Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku
Please be awase. Adegan mungkin bersikap kekerasan. Mohon bijak saat membacanya. Ini hanya bagian karangan penulis semata. Terima kasih!!
*Regina Meizura Carlton sebenarnya sudah mati. Namun, tuhan memberikannya kesempatan kedua untuk membalas dendam*
Rasanya aku tidak bisa menggerakkan apapun. Kaki dan tanganku lumpuh. Bahkan mataku terasa kabur. Dimana aku sekarang? Aku bahkan tidak bisa menebaknya. Hanya saja hawa tersebut seakan kian lama mencekikku.
Aku tidak bisa bernafas dan bau asap menyeruak ke hidungku. Kesadaranku seakan menghentakkanku untuk membuka mata.
"Apa dia sudah mati? Kau sudah membuatnya seolah bunuh diri kan? Atau kau membuat rencana lain yang lebih menyenangkan?"
Suara itu, samarku dengar. Jelas dan aku tidak akan salah menebaknya. Itu suara Minna, adikku. Aku benar-benar tidak salah mendengarnya, bukan?
"Aku yakin, dia pasti sudah mati. Aku sudah mengaturnya seolah penculikan dan kecelakaan. Bahkan keluargamu tidak akan pernah mengira. Huh, dasar istriku yang bodoh dan sangat malang. Sungguh tragis sekali nasibnya, dia mati ditangan kita!" cetus suara seorang laki-laki.
Aku benar-benar tidak tuli. Aku bisa merasakannya. Dia suamiku.
Bagaimana mungkin? Suamiku terlihat baik dan sangat mencintaiku. Dia bahkan tidak tega ketika aku digigit serangga, namun sekarang suara itu seakan menghujam jantungku.
Nicholas adalah suamiku yang aku nikahi sudah 5 tahun. Dia, sangat mencintaiku. Aku selalu diberikan kasih sayang yang melimpah olehnya. Bukan hanya sekedar karangan bunga, tapi berbagai hadiah mewah dari tas, cincin, kalung, berlian dan mobil dia curahkan padaku.
Tapi, kenapa Nicholas melakukan itu dengan adikku Minna? Apa yang salah denganku. Dimana letak kesalahannya. Aku tahu, mereka adalah dua orang yang selalu di sisiku. Mereka selalu menyayangiku. Aku selalu dilindungi mereka. Tapi, apa ini?
"Harusnya kamu lebih cepat melenyapkannya, sayang. Harusnya jangan terlalu lama kamu bersamanya. Aku benci sekali, aku benci saat harus melihatmu tersenyum dan perhatian padanya. Kenapa sih harus dia? Kenapa kakek tua itu mewariskan semua padanya. Aku juga bagian dari mereka. Kenapa harus Regina. Kenapa semua yang aku inginkan harus di ambil olehnya. Aku sebal ugh ugh!" ucap Minna adikku. Dia sedang menendang kakiku yang sudah tidak bisa merasakan apapun.
Tega sekali. Ingin sekali aku berteriak, namun mulutku seolah terkunci. Bahkan sebuah katapun tidak dapat kuucap dari bibirku. Lidahku terasa berat dan aku tidak bisa membuka mulutku untuk berbicara.
"Maafkan aku, sayang, kalau tidak begini kamu juga tidak akan mendapatkan seluruh warisannya kan? Kita selama ini disisinya hanya untuk mengontrol semua. Dia ini wanita polos dan bodoh. Kalau kita tidak menipunya mana mungkin semua harta kekayaan itu beralih pada kita berdua."
"Sekarang semua sudah lengkap. Harta kekayaan sudah berpindah pada kita. Kematiannya akibat penculikan dan tentu saja dia dibunuh oleh si penculik. Lagipula, dia kan tidak tahu kalau selama ini kita sudah memanipulasinya. Kalau kita tidak membuat catatan palsu tentang penyakitnya, mana mungkin kita bisa memberikan obat yang melumpuhkan tubuh juga membuatnya bisu seperti ini. Ini semua adalah rencanaku."
"Semua rencana sudah matang. Dia mati. Setelah itu aku menjadi duda dan kamu bisa menjadi pengganti istriku yang malang karena semua orang tahu selama ini aku merawatnya dengan sangat baik. Aku adalah laki-laki yang patut dikasihani karena telah setia merawat istrinya yang sakit-sakitan."
Kembali hatiku bagai dirajam ribuan pedang oleh suamiku. Bisa-bisanya dia berkata seperti ini disaat aku sedang meregang nyawa seperti ini. Karena kejujurannya membuat aku tahu kalau selama ini dia tidak pernah mencintaiku. Dia, Nicholas suamiku dan adikku, Minna mereka berdua bersengkongkol untuk merencanakan kematianku.
Bahkan aku tidak tahu kalau penyakit yang aku rasakan setiap hari adalah ulah mereka. Mereka bukan hanya berkhianat padaku, tapi semua adalah rencana mereka.
"Wah, Kakakku ternyata masih bisa membuka mata ya? Hmm ... Ternyata dia benar-benar wanita yang kuat, sayang. Aku pikir kita tidak akan bertemu untuk mengucapkan salam perpisahan kakakku sayang," ucap Minna, dia menyadari aku membuka mata dan lelehan dimataku sudah cukup menjawab pembicaraan mereka kalau aku sudah mengetahui kebusukkan mereka.
Nicholas berjongkok dan tepat di depan tubuhku. Rahanganya mengeras dan dia mengeratkan giginya. Satu sudut bibirnya mencibir dengan kecut. Tatapannya begitu dingin seolah dia mencemo'ohku dengan segala kesetianku padanya.
“Ck, ck, benar-benar ya, ternyata meskipun sudah banyak obat yang kau telan, kau masih saja bisa membuka matamu. Aku tak menyangka tekadmu sangar kuat. Ini adalah ciri dari keluaga Tomshon yang termaksyur itu," ucap Nicholas seolah tanpa basa-basi. Dia sudah membuka seluruh topeng yang dia sembunyikan selama ini.
Aku hanya menatap suamiku dengan lelehan bening yang terus membasahi pipiku. Aku tidak menyangka, akan ada sakit lebih dari penyakit rekayasa yang selama ini aku rasakan di saat menjelang kematian yang tidak pernah aku bayangkan. Suamiku, yang selama ini selalu memberikanku kehangatan, pelukan dan kasih sayang tega melakukan ini.
Apa hanya karena harta? Mereka tega melakukan semua. Aku benar-benar tidak menyangka kisah sedih akan ada di hidupku.
"Bagaimana ini sayang? Dia benar-benar menginginkan salam perpisahan dari kita. Haruskah kita memberitahukan semuanya? Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pernikahan kita nanti sayang dan dia juga gak perlu penasaran lagi tentang kita!" delik Minna yang berjongkok di sebelah Nicholas. Satu tangannya menyandar di bahu Nick seolah mengisyaratkan kisah kasih mereka yang tidak pernah sama sekali aku ketahui.
"Hmmm ... Sepertinya itu ide bagus sayang. Darimana kita menceritakan kisah kita ya sayang? Dan ... Uhm, ini sudah hampir pagi, gudang ini harus kita segera ledakkan agar tidak ada yang curiga kalau ini hanya kebakaran yang sudah aku rencanakan," jawab Nicholas lugas tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Hatinya seolah telah mengacuhkanku sepenuhnya.
"Hemm, begini saja ya ... mmm, kakakku sayang, aku akan beritahu satu rahasia. Kau pasti sangat terkejut. Sebenarnya Nicholas adalah kekasihku. Sebelum bertemu dengan kamu, kami adalah sepasang kekasih. Demi untuk semua, aku relakan dia menikah denganmu. Agar aku bisa selalu berada disisi Nicholas juga tentu saja aku juga ingin menikmati semua fasilitas yang kakek tua si pilih kasih itu berikan padamu."
"Aku kesal dan iri sekali. Dia satu-satunya orang yang tidak bisa aku kelabui. Aku sangat membenci kakek tua itu. Andai saja dia benar-benar merestui mamaku dan menerimaku sebagai bagian dari anggota keluarga, mungkin ini semua tidak akan terjadi. Kita akan berbagi, ya meskipun aku gak terlalu suka dengan berbagi," jelas Minna, dia menceritakan hal yang tidak pernah aku duga. Bahkan sampai membenci kakekku.
Dia bercerita bagai seperti seakan mendongengkan pada seseorang yang akan menjelang ajal. Aku hanya bisa menahan semua dengan lelehan air mataku yang tak berhenti mengalir. Tega sekali mereka menipuku. Bahkan aku salah. Selama 5 tahun ini aku salah, aku tinggal dengan laki-laki yang bahkan hatinya tidak pernah aku miliki.
"Untung saja Nick setuju menikah denganmu, ya kalau tidak seperti itu mana bisa kami bebas berhubungan. Dan asalkan kakak tahu, saat ini aku sedang mengandung buah hati kami. Ini anak kami. Aku dan Nick, anak yang dimana sekalipun kamu gak akan pernah dapatkan. Itulah alasannya Nick merekayasa sakitmu agar Nick bebas menyentuhku!" ucap Minna dengan matanya yang menggebu dan memamerkan kehamilannya.
Aku hanya bisa bereaksi dari kedua bola mataku yang berputar saja. Benar-benar tidak menyangka aku mengetahui di ujung kematianku. Aku tidak rela. Benar-benar tidak rela. Suamiku juga adik tiriku melakukan ini semua. Dia bahkan bisa masuk ke keluargaku karena papa meminta pada kakek untuk membawa mereka masuk ke keluarga kami.
"Sudahlah Minna, aku rasa ini cukup. Kalau dia tahu semua. Aku rasa kematiannya menjadi lebih tenang bukan. Dia pasti bahagia mengetahui semua. Terima kasih banyak, Regina, berkat kamu aku mendapatkan wanita yang paling aku cintai juga tentu saja semua warisan kekayaan yang tidak akan habis untuk 7 turunan kami. Ini warisan yang paling berharga untukku. Terima kasih banyak, sayang."
Nicholas berdiri dan memeluk erat pinggang Minna. Hal yang terakhir aku lihat, mereka menoleh padaku sebelum pergi dan Nicholas melemparkan korek api yang sudah dia nyalakan.
Dalam hitungan ketidaksadaranku. Aku hanya perlahan memejamkan mata. Air mataku tak berhenti mengalir. Ini pertama kali aku menyesal dengan hidupku. Aku telah diperalat, dibodohi juga di manipulasi oleh suami dan adik tiriku.
Andai saja aku masih bisa kembali, aku ingin membalas semua penghianatan mereka. Aku akan membalas mereka lebih menyakitkan dari ini. Satu demi satu dari mereka harus mendapatkan pembalasanku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments