• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh Lagi
Ken langsung masuk ke dalam, saat dia memastikan Nora sudah pergi, dia segera mengunci pintu kamar Zoya, dan membiarkan kunci itu menggantung pada lubang pintu.
Setelah itu, baru dia melengang ke arah kamar mandi, dia langsung bisa masuk karena Zoya tidak mengunci ruangan tersebut.
Fokus Zoya langsung teralihkan pada tubuh tegap Ken. Sementara pria itu menyeringai penuh arti, Zoya selalu dibuat waspada oleh kehadiran Ken, yang terlihat santai tapi mematikan.
"Untuk apa memakai baju?" tanya Ken, saat melihat Zoya sudah terlihat rapih dengan dress rumahan yang sempat diambil oleh gadis itu.
"Memangnya kenapa? Harusnya aku yang tanya, kenapa Daddy masuk lagi ke sini, harusnya Daddy pergi," jawab Zoya dengan bibir mengerucut, dan membuang wajahnya.
Berharap dengan sikap judesnya Ken segera pergi dari kamarnya.
Ken menangkup satu sisi wajah Zoya, agar gadis itu kembali menatapnya. "Kenapa? Kamu tidak suka Daddy berada di sini?"
Zoya segera mengangguk. "Sangat tidak suka, jadi lebih baik Daddy keluar."
"Tidak, sebelum Daddy mendapatkan sesuatu yang menyenangkan."
Ken mendekatkan wajahnya ke arah Zoya, tapi dengan cepat Zoya mendorong dada Ken. "Daddy mau apa?"
"Pelan kan suaramu, Baby. Atau dia akan datang lagi ke sini."
"Itu salah Daddy, makanya... hmmpt!"
Bibir mungil itu langsung dibungkam oleh ciuman, senjata paling ampuh untuk membuat Zoya diam.
Ken menahan tengkuk itu kuat, dan ciumannya terasa sangat dalam, hingga Zoya tak mampu mengimbangi permainan pria itu.
Lumaatan itu begitu buas, Zoya benar-benar dibuat kewalahan oleh serangan Ken. Pria itu membawa Zoya untuk merapat di dinding, dia segera melepaskan kemeja yang melekat di tubuhnya hanya dengan satu kali tarikan.
Dia tak peduli pada kancing yang berjatuhan di lantai. Yang dia ingin hanya Zoya, Zoya dan Zoya.
Wajah Zoya memerah, dia kehabisan oksigen sementara Ken tak berhenti mengurungnya dengan permainan lidah pria itu.
"Dad! Kamu bisa membunuhku!" Zoya tersengal, Ken yang mengerti segera menghentikan ciuman mematikan itu.
Zoya menghirup udara banyak-banyak.
Baru saja mendapatkan nafas dari oksigen sekitar. Zoya kembali dibuat gelagapan, karena Ken membuka resleting baju depannya, dan menghisap gundukan itu.
Bibir basah itu berhasil membuatnya meremang tidak karuan.
"Lepaskan saja, Baby. Aku sudah membuat alasan yang tepat untuk suara indahmu," bisik Ken di telinga Zoya, sementara tangannya sibuk membuka dua penutup buah kesukaannya.
"Daddy, kamu sudah gila!" cetus Zoya dengan suara yang menekan, nafasnya ngos-ngosan seperti baru saja menyelesaikan lari maraton.
"Yeah, I am crazy, you make me crazy, Baby." Setelah mengatakan itu, Ken langsung melahap pucuk berwarna pink itu, mengulumnya dengan lembut, membuat Zoya tak bisa lagi menahan suaranya.
"Eugh!"
"I like your voice," Ken selalu berbicara pelan, seperti bisikan maut yang berdengung di telinga Zoya.
Tangan kekar tak berhenti untuk menjelajahi pahatan indah yang ada dalam himpitannya. Hingga satu jarinya berhasil masuk ke dalam sana, lembah basah yang terasa begitu menggairahkan.
Zoya sudah kalah, dia jatuh kembali pada dekap peluh bersama Ken. Otaknya tak bisa lagi diandalkan, karena tubuhnya sudah jatuh pada permainan Ken yang menyenangkan.
Ken mengecupi tengkuk Zoya, sambil melepaskan penutup terakhir. Lalu dia membalik tubuh itu, hingga Zoya menghadap ke dinding.
"Aku datang, Baby."
Dengan cepat Ken membuat penyatuan, Zoya kembali memekik tertahan, dia sedikit meringis karena rasa sakit semalam belum juga sembuh, tetapi Ken kembali menghujami intinya dengan hentakan.
"Dad, pelan-pelan!" cetus Zoya, saat merasakan Ken menggerakkan tubuhnya dengan brutal.
"I am sorry, Baby. Aku terlalu bersemangat."
"Katakan apa yang membuatmu nyaman, aku akan mengabulkannya, dan bermain sesuai apa yang kamu inginkan."
Zoya hanya diam, dia merasakan sensasi yang semakin merasuk ke dalam jiwanya. Bodohnya, dia malah menikmati itu semua, rasa ini benar-benar memabukkan, dan mulai mengotori otak sucinya.
Hingga tak berapa lama kemudian, Zoya lebih dulu mendapat pelepasan. Dan disusul oleh Ken, dengan menekan pinggul Zoya, agar senjatanya semakin tenggelam.
*
*
*
Otak dd juga diracuni si Daddy 😭😭😭