NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seperti Penguntit

Keshi turun dari mobil setelah Luca membukakan pintunya. Siang hari ini terasa terik nan panas, dan Keshi punya pemikiran untuk berenang.

Sudah lebih dari enam bulan ia tidak berenang, tetapi sekarang Keshi ingin berenang lagi.

Tangan Keshi mengandah di depan Luca, meminta ranselnya yang sempat di bawakan oleh bodyguardnya itu.

“Ya?” Luca bingung ketika melihat tangan Keshi terulur di hadapannya. Ia lalu menaruh tangannya di atas telapak tangan Keshi.

“Ranselku.” jawab Keshi.

Luca memaki dirinya sendiri karena melakukan hal bodoh, ia segera menarik tangannya dan menyerahkan ransel yang berada di punggungnya. Wajah pria itu memerah dan Keshi tertawa melihatnya.

“Kamu lucu sekali, Luca.” Keshi berucap seperti itu sebelum berjalan menjauh memasuki rumahnya, meninggalkan Luca yang menepuk dahinya terus menerus untuk menghilangkan kejadian memalukan tersebut.

Tentu saja tidak akan mudah melupakan kejadian memalukan yang barusan, sudah pasti setelah ini Luca akan terus mengingatnya bagai kaset rusak yang terus berputar.

...\~\~\~...

“Bibi Daya, aku ingin berenang.”

Seolah sudah seperti kebiasaan, Keshi selalu mengadu kepada bibi pengasuhnya jika ingin berenang karena ayahnya dulu menyuruh Keshi untuk mengatakan sesuatu kepada ayahnya atau kepada bibi pengasuhnya jika ingin melakukan sesuatu.

Sampai usia dewasa seperti ini pun Keshi tetap mengadu pada Bibi Daya kala ingin berenang.

“Nona Keshi ingin berenang?” Daya keluar dari kamar yang ada di lantai satu.

Keshi berdiri di depan kamar Bibi Daya dengan wajah berseri senang.

“Sebentar, saya akan carikan pakaian renang Anda.” ucap Bibi Daya.

*Bibi pengasuhnya berjalan menuju walking* closet yang ada di sebelah kamar Keshi. Ruangan itu penuh dengan pakaian saat Keshi masih bayi sampai anak remaja, sedangkan pakain gadis itu yang sekarang berada di lemari yang ada di kamarnya.

“Ini, saya menemukannya.” Bibi Daya keluar dari walking closet tersebut sambil menyerahkan satu set pakaian renang yang masih cukup tertutup berwarna hitam.

“Terima kasih banyak, Bibi Daya.” Keshi berucap senang dan segera memasuki kamar untuk mengganti pakaiannya.

...\~\~\~...

Setelah selesai memakai pakaian renang, Keshi berjalan turun ke lantai bawah dengan handuk yang melilit tubuhnya. Kolam renang berada di belakang mansion, berdekatan dengan halaman belakang. Jadi Keshi bisa ke sana melewati dapur kotor.

Sesampainya di sana, Keshi segera melepas handuk yang melilit tubuhnya dan menaruhnya di bangku yang berada di sana.

Keshi mencelupkan kakinya, merasakan dinginnya air kolam. Saat sudah beradaptasi dengan air dingin itu, Keshi segera turun ke dasar kolam dan membasahi wajahnya dengan air tersebut.

Keshi berenang selama hampir 20 menit. Kedua kakinya menjejak ubin kolam saat mendengar derak sepatu seseorang. Kepala gadis itu mendongak sambil tangannya mengelap air yang membasahi wajahnya.

“Luca?”

Luca berada di atas sana. Keshi harus berusaha mendongak tinggi karena posisinya yang berada di dalam kolam, sedangkan Luca berdiri di luar kolam dengan tubuhnya yang tinggi.

“Kamu berenang?” tanya Luca, merendahkan tubuhnya untuk setara dengan tinggi gadis itu.

“Aku sedang menanam bunga.” jawab Keshi dengan sedikit kesal, padahal sudah jelas ia sedang berenang, tetapi Luca masih bertanya.

Luca membungkam mulutnya, ia memperhatikan rambut gadis itu yang basah. Matanya turun dan baru menyadari baju renang Keshi yang cukup tertutup. Untungnya.

“Luca, kamu tidak ingin ikut berenang di sini?” Keshi memecahkan keheningan sebelumnya dengan bertanya pada pria di hadapannya.

“Aku tidak terlalu suka berenang.”

“Lalu kenapa kamu ada di sini?” Keshi mengerjap polos.

“Merokok?” Luca mengeluarkan sebatang rokok dari dalam saku celananya.

Keshi bergeming, mengangguk dan mundur untuk lanjut berenang lagi. “Silahkan.”

Selama gadis itu berenang dengan gaya batu, kupu-kupu maupun berjalan saja, Luca terus memperhatikan Keshi sambil merokok dari jarak beberapa meter saja.

Matanya tidak teralihkan sedikitpun kala melihat wajah Keshi yang berseri senang selama berenang, seperti anak kecil yang sangat senang saat di belikan mainan.

Keshi terlihat sangat lucu sekarang dan Luca nyaman untuk menontonnya sedari tadi. Pria itu kemudian membuang rokoknya ke tempat sampah dan berjalan mendekati kolam renang juga gadis itu.

“Nona Keshi.” Luca memanggil.

Keshi mengangkat kepalanya dari air kolam dengan tatapan bingung. “Ada apa?”

“Naik, kamu sudah berenang lebih dari satu jam.” Luca mengulurkan tangannya untuk membantu Keshi naik ke atas kolam.

“Bagaimana kamu tahu?” Keshi menatapnya dengan kedua mata memincing.

“Maaf, tapi aku sudah memperhatikanmu saat kamu berjalan menuju kolam.” Luca meringis sedikit kala mengatakan itu.

Keshi berjalan menuju tepi kolam, ia menghiraukan uluran tangan Luca. Gadis itu melipat tangannya dan menaruhnya di tepi kolam dengan wajah mendelik sebal.

“Kamu seperti penguntit.” tuduh Keshi.

“Maaf.” Luca segera meminta maaf.

“Aku masih ingin berenang di sini.” ucap Keshi dengan masih menenggelamkan tubuhnya pada air kolam tersebut.

“Tapi kamu bisa sakit.”

“Tidak, Luca. Dulu kecil aku pernah berenang selama tiga jam, tapi aku tidak sakit tuh.” jawab Keshi dengan wajah sombong.

Luca tidak segera menjawab, tangannya terulur guna menyingkirkan helaian rambut basah Keshi yang menutupi sebagian wajah cantik gadis itu. Perlakuan Luca membuat Keshi terkejut dan tanpa sadar memundurkan tubuhnya, tidak membiarkan tangan pria itu memegang rambutnya.

“Maaf, Luca. Aku kaget maka itu mundur.” Keshi segera maju lagi, wajahnya merasa bersalah saat melihat tangan Luca yang mengudara karena sebelumnya sedang menyingkirkan helaian rambutnya.

“Maaf, aku tidak bermaksud apa-apa.” Luca menyahut dan menarik kembali tangannya.

Luca bangun dan mengalihkan wajahnya untuk tidak menatap Keshi lagi. “Aku akan pergi.” pria itu berjalan terburu-buru meninggalkan Keshi yang kini menatapnya dengan wajah melongo.

...\~\~\~...

Keshi melilit tubuhnya dengan handuk putih yang tadi ia taruh di atas bangku di dekat kolam renang. Ia sudah selesai berenang, ketika tubuhnya sudah naik ke atas kolam, ia langsung menggigil kedinginan.

Kaki gadis itu berjalan cepat memasuki mansionnya, hampir terpeleset jatuh tetapi ia masih bisa menahan bobot tubuhnya dan berpegangan erat pada pintu di dapur kotor.

“Nona Keshi, apa Anda ingin makan makanan hangat?” Bibi Daya datang saat melihat majikannya melewati dapur bersih.

Keshi menoleh, tangannya semakin erat berada di handuknya. “Hm? Boleh.”

Setelah mengatakan itu Keshi segera menaiki undakan tangga menuju kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Selepas mandi, gadis muda itu turun kembali menuju ruang makan. Tubuhnya sekarang benar-benar terasa segar sekali, apalagi saat selesai berenang dan sudah di sediakan makanan hangat. Benar-benar nikmat.

“Bibi Daya, bisakah nanti saat makan malam buatkan makanan untuk para penjaga?” tanya Keshi sambil dirinya makan.

Bibi Daya yang sedang berdiri di belakang gadis itu pun mengerjap bingung.

“Ya? Baiklah, nanti saya akan katakan pada para koki dan pelayan yang lain.”

Keshi tersenyum senang mendengarnya.

...***...

Kira-kira seperti inilah mansion Keshi

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!