar pria, aku bisa kena masalah besar."
Zhan Zhao dan Yuze menatapnya bingung. "Bukankah kamu yatim piatu, Miao?" tanya Zhan, sedikit ragu.
Miao Miao menghela napas panjang sebelum menjawab, "Itu dulu. Sekarang ternyata aku masih punya keluarga."
"Siapa keluargamu?" tanya Zhan dengan penasaran.
"Aku dari keluarga Chen," jawab Miao Miao singkat.
Yuze tampak terkejut. "Bukannya anak bungsu keluarga Chen itu Chen Xiao Yan?"
Miao Miao mendengus kecil. "Dia? Dia itu anak angkat. Aku ini anak yang hilang bertahun-tahun lalu dan baru ditemukan setelah lebih dari sepuluh tahun."
Zhan Zhao mengangkat alis. "Apakah mereka tahu kalau kamu pemilik CM2?"
Miao Miao menggeleng sambil tersenyum tipis. "Tidak. Kenapa juga aku harus memberitahu mereka? CM2 itu hasil kerja kerasku selama bertahun-tahun. Lagipula, di dalam rumah itu ada 'serigala putih.'"
"Serigala putih?" Zhan dan Yuze bertanya bersamaan, kebingungan.
Miao Miao tertawa kecil. "Ya, wanita serigala putih."
"Siapa?" Zhan Zhao menyelidik lebih jauh.
"Ra ha si a," jawab Miao Miao, melambaikan tangannya seolah tak ingin membahas lebih lanjut.
Yuze yang penasaran kembali bertanya, "Tapi kenapa kami tak tahu kalau anak bungsu mereka yang diketahui publik itu anak angkat? Dan kenapa setelah kamu kembali, mereka tidak mengumumkan hal itu?"
Miao Miao mengangkat bahu santai. "Entahlah. Aku juga tidak peduli. Itu urusan mereka, bukan urusanku."
Jawabannya yang penuh ketenangan itu membuat Zhan Zhao dan Yuze saling bertukar pandang, tidak tahu harus berkata apa. Mereka hanya bisa mengagumi betapa tenangnya gadis itu menghadapi situasi yang rumit seperti itu.
Setelah sampai di parkiran mal, Miao Miao turun dari mobil dengan langkah ringan. Ia membuka bagasi mobilnya dan dengan cekatan memindahkan semua barang belanjaannya ke dalam.
Sambil menutup bagasi, ia menoleh ke arah Zhan Zhao dan Yuze yang masih berdiri di dekat mobil mereka. Dengan senyum manis, Miao Miao melambaikan tangannya. "Terima kasih untuk hari ini, Zhan Gege, Yuze Gege. Kalian benar-benar membuat hariku menyenangkan. Hati-hati di jalan, ya!"
Zhan Zhao hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, namun ada kilatan lembut di matanya. "Sampai jumpa, Miao Miao. Hubungi aku kalau ada apa-apa," ucapnya pelan.
Yuze juga menambahkan dengan nada bercanda, "Kalau bos ini terlalu sibuk, hubungi aku saja. Aku pasti lebih cepat menjawab."
Miao Miao tertawa kecil sebelum masuk ke mobilnya. "Baiklah, aku ingat itu. Sampai jumpa, Gege."
Setelah memastikan semuanya aman, ia menyalakan mesin mobilnya dan perlahan meluncur meninggalkan parkiran. Zhan Zhao dan Yuze memperhatikannya hingga mobil itu menghilang di kejauhan.
"Dia gadis yang unik," gumam Zhan Zhao, lebih kepada dirinya sendiri.
"Dan sangat berbeda dari wanita lainnya," Yuze menimpali, senyum kecil menghiasi wajahnya.
Zhan Zhao yang mendengar ucapan Yuze, menatap tajam kearahnya. Membuat yuze salah tingkah hingga ia menatap arah lain dan berkata untuk bosnya untuk waktunya pulang.
Sementara itu, Miao Miao mengarahkan mobilnya menuju kediaman keluarga Chen, siap menghadapi dinamika baru yang menunggunya di rumah.