Pernikahan tanpa cinta akankah bertahan? Cerita ini beberapa bab mengandung tema dewasa harap bijak dalam menyikapinya ya. Selamat membaca🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Avisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Jam menunjukkan pukul 10.30. Alfarisqi bangun dan menatap Clarissa yang masih terlelap. Clarissa mulai membuka matanya.
"Apa lihat-lihat." Ucap Clarissa kesal.
"Aku mau bangun aww. "Keluh Clarissa.
" Kenapa sayang? "Tanya Alfarisqi Polos.
" Pinggangku sakit. "keluh Clarissa dan tak jadi bangun.
" Ehem nanti akan aku panggilkan terapia. Berbaring lah dulu akan ku ambilkan pakaianmu."Kata Alfarisqi sambil mengambil pakaian Clarissa dan memakaikannya.
"Aku lapar, Bukankah seharusnya makan siang?" Gerutu Clarissa dengan kesal.
Alfarisqi yang melihat tingkah Clarissa hanya tersenyum. Alfarisqi menghubungi Benny ia meminta di bawakan beberapa olahan makanan yang lengkap dan bahkan meminta di bawakan terapis wanita untuk Clarissa.
Tok tok tok.
"Tuan, ini saya Benny."
"Masuklah!"
Benny datang bersama Lina dengan membawa berbagai makanan.
"Nyo nyonya apakah anda sakit? Kenapa anda melewatkan sarapan anda." Kata Lina khawatir.
Seketika hal tersebut membuat wajah Clarissa memerah. Sedangkan Alfarisqi dan Benny pura-pura tak mendengarkan.
"Hah.. Ehm enggak kok aku cuman lelah." Jawab Clarissa mencoba menenangkan Lina.
"Syukurlah. Sekarang sebaiknya anda makan." Pinta Lina.
Benny dan Alfarisqi meninggalkan Lina dan Clarissa. Beberapa menit setelah Clarissa selesai makan Benny datang dengan seorang terapis.
"Nyonya saya membawa terapis untuk memijat anda." Ucap Benny sopan setelah mengetuk pintu dan di persilahkan.
"Terima kasih, kamu boleh pergi." Ucap Clarissa.
"Nyonya perkenalkan nama saya Dewi, terapis dari Decca Spa." Ucap Dewi memperkenalkan diri.
"Salam Kenal. Panggil saja aku Clarissa dan anak itu namanya Lina. Lina juga telah menyiapkan minuman dan camilan untuk mu. " Terang Clarissa.
"Baik nyonya apa langsung bisa saya mulai? Sebelumnya anda harus melepas pakaian dulu!" Pinta Dewi dengan sopan.
"Apa? Haruskah?" Clarissa malu untuk melepaskan pakaiannya.
"Iya nyonya, tidak nyaman jika menggunakan pakaian." Dewi mencoba memberi pengertian pada Clarissa.
"Baiklah, Lena bisakah kau membantuku? Dan ambilkan kain berwarna biru yang di atas Kursi itu." Ucap Clarissa.
Lena pun membantu Clarissa melepaskan pakaiannya. "Astaga nyonya Apakah anda Alergi?"
Sontak hal tersebut membuat Dewi juga kaget dan ikut melihat. Namun Dewi malah merasa malu saat melihatnya apalagi Clarissa ia sangat malu.
"Nyonya haruskah saya pamggilkan dokter?"ucap Lina khawatir.
"Tidak, tidak perlu." Cepat-cepat Clarissa menjawab.
"Lina, Berapa usiamu saat ini?" Tanya Dewi
"Usia saya 19 tahun, Memangnya kenapa?"Lina penasaran.
"Tidak ada, kamu hanya belum tau saja karena usiamu masih muda. Nyonya Clarissa tak perlu malu karna saya juga sudah menikah. Saya akan memulai memijat. " Ucap Dewi membuat Clarissa sedikit merasa lega.
Meskipun Lina terdiam tapi di dalam otaknya memiliki berbagai pertanyaan yang belum menemukan jawabannya.
Setelah terapis itu selesai dan pergi kejadian ini menjadi isu besar di antara pekerja. Isu itu berawal dari kepolosan Lina yang bertanya kepada pelayan dapur apakah Clarissa memiliki alergi makanan.
......................
Hari ini Clarissa sedang menikmati Puding dan Es Lemon tea sendirian di taman setelah memotong beberapa bunga dan meletakkan di dalam vas. Dan Lina sedang duduk di ayunan sambil mengobrol dengan Clarissa.
"Apakah kamu sedang minum es lemon tea? Bisakah berbagi denganku?" Ucap Seseorang Laki-laki berjalan menghampiri Clarissa.
Lina pun langsung berdiri dan menundukkan kepalanya. Karena nyonya nya kedatangan tamu.
"Salman? Sedang apa kamu di sini? " Tanya Clarissa sedikit kaget.
Salman adalah seorang model dia dulu pernah menjadi model di perusahaan Clarissa yang lama. Clarissa dulu sempat menyukainya karena Salman sangat baik padanya, Bahkan Clarissa sempat menyatakan perasaan kepada Salman. Namun ternyata Clarissa salah. Salman baik kepada semua wanita bisa dibilang dia adalah seorang playboy.
Clarissa bingung mengapa Salman ada di rumah Alfarisqi.
"Apakah kalian saling kenal?" Tanya Alfarisqi yang berjalan menghampiri mereka.
"Ya kami dulu pernah terlibat kerja sama. " Kata Salman sambil duduk di samping Clarissa.
Alfarisqi melirik Clarissa yang nampak tak nyaman.
"Baiklah, Walaupun kalian seperti nya sudah saling mengenal, tapi aku akan memperkenalkan nya. Salman, dia Clarissa istriku. Dan Istriku dia Salman sepupuku." Jelas Alfarisqi
Clarissa hanya tersenyum sopan.
"Ya ya ya terima kasih telah memperkenalkan istrimu, Kamu bisa pergi sekarang! Aku akan minum lemon tea dulu berdua bersama Clarissa."Kata Salman
"Maaf sepupuku tapi saat ini aku juga ingin menikmati puding bersama istriku. Bukankah kamu yang harusnya pergi karena sibuk." Kata Alfarisqi dengan nada permusuhan.
Clarissa gugup, meskipun Alfarisqi orang yang dingin tapi dia tak pernah berbicara dengan nada seperti itu bersama Clarissa.
"Ya, tak masalah mari bertiga menikmati Es lemon tea, puding dan pemandangan taman yang indah ini."Ucap Salman sesuka hati.
Salman seperti masih mengira bahwa Clarissa masih menyukainya. Sehingga dia sangat percaya diri sekali dengan tingkah lakunya yang terbilang kurang sopan.
"Lina, siapkan Puding dan Es lemon tea untuk suamiku dan tamuku." Ucap Clarissa dengan penuh penekannan
Alfarisqi yang mendengarkan perkataan Clarissa tersenyum dengan penuh kemenangan.
Mereka mengobrol bersama meskipun dalam obrolan Salman terus bercerita tentang saat-saat dia menjadi Model di perusahaan tempat Clarissa bekerja dulu yang membuat Clarissa tak nyaman. Untungnya Alfarisqi peka dan dia berusaha mengimbangi obrolan dengan Salman dan tak memberikan waktu Clarissa berbicara dengan Salman.
"Sayang sekali sepertinya aku harus pergi. Clarissa terima kasih puding dan lemon tea nya aku sangat menikmati. Lain kali undang aku ya."Salman mencondongkan badannya seperti ingin berbisik di telinga Clarissa.
Alfarisqi menarik Clarissa, " Sepupuku jaga sopan santun mu Clarissa adalah istriku."
"Wow! Apa ini Al? Apakah sekarang kamu cemburu? Baiklah aku pergi dulu." Ucap Salman sambil bersenandung.
"Kenapa aku seperti ini ya, padahal dalam perjanjian pernikahan kita tidak boleh mengganggu urusan pribadi masing-masing. Bahkan jika Clarissa memiliki hubungan dengan Salman sekalipun itu bukan masalah. Tapi mengapa aku merasa kesal." Batin Alfarisqi.
"Clarissa." Panggil Alfarisqi
"Ya?"
"Ini hadiah untukmu, terima kasih telah menjadi istri yang baik dan telah berbagi kehangatan dengan diriku." Ucap Alfarisqi sambil memberikan kotakan beludru berbentuk segi empat berwana hitam mewah.
"Apa ini?" Clarissa membuka kotak tersebut yang ternyata berisi gelang berlian yang satu set dengan cincin.
"Apakah ini ekspresi perasaan yang kamu berikan padaku setelah melakukan malam pertama sebagai pasanganmu?" Imbuh Clarissa.
Alfarisqi hanya diam
"Aku membagi malam pertama denganmu bukan untuk mendapatkan imbalan seperti ini. Karena itu adalah kewajiban sekaligus hak diriku sebagai pasanganmu. Jika kamu ingin mengucapkan terima kasih kepada sebagai pasangan mungkin bisa melakukan sesuatu yang lebih manusiawi." Jelas Clarissa.
Alfarisqi bingung sesuatu yang manusiawi itu seperti apa? Alfarisqi hanya diam.
Clarissa yang menatap Alfarisqi, "Contohnya seperti tatapan yang lembut dan senyuman hangat."
Glek
Clarissa menelan ludahnya merasa salah bicara saat melihat ekspresi Alfarisqi yang terlihat suram.
"Aku tak bisa menerimanya, Aku akan sangan berterima kasih dengan kesungguhan mu." Ucap Clarissa sambil menyerahkan kotak berisi perhiasan tersebut.
Clarissa berlari meninggalkan Alfarisqi yang hanya diam mematung.
"Padahal aku pikir, aku sudah sangat dekat dengannya setelah malam panjang yang kita lalui berdua. Bahkan dia memberikan tatapan yang lembut dan senyuman yang hangat saat melakukan hubungan badan. Apakah jika tak berhubungan badan dia tak bisa melakukan ketulusan tersebut." Batin Clarissa.
...****************...