NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hujan ke-2 bersamanya

Evan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, rintik hujan turun semakin deras mulai membuat dia basah. Di belakangnya, Calista memeluknya erat, mencoba berlindung dari tetesan hujan yang tiba-tiba turun. Langit yang tadinya hanya mendung kini berubah menjadi hujan deras. Jalanan sepi, hanya ada deru motor dan aroma tanah yang basah oleh air hujan.

"Epan, stop dulu di sana!" suara Calista terdengar di tengah derai hujan, penuh semangat seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan baru.

Evan mengernyit, meski tetap menuruti permintaan Calista dan memutar motor menuju sebuah taman bermain kecil di pinggir jalan. Ia memarkirkan motornya di bawah pohon, menatap gadis itu yang langsung turun tanpa ragu.

“Ngapain sih, Ca? Hujan-hujan gini malah mau ke taman? Udah, nanti basah semua!” Nada suaranya terdengar ketus, tapi tatapannya penuh tanda tanya.

Calista menoleh dengan senyum lebar, kedua tangannya sudah mengangkat ujung jaket hoodie-nya yang basah.

"Yuk, main! Kapan lagi kita bisa ke taman pas hujan?"

"Main? Lu serius?" Evan menatapnya, bingung. Tapi Calista tidak menjawab, melainkan berlari ke arah ayunan. Tangannya dengan cekatan menghapus sisa air di kursi ayunan sebelum duduk di sana.

“Epaaaan! Dorong !” teriaknya tanpa malu. Meski dia basah kuyup oleh hujan tapi Calista sangat menyukainya.

Evan berdiri di tempat, menatap gadis itu yang tampak asyik menikmati dunianya sendiri. Ada sesuatu yang aneh, tapi hangat, ketika ia melihat Calista tertawa lepas seperti itu. Menghela napas, Evan akhirnya berjalan mendekat meski dengan enggan.

“Nih, dorong! Tapi gue nggak tanggung jawab kalo lo jatuh!” ujarnya sambil memberikan dorongan kecil.

“Hahaha! Pelit amat dorongnya! Yang kenceng dong!” Calista tertawa, rambutnya yang basah oleh hujan membuat wajahnya terlihat sedikit kacau tapi tetap ceria. Evan hanya geleng-geleng kepala, lalu mendorong lebih kuat, hingga Calista berteriak kegirangan.

Setelah puas di ayunan, Calista meloncat turun dan langsung menuju prosotan. Tanpa memperdulikan celana jeans-nya yang basah kuyup, ia naik dan meluncur turun, tertawa lagi seakan dunia hanya miliknya.

Evan menyandarkan tubuh di tiang ayunan, menatapnya sambil menggeleng pelan. Tapi tanpa ia sadari, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil. Sesuatu di dalam dirinya mulai meresap. Sebuah rasa asing, hangat, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Epan ngapain diem aja?" Calista tiba-tiba berdiri di depannya, wajahnya penuh air hujan dan tawa yang tak kunjung hilang.

"Ayo main." Calista menarik lengan Evan berusaha membuat laki-laki besar itu bergerak

“Nggak Ca, lu aja yang main. Gue tunggu sini,” Evan berusaha mencari alasan, meski ia tahu percuma.

Calista mendengus dengan bibir yang mencebik, ia berusaha menarik tangan Evan lagi.

"Ayo main Epan, kan kamu juga udah basah. Ngapain nggak sekalian main, cuma berdiri di situ nyamar jadi tiang ayunan emang seru?" Calista menggeleng cepat.

"Nggak seru kan? lebih seru main sama aku daripada sama tiang," imbuh Calista bahkan sebelum Evan sempat mejawab.

"Yang mau main sama tiang siapa Ca? ngaco aja Lu," ketus Evan sambil mengusap wajah yang basah oleh hujan.

"Makanya, main sama aku," rengek Calista, kali ini gadis itu mengayunkan tubuhnya dengan wajah memelas mirip kucing.

Evan pasrah. "Lu bener-bener kayak anak kecil, tau nggak?"

“Dan kamu jadi bapaknya, hahaha! Ayo cepet, aku hitung sampe tiga!”

Mereka akhirnya berlari-larian di tengah hujan. Calista tertawa kencang, sesekali menoleh untuk memastikan Evan masih mengejarnya. Evan, meskipun basah kuyup dan merasa bodoh karena melakukan ini, mendapati dirinya ikut tertawa. Rasanya ringan, seperti semua beban hidup yang biasanya menghimpitnya hilang untuk sementara.

"Kejar aku Epaaan..!!" Teriak Calista lantang di bawah hujan.

Evan tersenyum lebar, mulai mengayunkan langkannya lagi. Hujan rintik-rintik membasahi taman bermain yang sepi, menciptakan genangan kecil di atas permukaan lantai berlapis karet berwarna-warni. Dua orang dewasa itu berlarian seperti anak kecil, tawa mereka bersahutan memecah kesunyian. Calista, dengan rambut basah menempel di wajah, bersembunyi di balik perosotan merah yang licin, sementara Evan berusaha mengejarnya dengan langkah hati-hati agar tidak terpeleset.

Ayunan logam di samping mereka berderit pelan tertiup angin, tali-tali ayunannya bergoyang kosong seperti ikut bermain bersama. Sesekali, Calista meloncat keluar dari persembunyian, melewati jembatan kayu kecil yang menghubungkan dua menara permainan, dan Evan mengejarnya sambil terkekeh, pakaiannya sudah basah kuyup. Taman itu, dengan warna-warna cerah yang semakin pudar di bawah hujan, menjadi saksi keseruan sederhana dua manusia yang melupakan dunia untuk sejenak, hanya fokus pada tawa dan derasnya hujan yang mengguyur mereka.Calista tiba-tiba berhenti dan menatap Evan yang berdiri tak jauh darinya, napasnya tersengal karena lelah.

"Stop dulu, capek." Calista memegangi pinggang, dengan sedikit menunduk mengatur nafasnya yang mulai habis.

Evan tidak menjawab. Ia hanya menatap gadis di depannya, yang berdiri di tengah hujan dengan senyum selebar dunia. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya bagaimana seorang Calista bisa membuat dunianya yang kaku dan penuh rutinitas terasa lebih hidup hanya dengan momen sederhana seperti ini.

Dan untuk pertama kalinya, Evan menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu rumi, tidak selalu harus dengan sesuatuyang besar. Kadang, kebahagiaan itu sesederhana tawa seorang gadis bawel yang bermain hujan di taman. Evan mengayunkan langkahnya pelan menghampiri Calista yang berputar-putar pelan menikmati hujan seperti artis india.

"Habis ini lu yang tanggung jawab kalo gue masuk angin, ya," ucapnya akhirnya, meski sudut bibirnya terangkat membentuk senyum.

“Deal! aku beliin Epan teh anget!” jawab Calista sambil menggenggam tangannya erat, menariknya menuju prosotan lagi.

Di tengah tawa dan hujan yang tak kunjung reda, Evan akhirnya mulai menikmati detik-detik kecil bersama Calista, sesuatu yang ia tahu akan sulit ia lupakan. Kebersamaan yang sebentar lagi akan hilang, karena sesuai perjanjian mereka hanya kan pacaran tiga bulan saja.

"Ayo pulang, ajak Evan sembari menari tangan Calista.

"Bentar lagi please," mohon Calista sambil mengatupkan tangannya.

Evan menggeleng keras. Bibir calista sudah biru pucat, tubuhnya juga terasa dingin. Gadis itu sudah pasti kedinginan, tapi tetap saja ngeyel. Evan tak mendengarkan calista lagi, pria itu menarik tangan Calista berjalan ke bawah pohon besar dimana Evan memarkirkan motornya.

"Epaan ... aku masih mau main," rengek Calista.

"Nggak, cukup. Lu udah kedinginan Ca!" tegas Evan tak terbantah, jika Evan sudah pakai nada itu Calista tak berani membantah.

Gadis itupun dengan patuh naik ke motor Evan, mereka kembali melanjutkan perjalanan ketempat pengisian bensin dimana Calista biasa turun.

"Gue anterin sampai kos," ucap Evan yang lebih terdengan seperti perintah.

"Nggak, di POM kayak biasanya aja," tolak Calista cepat.

"Tapi ini ujan Calista, Lu juga mengigil kayak gitu. Gue anterin sampe kos biar lu bisa langsung bersih-bersih."

"Nggak usah, toh aku udah basah. Nggak apa-apa turun di tempat biasa aja," kekeh Calista menolak.

"Gue anterin Ca, lu nggak usah bantah!"

"Aku lompat di sini kalau Epan nggak turunin aku di POM!" ancam Calista.

Evan hanya diam, melirik sekilas calista dari kaca spion motor. Evan yakin Calista tidak mungkin melakukan hal gila itu hanya untuk hal sepele seperti ini, tapi Evan salah. Calista mulai bergerak bahkan membuat motor yang mereka tumpangi hampir oleng.

"Oke .. oke gue turuni di POM. Lu duduk yang anteng, jangan gerak-gerak terus," tukas Evan. Calista pun kembali duduk tenan sepanjang perjalanan mereka hanya diam, dan Evan semakin penasaran dengan kos Calista.

1
Zahra Nisa
Caca akhirnya tumbang dia kelelahan dan kurang istirahat cepat sembuh ca
Zahra Nisa
Caca mencari kebahagiaan ny sendiri sebelum pulang dan kena omel bibi ny
kpn Evan tahu tentang Calista
Torabika Torabika
malah di kira mau maling burung, si bapak suka ngasal amat...lha Evan jg bawa2 burung kan dia pny jg burung, ngapain mau maling burung 🙄
Torabika Torabika
kamvret emang pny bibi sm sepupu pengen di tonjok sm bersuara HEG!! kali ya.
ini yg di umpetin Caca ttng keluarganya yg buruk rupa buruk hati buruk kelakuan jg.
Torabika Torabika
wuih keren Caca ini, kuliah sambil cari uang jg jd chef apa ca.. kerem pokoknya mah klo ada anak muda kyk Caca gini gk gengsian.
Lilis Ika Supriatna
Dasar anak manja,,,, terlalu di ratukan sama org tuanya makanya km gk bisa apa² tp cukup puas sih akhirnya km bisa ngerasain apa yg anak fapet kerjakan setiap harinya
Torabika Torabika
Krn Caca pny alasan Van mknya gk mau di anterin
Lilis Ika Supriatna
Oalah pantas saja si Gaby sikapnya arogan bgt,,,, ternyata dia itu anak salah satu dosen di universitas nolite toh,,,, tp sukurin kau Gaby dpt hukuman buat bersihin kandang sapi di fakultas fapet Selma satu bulan... semoga saja km bisa menjalankan hukuman ini dgn baik ya
Lilis Ika Supriatna
Saran buat anak fapet,,,, mnding klian sklian aja bawa kotoran sapi trus lempar ke mukanya si Gabby biar mulut sama mukanya bau kotoran sapi,,, mkin lama pertikaian antara fakultas fapet dn hukum mkin memanas aja ini mah
Lilis Ika Supriatna
Seding bgt kasian Calista 🥺 knpa dia punya bibi sejahat itu sih 😕
lalu paman nya Calista mna knpa gk ada yg belain Calista
kasian km cal Malang sekali nasib km udah mah kurang tidur blum LG harus kuliah semoga km sehat selalu ya cal
Lilis Ika Supriatna: Ralat sedih mlh typo 🙈😩
total 1 replies
Lilis Ika Supriatna
Perlahan tapi pasti rasa itu lama kelamaan pasti ada dn mungkin saja saat ini rasa itu sudah ada cuma Evan msh menampik rasa itu dgn dalih tanggung jawab yg lama² akan berubh jadi cinta ☺️
D'kurnia Sharma
iya juga ya siapa tuh cewek yg udah bikin sial harinya Evan dan ngaku sebagai pacarnya juga
💝💝pemuja Rahasia💖💖
secar g langsung sadar g sadar kaian udhbsaling sayang. idh puya rasa buat ngelidungi pasangan masing2
Jihan Khanaya
cewek mah di ajak ke mini market pasti beli nya kebutuhan dia eh Calista nya malah beli pakan kucing.
Jihan Khanaya
di jamin nanti setelah habis perjanjian Evan GK akan mau putus. Caca tuh cewe idaman ya Van sederhana, mandiri, ceria walaupun aslinya gk dan yang paling penting sangat peduli sama hewan
kieky
wkwkwk, puas banget liat si gab" bersihin kandang sapi, lagian y gab, sapi punya o**k koq, yg g punya pikiran, mknya mau makan rumput🤣🤣
Lestari Arsyila
walah pantes pamannya gk pernah kelihatan ternyata beda tempat..kasihan si calista capek2 mlh dikira jual diri mana sampai diguyur air kotor
Lestari Arsyila
kok aku ikutan sedih sijanin gak bisa diselametin..geby sih cuma suruh dengerin kalau ada suara erangan segera lapor aja gk bisa mlh ditinggal tidur kuping disumpel pula
Jasmine
Yahh padahal tinggal selangkah lagi Evan tau tempat tinggalnya Caca ih, dasar si bapak tua itu ganggu misi Evan aja dehh
kan jadinya kehilangan jejaknya Caca
Risty Hamzah
Udah mulai terbiasa dan menikmati pacaran Sementara nya nanti begitu putus pasti evan akan ngerasa hampa dan kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!