Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.
Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.
Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.
"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.
Dor! Dor! Dor!
Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.
Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan
Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke masa lalu?
Mata yang awalnya terpejam seperti putri tidur, tiba-tiba bulu mata lentik dari mata terpejam itu bergerak, perlahan membuka matanya sempurna, bola mata berwarna biru safir terlihat dingin.
"Apa yang terjadi?"
"Bukankah aku sudah mati?"
"Tapi mengapa ruangan ini terasa familiar?"
Gadis cantik itu sibuk dengan pikiran-pikirannya, tidak menyadari seseorang dari kamar mandi mendekat dengan wajah lega.
"Zanaya, kau sudah bangun nak?" tanya seorang wanita parubaya itu kemudian memencet tombol darurat yang berada di samping brankar.
"Mama?" Gadis yang di panggil Zanaya itu mengerutkan alisnya mencerna apa yang terjadi. Kemudian meraba perutnya, datar!
Tak berselang lama, seorang laki-laki memakai jas putih diikuti beberapa perawat muda di belakang mereka membuka pintu kamar ruang tersebut dengan wajah panik.
"Dok, cepat periksa putriku. Kenapa dia hanya diam saja!" titah wanita parubaya itu dengan wajah cemas.
Setelah memeriksa dengan teliti, sang dokter menghela nafas lega.
"Nona apakah ada yang sakit?" tanya dokter itu.
"Tidak ada, dokter ini tahun berapa?" tanya nya untuk memastikan sesuatu.
Walaupun dokter tersebut merasa bingung dengan pertanyaan gadis cantik yang terbaring ini, dia tetap menjawabnya.
"Sekarang tahun 2018," jawab sang dokter membuat mata gadis cantik itu membulat sempurna.
"Terimakasih dokter." Setelah itu sang dokter keluar dari ruangan VIP tersebut.
"Apakah doaku terkabul?" Dengan mata yang berkaca-kaca. Dulu dia mati tahun 2025, artinya dia kembali ke tujuh tahun lalu.
"Sayang kamu kenapa?" Wanita anggun tersebut mendekat setelah dokter pergi, melihat mata anaknya berkaca-kaca sambil mengelus rambut hitam legam tersebut.
"Mama, peluk Zay!" Meski bingung sang mama memeluk sang anak dengan hati-hati, tumpah lah air mata Zanaya, melepaskan kerinduan yang mendalam beserta penyesalan yang bercampur aduk.
"Tidak apa-apa, ada mama disini," ujar Liona lembut dengan penuh kasih sayang.
Setelah merasa tenang, Zanaya melepaskan pelukan sang mama, kemudian tersenyum manis dibibir pucat nya membuat sang mama tertegun.
Terakhir kali melihat senyum indah putrinya saat berusia 12 tahun,sekarang senyum tersebut kembali menghiasi wajah sang anak.
"Maafkan mama yah yang selalu sibuk." Dirinya menyadari jika waktu kebersamaan dengan sang anak tidak ada karena pekerjaan.
"Tidak, mama tidak perlu minta maaf, justru Zanaya lah yang minta maaf karena selama ini bersikap egois dan kekanak-kanakan," jawab Zanaya lagi dan lagi membuat sang mama terkejut melihat perubahan sang anak setelah kecelakaan.
Yah Zanaya ingat hari dimana dia kecelakaan tepat didepan sekolah saat telah masuk libur semester, saat itu dia menyelamatkan Revan yang hampir tertabrak motor karena membantu Fani yang terjatuh ditengah jalan saat menyeberang.
Dia berhasil menyelamatkan kedua orang itu, tapi dirinya yang terpental karena hantaman keras dari motor sport tersebut. Sesaat sebelum menutup mata, kedua orang yang diselamatkan hanya menatap nya datar.
Dari situ sudah seharusnya menjelaskan bahwa Revan tidak mencintainya, tapi dirinya yang bodoh tetap mengejar cinta Revan berharap cinta itu terbalaskan.
Namun, apa yang dia dapatkan? Tak cukup keluarganya yang mati bahkan diapun ikut meregang nyawa bersama bayinya.
Sekarang dia diberi kesempatan kedua yang tidak akan dia sia-siakan. Cintanya pada Revan telah mati setelah kejadian malam itu.
Dia bertekad akan menghancurkan orang-orang itu sampai ke tulang-tulangnya.
"Ma, antarkan Zay ke tempat kakek!" ucap Zanaya dengan sorot mata dingin.
Zanaya akan menyusun rencana, ucapan-ucapan Fani tentang fakta yang dibeberkan sebelum dia dibunuh membuat Zanaya memiliki pegangan.
"Sekarang cintaku sudah mati, yang tersisa hanya dendamku yang akan bertindak!"