Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Alana menerima telepon dari seseorang, ia menjauh saat menjawab panggilan telepon tersebut.
Setelah menerima telepon, Alana langsung kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Karena tadi ia hanya memakai pakaian rumahan.
Beberapa saat kemudian, Alana keluar dengan menenteng tas dan pakaiannya juga bagus.
"Mau kemana Ma?" tanya Julian.
"Ketemu teman Pa," jawab Alana, kemudian ia mencium tangan suaminya dan berpamitan.
Julian yang curiga pun segera bangkit dan mengambil jaket, topi, kacamata hitam dan masker. Kemudian ia mengambil kunci mobil.
Ia ingin mengikuti Alana, karena sikap Alana akhir-akhir ini sering mencurigakan. Dari banyaknya uang yang Alana dapatkan sudah membuat Julian curiga.
Namun saat di tanya, Alana hanya menjawab minjam dari teman. Julian merasa ada yang janggal, namun ia tidak menemukan jawabannya.
Mobil Alana terus melaju dijalanan, tanpa menyadari jika ia sedang diikuti. Alana tiba di sebuah restoran.
Julian masih setia mengikuti nya dengan pakaian yang tidak diduga oleh istrinya. Julian melihat istrinya masuk kedalam sebuah ruangan private di restoran itu.
"Sebenarnya siapa yang kau temui Alana? Apa kamu selingkuh dariku," batin Julian.
Pelayan datang menghampiri Julian, sebelum pelayan itu sempat menyapa nya. Julian sudah memesan minuman terlebih dahulu.
Namun matanya terus mengawasi ruang private tersebut. Mata Julian menyipit dibalik kacamatanya. Saat melihat Carlina bersama dua anak kembar dan tuan muda Henderson.
"Carlina?" Mengapa dia disini bersama tuan Arthur?" batin Julian.
Julian semakin penasaran saat melihat Carlina dan Arthur serta kedua anaknya masuk ke ruang dimana istrinya berada.
Julian tidak bisa masuk, itu sebabnya ia semakin penasaran. Ia pun kembali ke mobil dan menunggu didalam mobil.
Sementara didalam ruang private, Alana sudah menangis memeluk kedua cucunya. Ada rasa haru, bahagia dan sedih bercampur jadi satu.
"Nenek senang dan bangga punya kalian," ucap Alana.
Carlina merangkul suaminya dan menangis dalam dekapan suaminya. Arthur mengelus pundak istrinya agar bisa tenang.
"Carlina, kapan kamu akan bertemu papamu?" tanya Alana.
"Tunggu waktu yang tepat Ma, saat ini aku belum siap bertemu papa," jawab Carlina.
Alana menghela nafas, ia mengerti perasaan anaknya. Tapi Alana juga tidak bisa apa-apa.
Alana tidak mau jauh duduk, ingin selalu dekat dengan cucunya. Sayangnya, tidak dari dulu ia merasakan punya cucu.
"Bolehkah mama ke rumah kalian?" tanya Alana.
"Datang saja Ma, tidak ada yang melarang kok," jawab Arthur. Arthur pun menyebutkan alamatnya.
Pelayan datang dengan membawa pesanan mereka, hanya minuman karena mereka masih kenyang.
Setelah merasa cukup, merekapun keluar dari ruangan itu. Arthur pun membayar pesanan mereka.
Di parkiran, sekali lagi Alana memeluk Carla dan Carlos. Kemudian berpamitan kepada mereka.
Hal itu tidak luput dari pandangan Julian yang masih penasaran dengan hubungan Carlina dan kedua anak itu juga Arthur.
Mobil Alana pun meninggalkan parkiran restoran. Sementara Julian masih mengikuti Alana hingga Alana tiba di sebuah minimarket.
Julian pun akhirnya pulang, ia ingin bertanya nanti saat Alana tiba dirumah. Julian masih belum mengerti, apa hubungan antara mereka itu.
Julian tiba dirumah, namun perasaannya gelisah karena belum mendapatkan penjelasan dari istrinya.
Dua jam kemudian Alana pun datang, seolah baru selesai berbelanja. Ia hanya ingin mengelabui suaminya.
"Bisa mama jelaskan?" tanya Julian langsung ke intinya.
Alana yang belum mengerti arah pertanyaan suaminya pun bingung. Ia meminta pelayan untuk menyimpan barang belanjaan.
"Apa maksud papa?" tanya Alana.
Julian memperlihatkan foto yang tadi sempat ia ambil. "Apa arti semua ini?" tanyanya.
"Darimana papa tahu?" tanya Alana.
"Jelaskan saja, tidak usah dirahasiakan lagi. Apa hubungan mereka?"
Alana menghela nafas. "Sebelumnya aku minta maaf pada papa, karena menemui Carlina secara diam-diam. Dan tadi itu anak Carlina bersama Arthur. Mereka sudah menikah Pa."
"Apa?!" Julian memegangi dadanya yang terasa sesak. Alana pun panik segera menelepon ambulans.
"Pa ... Pa!" Alana mengguncang tubuh Julian yang semakin melemah. Kemudian iapun pingsan.
"Pa...!"
"Rekha ... Rekha!" panggil Alana.
"Apa sih Ma teriak-teriak? berisik tau!" Rekha berkata dengan ketus.
Alana yang sudah hilang kesabaran dengan putrinya itu langsung menampar pipi Rekha. Rekha pun terkejut dan segera pergi dari situ.
Ia masuk kedalam kamar, mengambil tas dan pergi keluar. Alana memanggilnya berkali-kali namun tidak ia hiraukan.
Rekha melajukan mobilnya mencari tempat untuk menenangkan diri. Sementara Alana masih panik karena suaminya belum sadar.
Ambulans pun datang, Julian segera dibawa ke rumah sakit. Alana segera menghubungi Carlina.
Ia tidak tahu lagi siapa yang akan dimintai pertolongan. Carlina yang mendengar kabar itupun segera meminta suaminya untuk pergi ke rumah sakit.
Tadinya mereka baru tiba di tempat rekreasi, namun terganggu karena Julian dibawa ke rumah sakit.
"Ada apa sayang? Siapa yang sakit?" tanya Arthur.
"Papa dibawa ke rumah sakit," jawab Carlina.
Akhirnya merekapun mengurungkan niatnya untuk masuk ke tempat rekreasi tersebut.
Arthur meminta maaf kepada anaknya, karena tidak bisa membawa mereka jalan-jalan. Beruntung anak-anaknya bisa mengerti.
"Papa minta maaf tidak bisa bawa kalian jalan-jalan," kata Arthur.
"Jalan-jalannya bisa lain kali, Pa. Kakek lebih penting," ujar Carla.
"Benar kata kakak." Carlos menimpali.
Tiba di rumah sakit, Carlina langsung keluar dari mobil tanpa menunggu suami dan anaknya.
Karena ia juga sama paniknya dengan sang mama. Carlina langsung menuju ke UGD, dilihatnya sang mama sedang menangis.
"Bagaimana keadaan papa, Ma?" tanya Carlina.
"Belum tahu, papamu masih diperiksa didalam," jawab Alana.
Arthur datang bersama kedua anaknya, dan menanyakan tentang administrasinya. Ternyata sudah di urus oleh Alana.
Setengah jam kemudian, dokter pun keluar setelah selesai memeriksa pasien.
"Bagaimana dok?" tanya Alana.
"Pasien mengalami sakit jantung ringan, mungkin karena terlalu terkejut. Tapi tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja," jawab dokter.
Kemudian dokter pun pamit, Julian yang belum sadarkan diri pun dibawa ke ruang perawatan.
"Kalian pulang bersama papa ya," kata Carlina kepada kedua anaknya.
"Nanti kita pulang sama," jawab Arthur mewakili kedua anaknya.
"Tapi mereka besok mau sekolah," kata Carlina.
"Tidak apa-apa, setelah papa sadar kita akan pulang," ujar Arthur.
Beberapa jam kemudian Julian pun tersadar, ia mendengar suara anak kecil lalu menoleh ke arah suara tersebut.
Julian tersenyum tipis, sangat tipis sehingga tidak ada yang menyadari. Bahkan Alana yang disampingnya pun tidak menyadari.
"Papa sudah sadar?" tanya Alana.
"Ma!" Julian memegang tangan Alana.
"Papa istirahat ya, biar cepat sembuh. Dokter bilang papa sakit jantung ringan, setau mama, papa tidak punya riwayat penyakit jantung," kata Alana.
"Entahlah Ma, mungkin karena papa shock," ujar Julian.
Alana mengelus tangan suaminya, biar bagaimanapun suaminya lah yang menemaninya sejak dulu.
harusnya
ekspetasi tak sesuai fakta
atau
harapan tdk sesuai kenyataan
adil
dapat semua cerita tokohnya
sehat selalu Thor
nikah dgn yg kebih muda itu seru lo🤭
maaf kalo komentarku tak disukai
Alhamdulillah
moga karya2 berikutnya semaaaakinnn enak