"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps14. Alex kecelakaan.
Mobil Alex terjun bebas dan menabrak pembatas jalan, asap hitam mengepul, bagian depan mobil hancur berkeping-keping. Tetesan darah segar mengalir memenuhi jalanan sekitaran kejadian, Alex sudah tidak sadarkan diri sejak mobilnya mulai lepas kendali.
Tempat kejadian perkara dikerumuni banyak orang, bunyi suara sirine polisi dan ambulance bersahut-sahutan mengguncang jantung siapapun yang berada disana.
Polisi bergerak cepat mengeluarkan Alex dan segera membawa tubuhnya yang sudah tak sadarkan diri itu ke rumah sakit terdekat. Alex kehilangan banyak darah, pertolongan pertama harus segera dilakukan.
Untunglah kejadian tersebut berada tak jauh dari rumah sakit, ditambah jalanan yang masih sepi membuat mobil ambulance bisa melaju cepat sampai ke rumah sakit.
Tiga jam telah berlalu, keadaan Alex semakin kritis. Golongan darah langka yang dimiliki Alex membuat para dokter tak berdaya. Semua pihak PMI telah dihubungi namun tak ada satupun yang memiliki golongan darah langka tersebut, bahkan seluruh rumah sakit pun tidak memiliknya.
Rhesus-null atau istilah kerennya sering disebut golden blood adalah golongan darah langka yang hanya dimiliki oleh beberapa orang di seluruh dunia, bahkan tercatat hingga hari, tidak lebih dari lima puluh orang yang memiliki darah langkah tersebut.
Orang yang memiliki golongan darah Golden Blood harus benar-benar menjaga dirinya, karena jika sampai cedera dan mengeluarkan banyak darah, maka dokter tidak dapat berbuat apa-apa.
Semua keluarga tampak cemas menunggu di depan ruangan ICU, tidak ada satupun keluarga yang diperbolehkan masuk, semua hanya bisa memandang Alex dari balik kaca tebal.
Tubuh yang terbaring tak sadarkan diri dan banyak peralatan medis terpasang dimana-mana.
Hati Nyonya Veronika terasa hancur melihat putra tangguhnya terbaring tak berdaya seperti itu.
Kemana Jessica? Kenapa sejak kemarin wanita itu tidak terlihat? batin Veronika bertanya. Rupanya Nyonya Veronika belum tahu kelakuan menantu kesayangannya.
"Lakukan cara apapun untuk menolong bos saya, jika tidak ingin rumah sakit ini rata dengan tanah dan kedua tanganmu yang tidak berguna ini jadi santapan buaya" ucap David dengan rahang mengeras. David menarik kasar kerah baju Dokter Irwan yang kebetulan dokter yang menangani Alex. Pria itu menghapas tubuh Irwan dengan kasar, lalu pergi begitu saja
David merasa bersala, ia menyesali kelalaiannya. Mengapa ia meninggalkan Alex? Harusnya David memaksa untuk tetap bersama Alex semalam.
Dan apa ini? mengapa selama depan tahun bersama, David tidak tahu golongan darah Alex. David merasa gagal menjadi asisten Alex.
Andai tahu lebih awal, mungkin saja David akan mencari pemilik darah langka tersebut dan memberikan posisi terbaik di Emerald Grup, agar saat emergensi seperti sekarang Alex bisa segera ditolong.
David melajukan mobil dengan kecepat tinggi, ia akan mencari kemanapun asal Alex bisa di selamat.
****************
Sementara di rumah sakit, Dokter Irwan masih berusaha mengatur napasnya karena cengkraman David tadi.
"Maafkan David, Dok. Dia kehilangan kendali karena terlalu khawatir pada Alex" ucap Nyonya Veronika yang merasa tak enak atas tindakan David.
"Tidak apa-apa, Tante. Saya pribadi juga minta maaf karena tidak bisa lakukan apapun untuk menolong Alex," Irwan merasa bersala. Cengkraman David barusan tidak seberapa dibandingkan Alex yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana.
Nyonya Veronika mengangguk pelan, seluruh tubuhnya terasa lemas. Mungkinkah ia akan kehilangan Alex juga seperti mendiang suami pertamanya? Mengapa kejadian seperti ini harus terulang lagi?
"Mamah!" Aluna menangkap tubuh Veronika yang hampir terjatuh ke lantai. "Mamah kenapa? Ayo duduk dulu," Aluna menuntun sanf mama duduk di kursi.
"Lun, bagaimana kalau kakakmu tidak tertolong?" Buliran bening pun lolos begitu saja dari pelupuk mata Nyonya Veronika. Wanita paruh baya itu bersandar pada bahu anak gadisnya.
"Mama bicara apa? Kakak akan baik-baik saja, Kak Alex pria yang kuat," Aluna berusaha menenangkan mamanya.
"Tapi darah itu, Lun"
"Udah, Mah. Jangan berpikir yang aneh-aneh, Aluna yakin akan ada keajaiban untuk Kak Alex. Kita sama-sama berdoa agar kakak bisa bertahan sampai dapat pendonornya," Aluna mengelus lembut pundak mamanya.
Kakak harus bangun, kakak udah janji akan selalu melindungi Aluna. Gadis itu menangis dalam diam, karena tidak ingin membuat sang mama semakin khawatir.
.
.
.
Happy reading Guys, jangan lupa dukungannya. Like dan Komentar, agar Author lebih semangat lagi upnya. Tengkyu😘😘
banyak kerananya