"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian tak terduga
Disis lain, Samudra sedang melihat lihat laporan yang akhir akhir ini tidak ia kerjakan, karena ia sibuk berada di sisi Aira yang sedang hamil besar, Samudra tidak ingin ketinggalan momen samgat berharga, yaitu masa masa kehamilan sang istri.
Dring...Terdengar ponsel berdering.
"Hallo kakek, ada apa?" Tanya Samudra mengangkat telfon nya.
"Istri mu sudah sampai kesana belum, kakek cemas takut nya terjadi apa apa dijalan," Ucap kakek di sebrang telfon sana.
"Belum kakek, mungkin sedang dijalan, pasti di jalan nya sangat pelan," Jawab Samudra.
"Kabarin kalo Aira sudah sampai sana," Kata kakek, lalu ia mematikan telfon nya.
Setelah percakapan itu, Samudra melanjutkan pekerjaan nya, ia tidak begitu khawatir dengan istri nya, karena biasa nya supir pribadi Aira akan membawa mobil sangat pelan.
Namun ditengah tengah pekerjaan Samudra, ponsel nya kembali bersuara.
(Maaf tuan, ada seorang laki laki yang mencegat perjalanan kita, nona Aira turun dan mereka sedang berdebat, saya kurang mengerti bahasa nya, seperti nya mereka memakai bahasa indonesia.) Kata salah satu pengawal Aira, lalu ia menutup telfon nya.
Samudra berlari, ia khawatir dengan sang istri nya ia takut terjadi yang tidak di inginkan kepada sang istri.
***
Disisi lain, Aira sedang berdebat dengan mantan suami nya.
"Lepas kan aku, aku mau pergi menemui suami ku," Kata Aira, ia mencoba melepaskan cengkraman mantan suami nya itu.
"Tidak akan, kamu akan menjadi milik ku lagi," Kata nya.
"Aku tidak sudi menjadi milik mu lagi, kita sudah berpisah sah secara negara, kamu tidak punya hak apapun lagi." Kata Aira jelas.
"Aku tidak peduli, aku akan membawa mu pulang," Kata Angga tetap dengan pendirian nya.
"Aku lebih baik mati dari pada harus hidup dengan mu lagi, dan ingat satu hal. Aku sudah tidak mencintai mu jauh sebelum kepergian mu, aku sudah melupakan semua nya kala diri mu membawa wanita itu kedalam rumah," Kata Aira, ia terpacing emosi.
"Aku akan menceraikan nya, demi kamu.," Kata Angga.
"Kenapa tidak dari dulu kamu mengatakan hal semacan itu, kenapa? Istri mu tidak seperti ku kan?" Ucap Aira tersenyum.
"Jangan pernah mencari ku lagi, aku sudah melupakan semua tentang kamu dan penghianatan kamu, dengan kamu muncul di depan ku, itu membuat aku mengingat kesakitan aku dahulu. Kamu berhasil membuat diri ku berfikir, satu satu nya orang yang paling kamu cintai akan mengajar kan, bagaimana untuk tak pernah mencintai seperti itu lagi," Kata Aira, ia mengeluarkan perasaan kesal nya yang ia pendam selama ini, ia memang sudah melupakan mantan suami nya, namun untuk melupakan luka yang mereka lakukan, itu tidak mudah bagi nya.
"Saat itu aku khilaf, aku tidak mengontrol, dan aku terus terusan di paksa agar cepat mempunyai keturunan," Kata Angga, ia masih bisa membela diri nya setelah apa yang sudah terjadi.
"Aku pernah memohon padamu dulu agar kamu bersabar sedikit saja tapi kamu tidak melihat aku, kamu malah bahagia denga dia. Aku pernah meminta lihat aku sekali lagi, lihat aku sebagai orang yang dulu kamu luluh kan hati nya, tapi pada saat itu, kamu tidak melihat diriku." Aira menjawab dengan perasaan yang emosi, namun setiap kata yang ia ucapkan kepada mantan suami nya, membuat perasaan nya menjadi lega.
"Aku akan melakukan nya sekarang."Ujar Angga.
" Telat, aku sudah tidak menginginkan semua itu,"Kata Aira.
Aira berjalan kearah pintu mobil, niat ingin kembali memasuki mobil, tanpa Aira sadari, Angga mengikuti langkah nya dan mencekal tangan nya sangat keras.
"Lepaskan sialan!" Hardik Aira, ia merintih kesakitan.
"Tidak akan, kalo kamu tidak bisa menjadi milik ku, berarti kamu tidak akan menjadi milik siapapun!" Angga membentak Aira, ia mencekal tangan Aira sangat kuat.
Aira mencoba melepaskan cekalan Angga, ia berusaha sangat kuat, namun tidak sengaja Aira terjatuh.
"Arghh, tolong sakit." Aira merintih kesakitan, ia memegang perut nya yang terasa keram.
"Bajingan, anda menyakiti berlian yang saya jaga selama ini." Samudra berlari kearah Angga, ia menendang perut Angga dengan sangat kuat, hingga Angga tersungkur dan merasakan sakit di perut nya.
"Anda sama saja mengantarkan nyawa anda." Kata Samudra, ia menginjak perut Angga.
"Hubby, sakit.." Rintih Aira kesakitan.
"Baby.. Tahan sedikit ya, kita akan sampai ke RS," Kata Samudra, lalu ia menggendong istri nya itu kedalam mobil.
Samudra menidurkan Aira ditempat duduk, ia melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
"Sayang, bertahan, sebentar lagi kita akan sampai," Kata Samudra, ia tidak Fokus membawa mobil.
"Hubby sakit sekali," Aira merintih kesakitan, ia mengelus perut nya, darah segar keluar dari kemaluan nya.
"Sayang bertahan," Kata Samudra.
Selama perjalanan Aira terus merintih kesakitan dan mengelus perut nya.
Akhirnya mereka sampai di RS terdekat.
"Dokter, tolong istri saya.." Kata Samudra memanggil sang dokter.
"Tuan Samudra, kita akan membawa nona Aira ke ruang persalinan," Kata sang dokter, lalu ia bergegas membawa Aira ke tempat bersalin.
"Sayang kamu kuat, kamu bisa.." Kata Samudra sebelum pintu ruangan bersalin tertutup.
Aira sudah tidak sadar kan diri karena ia sudah pendarahan hebat dari semenjak ia terjatuh.
Ada perasaan kesal dan bahagia di benak Samudra, kesal karena ia kecolongan tidak menjaga Aira.
Dan bahagia karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan anak anak nya yang selama ini ia tunggu tunggu kehadiran nya.
"Aku tidak akan bisa memaafkan diri ku kalo terjadi sesuatu dengan mu sayang.." Gumam Samudra, ia mengacak rambut nya.
Ceklek..
Ruangan bersalin terbuka, seorang dokter keluar dari ruangan tersebut.
"Tuan, kami meminta persetujuan anda agar nona Aira segera di operasi, ketuban nya sudah kering, ia sudah pendarahan hebat." Kata sang dokter.
"Lakukan yang terbaik untuk istri saya," Ucap Samudra, ia memberikan persetujuan agar operasi cepat dilakukan, supaya janin dan ibu nya selamat.
"Kami akan melakukan yang terbaik tuan.." Kata dokter itu, lalu ia pergi.
Samudra melihat istri nya terbaring, ia melihat istri nya sedang bertatung nyawa agar anak nya lahir dengan selamat.
"Aku yakin kamu bisa sayang," Bisik Samudra sebelum Aira memasuki ruangan operasi.
"Sam, bagaimana dengan Aira?" Tanya mommy Meilani yang baru saja tiba setelah mendapatkan kabar kalo Samudra membawa Aira ke RS.
"Mom, istriku..." Kata Samudra, ia memeluk sang mommy sembari menangis.
"Apa yang terjadi Sam, katakan apa yang terjadi." Kata mommy Meilani, ia sangat menghawatirkan menantu nya itu.
"Cerita nya panjang mom, nanti aku ceritakan, yang pasti Aira sedang di operasi, ia pendarahan sedari tadi di perjalanan," Jawab Samudra.
