NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Naga

Legenda Pendekar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Petualangan
Popularitas:237.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Shujinkouron

Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 25 – Bakat Lain Xiao Chen

Beberapa hari telah berlalu sejak percobaan pembunuhan terhadap Yin Xuehua. Yin Song akhirnya memilih tinggal di Vila Pedang Bambu bersama Mu Rong dan Xuehua.

Vila Pedang Bambu memang kecil dan sederhana tetapi Yin Song tidak keberatan selama dia dan keluarganya bisa merasa aman dengan kehadiran Fang An serta Xiao Chen.

Yin Song meminta semua berkas yang berkaitan dengan Tubuh Dewa Perang dibawa ke Vila Pedang Bambu untuk dipelajari olehnya bersama Fang An.

Dalam beberapa hari terakhir, Yin Song dan Fang An menghabiskan waktu bersama sehingga hubungan pertemanan tumbuh diantara keduanya. Selama ini Yin Song sebagai Pangeran Mahkota tidak memiliki banyak orang yang bisa leluasa berbincang dengannya apalagi dibilang sebagai sahabat jadi Yin Song sangat menghargai keramahan Fang An.

Yin Song memiliki kemampuan untuk melihat bakat seseorang, dia mengetahui bukan hanya Fang An adalah pendekar berbakat tetapi muridnya Xiao Chen juga memiliki bakat luar biasa. Yin Song yakin keduanya akan menjadi sosok penting dunia persilatan di masa depan karena itu sebaiknya Yin Song membangun relasi pada keduanya sejak awal.

“Chen gege… Ajari aku membuat lipatan kertas lainnya!”

“Chen gege… Aku ingin kalung dari bunga!”

“Chen gege… Temani aku memandang pohon!”

Sebelumnya Yin Xuehua hanya antusias pada Xiao Chen karena pertama kali memiliki teman sebayanya, kemudian dia menghabiskan lebih banyak waktu bersama Xiao Chen sebab merasa pemuda tersebut penyelamat nyawanya.

Ketika menghabiskan waktu lebih lama bersama, Xuehua semakin tertarik dan bersikap manja pada Xiao Chen. Yin Song yang memperhatikan tingkah putrinya itu hanya bisa tertawa kecil, seingatnya Xuehua hanya bersikap demikian pada dirinya.

Xiao Chen hanya bisa mengaruk kepalanya setiap kali Xuehua mulai merengek padanya, gadis ini selalu menempel padanya sejak tinggal di Vila Pedang Bambu. Xiao Chen tentu sadar ketertarikan Xuehua padanya tetapi dia hanya bisa menganggap Xuehua sebagai anak kecil atau bahkan seperti cucunya.

Biarpun Xiao Chen terjebak dalam tubuh anak usia 6 tahun tetapi selera perempuannya adalah wanita dewasa, dia masih lebih mungkin memiliki ketertarikan pada wanita seperti Yue Lian atau Mu Rong daripada Xuehua.

“Nanti akan kutemani kau bermain, sekarang makan dulu ini…”

“Chen gege, kau memasak sesuatu yang enak lagi?” Xuehua menjadi bersemangat ketika Xiao Chen membawa semangkok makanan yang mengeluarkan aroma sedap.

Selama beberapa hari terakhir Xiao Chen memang memasakan berbagai macam hidangan enak yang belum pernah Xuehua cicipi sebelumnya bahkan Yin Song dan Mu Rong memuji kehebatan memasaknya. Sulit dipercaya oleh Yin Song dan Mu Rong bahwa semua hidangan yang mereka makan dibuat oleh anak berusia 6 tahun.

Fang An juga awalnya terkejut ketika pertama kali merasakan masakan Xiao Chen walaupun Xiao Chen bilang dulu dia suka membantu ibunya memasak tetapi sulit dipercaya anak seusianya mampu memasak seperti ini.

Memang selain ruang belajar, tempat yang paling banyak Xiao Chen menghabiskan waktu adalah dapur. Xiao Chen juga sering membuat hidangan yang tidak pernah Fang An lihat, sebab itulah Fang An merasa Xiao Chen memang memiliki bakat yang istimewa sebagai pendekar tetapi kecerdasannya membuatnya lebih berbakat sebagai sarjana yang bekerja di pemerintahan. Xiao Chen juga sepertinya bisa membuat namanya terkenal dengan menjadi seorang koki.

“Chen’er, sup jagung ini terasa begitu enak…” Yin Song memuji masakan Xiao Chen, sup jagung ini sekilas terlihat sup jagung biasa yang dia makan tetapi ternyata kuahnya lebih kental dan penuh rasa, selain itu terdapat sesuatu sehalus rambut berwarna putih disekitar jagung dan sedikit gumpalan kuning yang empuk.

“Sup jagung ini dimasak menggunakan kaldu ayam, telur yang dihancurkan, serta daging kepiting yang dihaluskan, cara memasaknya…” Xiao Chen kemudian menjelaskan alasan yang membuat sup jagungnya berbeda.

Pada kehidupan sebelumnya, Xiao Chen berkelana kebanyak tempat dan satu-satunya hiburan untuk jiwanya adalah makanan enak. Xiao Chen yang memakan berbagai macam hidangan kini memiliki kreativitas untuk menciptakan makanan-makanan baru.

Yin Song terpana mendengarnya, jika bukan karena usia Xiao Chen yang begitu muda dirinya tidak akan bersikap demikian. Memakan hidangan Xiao Chen selama beberapa hari terakhir membuat terlintas dalam pikiran Yin Song untuk menjadikan Xiao Chen sebagai koki istana.

“Rong’er, aku ingin memakan sup seperti ini saat pulang ke Ibukota…” Yin Song memandang istrinya yang juga berdecak kagum atas hidangan Xiao Chen.

Mu Rong mengangguk pelan, dia memang sudah mencatat beberapa resep hidangan yang Yin Song, Yin Xuehua dan dirinya sukai. Mu Rong juga semakin menyukai Xiao Chen yang tidak pelit membagi wawasannya.

“Chen’er, harusnya kau membuat buku resep untuk semua karyamu…” Mu Rong tersenyum lembut.

Xiao Chen mengangguk dan berjanji akan menulis buku resep, sebelumnya dia menyangka masakannya hanya biasa saja tetapi setelah mengetahui masakannya mampu memuaskan lidah Kaisar Han masa depan membuat Xiao Chen lebih percaya diri.

“Chen gege… Mana manisan apel yang biasa kau buat?” Xuehua memasang wajah cemberut karena tidak terlihat hidangan kesukaannya.

Dua hari sebelumnya Xiao Chen membuat sebuah manisan apel yang dibuat dari buah apel yang telah dikupas dan dilumuri madu serta gula kemudian didinginkan.

“Ehm… Aku kehabisan madu…” Xiao Chen mengaruk hidungnya yang tidak gatal.

“Chen gege! Aku mau makan itu!” Xuehua mulai bersikap manja lagi.

“Nanti kubuatkan sesuatu yang lain, tidak kalah enaknya.” Kata Xiao Chen sambil tersenyum canggung.

Fang An tidak pernah banyak bicara saat makan, dia hanya tersenyum dan menikmati hidangannya. Yin Song sendiri begitu menikmati suasana menyantap hidangan seperti ini.

Xiao Chen mengetahui bahwa biarpun Yin Song terlihat ceria waktu bersantap tetapi raut wajahnya akan berubah saat berada di ruang baca bersama Fang An karena keduanya sama-sama belum menemukan petunjuk yang berguna terhadap kondisi Xuehua.

Melihat Fang An juga menjadi gelisah karena tidak mampu membantu Xuehua akhirnya membuat Xiao Chen memutuskan mengambil tindakan.

“Guru, Aku membawakan minuman hangat…” Xiao Chen mengetuk pintu ruang belajar.

“Chen’er masuklah…”

Ketika Xiao Chen masuk, dia bisa melihat wajah lesu Yin Song yang sedang membaca salah satu buku catatan tentang Tubuh Dewa Perang.

“Saudara Fang, Kita sudah membaca hampir semua catatan tentang Tubuh Dewa Perang tetapi belum ada yang kita cari, aku takut…” Yin Song menutup buku yang dibacanya.

“Tubuh Dewa Perang?” Xiao Chen bertanya dengan nada yang cukup tinggi dan segera menarik perhatian Fang An serta Yin Song.

 

 

1
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!