Suamiku Bukan Sampah

Bernard memasukkan kembali ponselnya kedalam saku.

"Aku mau keluar sebentar..aku tidak akan lama!" kata Bernard.

Viona tidak menjawab.

"Viona..jawab aku, jangan diam saja!" kata Bernard menatap Viona tajam.

Viona menelan ludahnya tanpa sadar, tatapan mata Bernard yang tajam terlihat ada seberkas perasaan tidak berdaya di sana.

Viona merasa bersalah, dia sendiri sebenarnya tidak ingin bersikap seperti ini.

Karena kenyataan yang sebenarnya, kehidupan Bernard ternyata tidak biasa saja seperti yang kelihatannya.

Bernard mempunyai kehidupan yang rumit dimasa lalu, dan ini menyangkut perasaan orang lain.

Bernard yang dianggap orang adalah sampah dan ditakuti para wanita, ternyata tidak seperti begitu adanya.

Dia juga disukai wanita juga, dan bahkan tergila-gila padanya.

Viona menatap suaminya tersebut, ya! Bernard sebenarnya adalah pria dewasa yang tampan. Tubuhnya kekar berotot, perut yang sixpack bagaikan seorang model.

Dan juga dia adalah seorang pria miliarder kalau dilihat dari Mansion kastil tersebut, dan para Bodyguard yang sangat banyak.

Belum lagi mobilnya yang banyak, dengan merk mobilnya yang paling mewah dan mahal.

Dan para Pelayan di Mansion tersebut yang mempunyai tugas masing-masing didalam Mansion tersebut.

Tentu para Pelayan dan para Bodyguard tersebut harus di gaji kan? Dan tentu pasti gaji mereka tidak kecil kan? pikir Viona melamun.

Penampilan ternyata bisa menipu orang. Benar-benar sangat ironis, dia mencintai seorang pria super tajir melintir yang menipu orang dengan penampilannya selama ini.

Berarti Irina adalah orang yang mengenal dengan baik siapa Bernard sebenarnya, dan karena itulah dia sangat mencintai Bernard.

Dan Irina mengetahui bahwa Mansion ini dirancang oleh Bernard untuk rumah masa depan mereka.

Iya, tadi Irina mengatakan seperti itu! pikir Viona mengingat perkataan Irina tadi.

Viona kembali lemas mengingat perkataan Irina, jantungnya terasa sangat sakit. Sakit sekali.

Melihat Viona yang telah mentok di pintu kaca balkon, Bernard mengambil kesempatan mendekati Viona.

"Aku akan keluar sebentar, jangan memikirkan apa-apa lagi, aku akan melihat Irina ke rumah sakit, dia mencoba ingin bunuh diri, pihak rumah sakit kewalahan menghadapi nya!" kata Bernard mencoba meraih Viona, tapi Viona dengan cepat menghindari Bernard.

"Baiklah, pergilah!" kata Viona dingin, dia mencoba untuk menenangkan perasaan hatinya yang terasa sakit.

Dia mencoba setenang mungkin, dia tidak mau menunjukkan perasaannya yang terluka.

"Kenapa kamu menghindari ku?" tanya Bernard tidak senang.

"Maaf" kata Viona dingin, "Pergilah! kasihan Irina, dia menunggumu ingin meminta maaf, dan sepertinya dia benar-benar menyesal meninggalkanmu" kata Viona datar.

Mendengar perkataan Viona tersebut, pikiran Bernard merasa kalau Viona hampir sepemikiran dengannya.

Irina ingin berbaikan dengannya, dan mencoba bunuh diri untuk mencari perhatiannya.

Tiba-tiba ponselnya berdering lagi.

Bernard mengangkat ponselnya, dia tidak memperhatikan Viona lagi yang menjauh darinya.

Viona masuk kedalam walk in closet, dia berganti baju dengan cepat.

Dia ingin pergi menenangkan diri, pikiran nya sangat kacau.

Saat dia keluar dari walk in closet Bernard sudah tidak ada lagi dikamar.

Pasti telah pergi ke rumah sakit, pikir Viona.

Viona mengambil tas kecilnya, memasukkan ponselnya kedalam tas serta dompetnya.

Viona keluar dari kamar, menuruni tangga. Ruang tengah tampak sepi, begitu juga ruang tamu.

Viona membuka pintu utama Mansion, tampak hari sudah mau menjelang malam.

Viona dihampiri seorang Bodyguard Bernard yang tampaknya selalu berjaga didepan Mansion.

Bersambung....