Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 9
Pertunangan antara joana dan juga arsen sudah dilakukan bulan lalu dan kini keduanya sedang mempersiapkan untuk foto prewedding, sejak awal joana ingin jika memilih tema laut yang masih belum banyak diketahui dan didatangi banyak orang
tempat yang privat namun bukan diluar negeri karena sudah bosan sering berkeliling keluar negeri sejak kecil. arsen menyetujui keinginan calon istrinya dan meminta asistennya untuk mencari tempat yang sesuai dengan keinginan dari joana
hari ini arsen dan joana berangkat kesebuah kota yang cukup terkenal dengan wisata baharinya namun masih banyak yang belum mengetahui atau berkunjung, dengan menggunakan jet pribadi agar cepat sampai dan juga tak perlu antri
arsen sangat disiplin soal waktu apalagi jika mengurangi jam kerjanya, dan farel sebagai asistennya sudah paham akan hal itu. semua disiapkan dengan detail dan rapih serta tersusun jelas urutannya
"pertama kita akan ke hotel dulu untuk istirahat dan makan siang, lalu akan dilanjutkan ke pantai yang sudah disiapkan tak jauh dari hotel untuk pemotretan pertama dan menunggu hingga sunset untuk tema kedua" farel menjelaskan kegiatan hari ini sampai dengan sore dan malamnya adalah acara bebas bagi para asisten sedangkan joana dan arsen akan melakukan diskusi mengenai pembahasan pernikahannya yang sudah tak lama lagi akan dilaksanakan
tak ada tanggapan lain saat mendarat di dekat hotel yang cukup mewah yang dipilih oleh farel untuk bosnya dan juga calon istrinya
"arsen" panggil joana
arsen berhenti dari langkah kakinya dan menunggu joana dihadapannya sambil memberikan kode agar para asisten menyingkir
"bukankah kita diberikan waktu untuk membahasnya nanti malam?" arsen yang baru kemarin pulang dari luar negeri untuk urusan bisnis masih merasakan lelah dan paginya harus melakukan foto preweddingnya diluar kota
"baiklah, maaf menggangu" ucap joana lalu meninggalkan arsen sendiri dan menyusul asistennya mencari kamar yang disiapkan untuknya
"andai saja ada daren disini pasti akan menyenangkan" joana menggerutu setelah tiba dikamarnya
"kak jo mau makan dikamar atau restoran bersama pak arsen" tanya elma sebagai asisten joana
"dikamar aja el, malas ketemu orang itu " ucap joana yang entah benar atau salah tetap setuju dengan perjodohan ini, namun joana tak mau menyerah arsen hanya boleh jadi miliknya
"baik kak, saya pesankan dulu" ucap elma
sementara arsen masuk kekamarnya yang didepannya terhubung dengan lepas pantai yang indah dan ada kolam renang khusus untuk berendam. pikirannya sedang kusut dan terlalu rumit membuat arsen ingin melepaskannya dengan berendam dan menikmati teriknya matahari dengan hembusan angin pantai yang segar
ponselnya berbunyi dan dilihat sang adik sedang menghubunginya " hm, ada apa?"tanya arsen saat menerima panggilan telfon dari daren
"kak, daren sudah diloby hotel tapi farel ngga bisa dihubungi" daren ternyata tak mau ketinggalan ikut sang kakak yang bukan liburan
"astaga daren!" arsen merasa heran pada adiknya tak kenal lelah bahkan sampai rela menyusul sang kakak
"farel jemput daren diloby, pastikan bawa ponselmu" arsen memutuskan panggilan telfon daren dan meminta asistennya untuk menjemput adiknya
"iya pak" farel yang kebetulan masih dikamar arsen untuk menyiapkan makan siang untuk bosnya dan tak mengetahui jika daren menghubunginya
setelah menjemput daren dan mengantarkannya ke kamar arsen, namun farel sudah memesankan kamar untuk daren yang letaknya bersebrangan pintu saja
"halo kak" sapa daren yang sudah masuk ke kamar kakaknya dan melihat sang kakak masih berjemur usai berenang ditengah hari,
dengan kaca mata hitam yang menempel pada hidung mancungnya untuk menghalangi teriknya sinar matahari, arsen terlihat sangat keren bahkan membuat adiknya kagum
"gimana kak jo ngga jatuh cinta, ternyata daren punya kakak setampan ini" puji daren pada kakaknya sendiri yang selalu membuat daren kagum
"ngapain kamu kesini?" arsen membuka kacamatanya dan masuk ke dalam melihat dengan siapa adiknya datang
"kalian semua sibuk dihari libur panjang, lalu adikmu ini harus sendirian dirumah" daren protes pada keluargnya yang semua sibuk sampai kakek dan neneknya pun entah ingin bersemedi kemana
"makanlah, kakak mau istirahat sebentar" arsen tak menanggapi ucapan daren seperti biasa namun perasaan dan sayang arsen tak berkurang sedikitpun pada sang adik
"baiklah jika itu mau kakak, perjalanannya cukup jauh jadi saya lapar" daren langsung melahap makanan yang ada dimeja dan benar saja arsen langsung tertidur pulas seketika padahal baru saja bicara dengan adiknya beberapa menit yang lalu
**
sore hari acara pemotretan akan segera dimulai, arsen sudah siap dengan jas dan rapih duduk menunggu joana yang masih dimake up ditemani oleh daren yang selalu membuat joana tak berhenti tertawa karena tingkah dan ucapan daren yang sering konyol
"ayo mulai" ucap fotograper yang melihat joana sudah siap
satu persatu foto diambil sesuai arahan dan arsen dengan sangat tenang melakukannya hingga semua sesi selesai
"kita selesai hari ini dan besok, kita pindah set sesuai tema kedua adalah diatas perahu dan pindah ke laut yang cukup tenang"
waktu sudah hampir malam dan semua bubar untuk kembali ke tempatnya masing-masing, arsen dan joana berada dalam satu mobil saat ini menuju ke hotel
"kamu ngga suka sama tema nya?" tanya joana yang tak melihat senyum sedikitpun diwajah calon suaminya kecuali saat berfoto dan diarahkan
"suka" jawab arsen singkat
"kamu ingin pernikahan kita dipercepat?" joana makin kesal karena hanya dirinya yang bersemangat tidak dengan calon suaminya
"atur saja bagaimana baiknya" arsen kembali fokus pada ponselnya dan mengerjakan pekerjaan kantornya