NovelToon NovelToon
I Will Save You This Time

I Will Save You This Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: qinaiza

Kembali ke masa lalu? Terdengar mustahil. Namun, itulah yang dialami Meyra. Ia terbangun dan mendapati dirinya kembali ke dua tahun yang lalu. Saat Nathan, pemuda yang tulus mencintai Fiona, belum mengalami kehancuran.

Di masa depan, Meyra tahu Nathan akan mengakhiri hidupnya karena cinta tulusnya hanya dimanfaatkan oleh Fiona. Maka dari itu ia bertekad mengubah takdir Nathan.

Bisakah Meyra menyelamatkan Nathan dan memberinya akhir yang bahagia ?

Ikuti kisah romansa Meyra dan Nathan dengan berbagai konflik di dalamnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Meyra kini berada di balkon yang ada di kamar Gale. Siapa sangka dia bisa berada disini sekarang. Di rumah, bahkan di kamar orang yang tidak disukainya karena sudah memaksakan perasaannya padanya.

"Gale" panggil Meyra

"Hm, ada apa Meyra ?" tanya Gale yang saat ini berada tepat di samping Meyra.

"Kenapa kamu bisa suka sama aku ?" Meyra bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari pemandangan didepannya.

"Karena kamu sempurna di mata aku. Cantik, manis, imut, baik, ramah, sopan. Aku suka semua yang ada di diri kamu Meyra." jawab Gale sambil menatap memuja ciptaan Tuhan yang indah, yang ada disampingnya ini.

"Lantas, jika aku tidak memiliki semua yang kamu sebutkan tadi, berarti kamu tidak akan menyukaiku. Kamu suka karena aku punya alasan untuk disukai. Namun jika alasan itu hilang, perasaan itu juga turut hilang." jelas Meyra yang membuat Gale terdiam.

"Aku suka Nathan, Gale. Aku tidak akan bisa membalas perasaanmu." Meyra menatap Gale, mencoba menyalurkan perkataannya yang jujur dari hatinya.

"Kenapa Meyra, kenapa tidak bisa ? Tidak bisakah kamu mencoba membuka hati untukku ?" ucap Gale dengan nada penuh permohonan.

"Itu namanya aku memberi harapan palsu Gale, jika sampai akhir aku tidak bisa membalas perasaanmu. Aku tidak mau melakukannya."

"Lebih baik begitu Meyra, daripada kamu tidak memberiku kesempatan sama sekali." Gale berusaha meyakinkan gadis imut itu agar mencoba membuka hati untuk dirinya.

"Hah, tetap tidak." Meyra menghembuskan napasnya kasar, susah untuk membuat Gale mengerti.

"Baiklah, aku akan tetap mengusahakan kamu bagaimanapun caranya." katanya dengan penuh tekad yang kuat.

"Terserah kamu, asal jangan sampai menyakiti orang yang tak bersalah hanya karena aku."

"Tidak bersalah kamu bilang ? Dia memeluk kamu yang notabene adalah calon tunangan aku. Cowok mana yang gak marah kalo ada di posisi aku ?" Meyra menghembuskan napasnya lelah.

"Terus kamu pikir pertunangan ini siapa yang buat kalo bukan kamu. Aku gak pernah sekalipun mengharapkannya. Kamu yang meminta pada Papamu kan ? Sampai harus mengancam Papaku agar perjodohan itu terlaksana. Kamu egois Gale. Perasaan mu padaku seolah cuma obsesi semata, bukan perasaan yang sesungguhnya."

"Mau bagaimana lagi, aku tidak mau kalo kamu sampai dimiliki orang lain. Apalagi kamu terang-terangan mendekati Nathan terus. Kalian selalu terlihat bersama. Aku cemburu Meyra melihatnya. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku."

"Perasaan dengan ketulusan didalamnya tidak akan ada paksaan. Berjuang tanpa harus memiliki, bahkan tanpa mengharapkan sebuah balasan. Itulah perasaan sesungguhnya yang bisa ku mengerti." Gale tidak bisa berkata-kata lagi mendengar ucapan Meyra barusan.

Meyra tinggal di rumah Gale sampai makan malam. Ia terpaksa melakukannya karena Zeina dan juga Aisar memaksanya untuk ikut makan malam bersama. Mau tidak mau Meyra mengiyakan. Dia tidak bisa menolaknya.

Mamanya sendiri sudah dihubungi oleh Mamanya Gale agar tidak khawatir dengan keberadaannya yang belum juga pulang ke rumah. Saat sampai di rumah, keluarganya terkejut mengapa dirinya mau diajak Gale untuk ke rumah cowok itu. Dirinya memberikan alasan bahwa Gale mengancamnya seperti yang Hadrian lakukan pada Morris jika Meyra tidak menuruti keinginannya.

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

...Athan😚🖤 calling...

Meyra hanya memperhatikan panggilan telepon yang masuk tanpa berniat untuk mengangkatnya. Entah kenapa hatinya tidak sanggup, dan masih terasa sakit saat mengingat kejadian tadi.

Apapun nanti alasan yang diberikan Nathan padanya, kenapa dia tidak langsung memberikan penjelasan. Sesibuk itukah Nathan, dan setidak penting itukah Meyra baginya. Mengapa dia harus membuatnya sakit hati sampai overthinking begini.

Apa pernyataan sukanya pada hari itu hanyalah kebohongan semata ? Perlakuan manisnya selama ini juga bohong ? Dipikir-pikir juga selama ini dirinya yang selalu mengejar Nathan. Selalu berlari dan menghampiri ke arahnya.

Memang ia yang bilang akan membuat cowok itu suka padanya, dan ini masih belum 7 bulan seperti yang dia janjikan. Akan tetapi, mengapa rasanya sudah sangat melelahkan berjuang sendiri seperti ini.

"Apa aku menyerah saja ?" Meyra bertanya pada dirinya sendiri. Lebih tepatnya pada lubuk hatinya yang terdalam.

Tangannya meraih handphone miliknya. Di sana terpampang 7 miscall dari Nathan dan 5 pesan darinya. Jemarinya bergerak, membuka pesan yang dikirimkan Nathan padanya.

...Athan😚🖤...

Meyra, kenapa kamu gak angkat telepon dari aku ?

Kamu marah ya sama aku ? Maafin aku Meyra

Besok kita ngobrol ya, aku bakal jelasin ke kamu

Please Meyra

I miss you

Meyra hanya memandangi chat dari Nathan. Setelah itu ia kembali menaruh handphonenya di nakas. Dia memeluk erat guling miliknya, sebelum kesadarannya ditarik menuju kegelapan lelap yang menenangkan.

*

"Meyra tunggu" Nathan memegang tangannya saat gadis itu baru saja keluar kelas, ingin pulang.

"Kamu pulang bareng aku ya" belum sempat Meyra memberikan jawaban, Gale melepaskan pegangan tangan Nathan dari Meyra.

"Gak" tiba-tiba datang Gale dan juga teman-temannya.

"Meyra" Nathan memanggil namanya dengan tatapan memohon.

"Gale please, biarin aku pulang sama Nathan." pinta Meyra baik-baik. Dia tidak mood untuk berdebat dengan cowok itu.

"Tapi Meyra, dia udah nyakitin kamu."

"Please, Gale." Gale yang melihat tatapan memohon Meyra jadi tidak bisa menolaknya.

"Awas aja lo bikin Meyra nangis lagi. Gue bakal gebukin lo sampe mampus." setelah itu Gale pergi diikuti teman-temannya. Saat melewati Nathan, Gale dan temannya kecuali Felix, menabrakkan bahunya pada Nathan.

"Ayo" Nathan menggandeng tangan Meyra.

"Pulang bareng Nathan lagi nih ?" tanya Sera melihat kedatangan keduanya yang tengah bergandengan tangan. Meyra hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Loh ka..." belum sempat Nathan menyelesaikan perkataannya, Meyra sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Udah ayo. Duluan ya Sera." Meyra sengaja memotong ucapan Nathan. Karena dia tau, pasti cowok itu kaget dengan perkataan Sera, dan ingin menanyakannya.

"Gitu ya, sahabatnya ditinggalin mulu. Hati-hati Mey-mey."

"Oke hehehe"

Dalam perjalanan, tidak ada obrolan sama sekali antara keduanya. Nathan tau gadis manis nan imut itu marah padanya. Ia sekarang merasa sedih dan juga bersalah. Apalagi yang dia dengar tadi Meyra menangis karenanya.

Nathan membawa Meyra ke rumahnya. Lebih tepatnya rumah milik Daddy nya, Dominic McCartney. Ia mengajak gadis itu ke halaman belakang rumah.

Kedua insan tersebut kini duduk berhadapan. Tidak ada senyum cerah yang biasanya Nathan lihat. Adanya tatapan kekecewaan yang tampak di bola mata gadis itu. Nathan kemudian mengambil kedua tangan Meyra dan menggenggamnya.

"Meyra, maafin aku. Aku sama Fiona gak ada apa-apa. Kemarin cuma ada tugas kelompok dan harus diselesaikan dengan cepat, jadi aku sama dia terus." Beberapa menit Meyra hanya terdiam tanpa membalas.

"Meyra please jawab, jangan diemin aku." Meyra melepaskan tangannya yang sedari tadi digenggam Nathan.

"Kenapa kamu gak langsung bilang sama aku ? Sesibuk itukah sampai buat ngomong beberapa menit aja gak bisa ?"

"Iya aku salah, harusnya aku langsung ngomong ke kamu biar kamu gak salah paham. Aku minta maaf Meyra."

"Terus kenapa kamu mau aja dideketin Fiona kayak gitu. Tugas kelompok kan bisa biasa aja kenapa harus deket-deket. Kamu juga keliatannya lebih bahagia kalo sama dia daripada sama aku. Oh iya aku lupa, aku kan bukan siapa-siapa kamu, jadi aku gak berhak ngomong kayak gini." Meyra menatapnya dengan senyuman terluka.

"Nggak, kamu berhak kok ngomong kayak gitu. Aku salah, aku gak enak buat nolaknya."

"Hah, gak enak buat bilang ? Itu alasan kamu aja kali. Aslinya kamu mah seneng dipeluk gitu dari belakang pas bonceng dia, iya kan ?" air mata Meyra sudah menetes, saat dirinya kembali membayangkan kejadian waktu itu yang membuat sakit hatinya.

"Nggak gitu, aku udah berusaha nolak dan nyingkirin tangannya dari pinggang aku tapi dia bilang takut jatuh." Nathan menggeleng keras, panik melihat gadis itu yang kini tengah menangis. Entah kenapa dia ikut merasa sakit saat menyaksikannya.

"Itu dia cuma alasan doang, kamu harusnya tolak dengan tegas dong." Meyra berteriak diiringi dengan tangisnya yang pilu.

Nathan yang tidak tahan segera memeluk Meyra erat. Berulangkali ia gumam kan kata maaf untuk Meyra.

1
April Lia
yahhh lanjutanya dong kak,,,,,,
qinaiza: Sudah up ya. Makasih udah ikutin cerita ini dan juga buat like serta komennya 💕
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!