Bertemu dengan Thor Robert, benar-benar mengubah seluruh kehidupan Lesca Bloom.
Malam kelabu itu membuat keduanya saling terikat hanya dalam waktu semalam sekaligus terpisah dalam waktu yang lama.
follow ig author @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Lesca Thor 29
Dua hari sudah Lesca berada di rumahnya kembali.
Natasha sudah kembali bekerja seperti biasanya setelah cuti selama dua minggu.
Lesca tampak mondar mandir di kamarnya dan membawa ponselnya.
Dia ingin menelepon Thor tapi dia merasa sungkan melakukannya.
"Apa yang harus kulakukan?" gumam Lesca.
"Kami sudah pernah melakukannya bersama jadi tak mungkin hubungan kami tak meningkat, bukan?" gumam Lesca berbisik.
TOK TOK TOK ...
Lesca membuka pintu kamarnya dan melihat Bibi Dona di depan pintu.
"Bibi, ada apa? Apakah ada tamu untukku?" tanya Lesca dengan wajah berharap.
"Ya, Nona. Ada Tuan Justin dan Tuan Burton," jawab Dona.
Ekspresi wajah Lesca berubah tapi dia tetap senang dengan kedatangan dua sahabatnya meskipun yang diharapkannya datang adalah Thor.
Lalu Lesca keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang tamu.
Lesca melihat ke arah dua temannya yang sedang duduk di sofa ruang tamunya.
"Hei, kalian merindukanku?" tanya Lesca tersenyum pada kedua sahabatnya itu.
Justin dan Burton langsung melihat ke arahnya lalu menghampiri wanita yang terlihat sedikit berisi itu.
Justin memeluk tubuh Lesca dan mengangkatnya.
"Kau menyebalkan, Gadis tengil," kata Justin dan menurunkan tubuh Lesca kembali.
Lalu Burton memeluk Lesca setelahnya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Burton.
"Aku sangat baik," jawab Lesca tersenyum.
"Ayo kita ke halaman samping saja," kata Lesca mengajak teman- temannya duduk di beranda samping sembari melihat taman kecil yang ada di sana.
Mereka bertiga pun duduk di sana.
"Aku mengikuti perkembangan kasusmu, Lesca. Bahkan ada petisi yang menyatakan bahwa Joanne tak akan diterima di universitas mana pun lagi jika bebas. Dia juga mendapat sanksi sosial dengan beredarnya video di mana dia memukulmu di kampus waktu itu," kata Justin.
"Ya, aku sudah tahu hal itu kemarin. Aku cukup lega dan itu adalah kabar terbaik yang aku terima kemarin. Persidangan akan dimulai besok dan prosesnya dipercepat. Joanne tak berani mengungkap keterlibatannya dalam insiden penabrakan ibuku dulu. Aku tak masalah dengan hal itu. Yang penting dia menerima hukuman yang cukup berat kali ini karena penganiaayaan yang dilakukannya padaku. Dan polisi menganggap ini terencana," kata Lesca panjang lebar.
"Setelah semuanya berakhir, apa yang akan kau lakukan?" tanya Burton.
"Mengejar cita- citaku di mana ibuku ingin aku menjadi seorang dokter. Aku ingin kuliah kedokteran dan berhenti dari kampusku yang sekarang," jawab Lesca.
"Jadi kau juga masuk ke sana hanya karena Joanne? Aku tak tahu tentang hal ini," kata Burton.
"Ya. Ah ya, nanti bisakah aku menjadi dokter di rumah sakitmu, Burton?" tanya Lesca.
"Tentu saja. Belajarlah yang rajin dan jadilah murid yang pintar. Jangan sepertiku yang malas kuliah karena dokter bukanlah cita- citaku," kata Burton.
Lesca dan Justin tertawa mendengar hal itu. Mereka saling bercerita apa pun dan itu cukup menghibur Lesca karena selama ini dia merasa kesepian terasing di villanya.
Justin dan Burton bahkan ikut makan malam bersama Franklin dan Natasha.
"Kami akan datang ke persidangan besok, Lesca," kata Burton.
Lesca mengangguk sembari mengunyah.
"Terima kasih atas dukungan kalian," kata Franklin.
"Aku akan mengajak Felice. Tak masalah, kan? Dia ingin melihat persidangan ini karena dia mengikuti beritanya," kata Justin.
"Tentu saja tak masalah," jawab Lesca.
Setelah makan malam berakhir, Justin dan Burton pun pamit pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.