Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 20 - Sebuah Folder
2 Minggu adalah waktu yang dimiliki oleh Rilly untuk bisa jadi seorang wanita penggoda yang handal. Dan dia benar-benar melakukan semuanya dengan baik, bahkan sangat baik.
Sampai semua orang yang ada di dalam markas Black Venom merasa Cathlen tidak sedang bersandiwara. Seolah wanita itu kini benar-benar telah jadi kekasih sang boss.
Liam dan Cathlen jadi sangat dekat, seperti sedang menjalin sebuah hubungan. Rilly berhasil membuat Liam lupa bahwa semua ini hanyalah permainan.
Pria itu telah berada di dalam kuasa pesona Cathlen.
Sejak 5 hari lalu, Rilly bahkan sudah diizinkan keluar masuk sesukanya di dalam ruang kerja milik Liam. Ruangan yang begitu sakral bagi pria tersebut.
Tapi Cathlen diizinkannya untuk menguasai, Liam melakukannya tanpa sadar. Tiap melihat senyum tulus Cathlen dia seperti hanyut.
"Jadi besok aku mulai mendekati Zeon?" tanya Rilly, bicaranya begitu lembut. Kini dia duduk di atas pangkuan Liam, mereka berada di meja makan.
Hanya ada mereka berdua saja di sini, karena yang lain telah pergi entah kemana.
"Hem, tenang saja, aku akan selalu mengawasi semua pergerakan mu. Sebelum pergi nanti, aku akan memasang chip di tubuh mu," terang Liam. Chip itu tidak ditanam di dalam tubuh, hanya ditempelkan namun akan terlihat sama saja seperti kulit.
Chip sebagai GPS dan penyadap suara, jadi Liam akan selalu mendengar apa yang diucapkan oleh Cathlen.
"Selama menjalankan misi ini nanti kan, aku akan tinggal di rumah kontrakan. Apa nanti kamu juga akan datang kesana?" tanya Rilly lagi, seolah sedih berpisah dengan Liam.
Sebuah pertanyaan yang membuat Liam menatap Cathlen dengan tatapan yang dalam.
"Tidak, aku hanya akan mengawasi kamu dari jauh," jawab pria itu.
Rilly mengerucutkan bibirnya, pura-pura merasa bersedih dan Liam bahkan langsung menyesap bibir itu dengan rakus.
Lihat lah, kini pria itu telah benar-benar jatuh di dalam pelukan sang nona muda keluarga Aditama.
Rilly kini bahkan mulai ahli pula saat membalas ciuman itu.
"Ambil lah chip nya di atas meja ruang kerja ku, aku akan memasangkannya sekarang," ucap Liam setelah dia melepaskan ciumannya, setelah dia menghapus sisa saliva di atas bibir Cathlen.
Liam tau dia telah tertarik pada wanita ini, tapi tetap saja keinginan Liam untuk menghancurkan Zeon lebih besar. Hingga dia tetap mengirim Cathlen pada pria itu.
"Baiklah," jawab Rilly patuh, dia juga sudah pernah melihat chip itu, jadi tak akan kesulitan untuk mengambilnya.
Di saat Cathlen pergi, Liam kembali menikmati kopi panas miliknya.
Sementara itu, Rilly bergegas masuk ke dalam ruang kerja tersebut. Tapi dia tidak langsung mengambil chip di atas meja, Rilly justru membuka beberapa lemari meja untuk mencari data apapun tentang Black Venom. Tak menemukan apapun, Rilly langsung membuka laptop milik Liam.
Rilly yang sudah mengetahui password laptop Liam pun langsung membukanya dan melihat apa yang dikerjakan oleh pria tersebut.
Tangan dan kedua matanya bergerak cepat, dia hanya punya waktu 5 menit agar Liam tidak curiga.
Tapi kemudian, Rilly justru menemukan sesuatu yang begitu membuatnya tercengang.
Sebuah folder tentang keluarga Aditama.
Deg!
Kedua mata Rilly mendelik, jantungnya berdenyut nyeri. Data itu mengartikan bahwa selama ini Liam telah mengetahui siapa dia, dia bukanlah Cathlen, melainkan Rilly Aditama.
"Kurang ajar, kurang ajar kamu Liam! ARGHT!!" pekik Rilly.