Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab IX DIA
Kenzo pergi ke supermarket besar untuk membeli beberapa barang yang diperlukannya, setelah selesai dia duduk menunggu makanan cepat saji yang dipanaskan, Kenzo menghela nafas berat mengingat ibunya bersedih karenanya.
Makanan sudah siap saat tiba-tiba seseorang langsung mencomot makanan itu, Kenzo menatap tajam pada seseorang yang baru saja datang mencomot makanan yang sudah ia tunggu dari tadi.
" Em sangat enak." komentar Adriana yang muncul tiba-tiba, Kenzo hanya menonton Adriana yang makan dengan lahap makanannya.
" Apa polisi sekarang suka menganggur?" sindir Kenzo, rasanya Kenzo melihat Adriana dimana-mana, mereka hanya tidak bertemu 2 hari dan gadis ini sudah muncul.
" Lihat mulutmu yang suka berbicara sembarangan, mana ada polisi menganggur, aku libur hari ini, kulihat kau menghela nafas berat jadi ku fikir kau kenyang sedangkan makanan masih ada, bukankah aku sedang membantumu menghabiskan agar kau tidak khawatir." jawab Adriana dengan mulut penuh makanan.
" Aku bahkan belum menyentuhnya..." jawab Kenzo menekan setiap katanya.
" Oh maaf, aku lapar..." jawabnya tersenyum tanpa merasa bersalah sama sekali, Kenzo menghela nafas kasar, dia sedang tidak ingin berdebat, suasana hatinya sedang buruk.
" Ada apa?" tanya Adriana tiba-tiba.
" Apa?" Tanya Kenzo.
" Kenapa kau dari tadi menghela nafas seperti orang yang ingin melahirkan, apa kau asma?" Kata Adriana sembarang, dia tau suasana hati Kenzo sedang buruk jadi ia ingin membuat lelucon agar pria itu sedikit bersemangat.
Sedari tadi Adriana sudah melihatnya tetapi pria tu terlihat murung dan sikap Kenzo seperti tidak ingin diganggu siapapun jadi dia menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengannya.
" Sembarangan..." jawabnya lalu mengemaskan belanjaannya kemudian berdiri, Adriana membulatkan matanya tidak percaya bahwa Kenzo bisa bersikap seacuh itu padanya dan meninggalkannya begitu saja.
" Hei, kau pegi begitu saja?" Panggil Adriana yang melihat Kenzo berjalan keluar, jadi dia dengan cepat menghabiskan makanan lalu mengejar Kenzo.
" Kenzo, tunggu aku." Adriana berjalan menyamai langkah pria itu.
" Apa lagi? kerja sama kita sudah selesai." jawab Kenzo.
" Aku ingin membantumu."
" Bantu apa?"
" Mengungkap kematian Kenza Dwitama." Kenzo langsung berhenti, dia menatap Adriana.
" Darimana kau tau?"
" Louis mengatakan bahwa kau saudara kembar Kenza, sedangkan aku tau kematian inspektur polri Kenza Dwitama sangat ganjil, arsip tentangnya dikantor polisi sangat sedikit, dia adalah idolaku, Jadi sebagai Junior aku harus mengungkapkan pada dunia tentang Dia yang tidak bisa disebutkan orang lain." katanya membara, ia amat bersemangat setelah beberapa hari ini menyelidiki Kenza setelah mendengar kisahnya dari Louis.
" Tidak perlu." jawab Kenzo akhirnya, ibunya tidak setuju jika dia terlibat lagi, dia tidak bisa menyakiti ibunya lagi walau didalam hatinya ia tidak akan pernah menyerah mengungkap kematian Kenza, dia akan mencari cara agar ibunya setuju.
" Kenapa?" tanya Adriana, Kenzo tidak ingin menjawab pertanyaan Adriana jadi ia meninggalkan gadis itu yang sedang kebingungan. Adriana melihat Kenzo memasukkan barangnya kedalam bagasi mobil dan pergi begitu saja.
" Ada apa dengannya?" Adriana menjadi kesal melihat Kenzo yang mengabaikannya.
" Kenapa aku perduli dengan sikapnya, dasar tidak tau terima kasih, bukankah baik jika aku berniat ingin membantunya." dia berbicara sendiri dan kesal sendiri lalu menuju mobilnya yang ia parkirkan.
*****
Disebuah rumah sakit, seseorang sedang menatap layar komputer didalam ruangannya, berita yang ditayangkan tentang penangkapan pembunuhan berantai, dan penghargaan relawan warga yang membantu polisi.
foto Kenzo ditampilkan didepan publik itu banyak menjadi perbincangan dan komentar diberita, ada yang memuji karena tampan, ada yang megelarinya pahlawan, dan ada yang mengkritik bahwa untuk menjadi terkenal, bermacam-macam komentar muncul diberita itu.
Pria itu tersenyum melihat foto Kenzo ditampilkan. " Lama tidak bertemu." katanya, lalu tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
" Dokter, ada Pasien." Kata seorang perawat.
" Aku segera kesana." jawabnya, Perawat itu tersipu malu saat mendapat senyuman dari sang dokter, pria tampan yang berprestasi, satu-satunya dokter muda dengan predikat terbaik dokter bedah terkenal ramah dan tidak ada pasien yang tidak selamat selama dia mengobatinya, dia dijuluki tangan tuhan.
Ia melihat foto Kenzo sekali lagi lalu mematikan layarnya. " Kenzo Abriano aku tidak sabar bermain dengannya, kuharap kau tidak mengecewakanku seperti Kenza." senyum yang selalu tampil didepan umum itu selalu membuat orang lain merasa senang dibalik itu terlalu menakutkan jika mengetahui kenyataannya.
Pria itu berjalan keluar lalu melihat wanita paruh baya yang memakai baju putih sepertinya, lama ia menatap wanita itu, lalu tersenyum ." Dokter Anggraini." sapanya.
" Dokter Rhyan." Anggraini membungkuk sedikit untuk menghormati pria muda didepannya ini karena semua orang menghormati nya karena keahliannya yang luar biasa.
Dokter Rhyan Ashaka terkenal suka membantu orang lain tanpa pandang status dan latar belakangnya, karena itu semua orang menyukainya, dia juga sangat ramah pada semua orang sehingga banyak pasien hanya ingin diobati olehnya.
" Apakah anda ingin memeriksa Pasian kamar 21?"
" Ah iya." Jawab Anggraini,
" Kalau begitu ayo pergi bersama, saya memeriksa pasien kamar 22."
" Baik."
" Kalau anda perlu bantuan, anda bisa memanggil saya." kata Rhyan tersenyum, pria itu terlalu sempurna Dimata semua orang.
" Terima kasih, anda sangat baik."
" Tidak perlu sungkan." mereka berdua berjalan beriringan dengan diikuti beberapa perawat dibelakang mereka untuk membantu pekerjaan dokter.
Selesai pemeriksaan ia melihat seseorang diruang tunggu duduk bermain dengan ponselnya, Rhyan menatap Kenzo yang sedang menunggu ibunya datang, hari ini ia datang untuk menjemput ibunya, Rhyan mematung memperhatikan Kenzo hingga Anggraini datang dan Heran melihat Dokter Rhyan berdiri melihat putranya.
" Dokter Rhyan." Panggil Anggraini, Rhyan sedikit terkejut lalu berbalik badan melihat Anggraini.
" Iya." Jawabnya lalu tersenyum.
" Aku kira ada yang aneh tentang putraku sehingga anda melihatnya seperti itu " kata Anggraini, Kenzo memperhatikan ibunya dan dokter yang terlihat muda itu berbincang.
" Maaf, aku hanya merasa pernah melihat wajahnya tetapi aku tidak bisa mengingat dimana." jawabnya, Anggraini tersenyum.
" Mungkin anda salah orang." jawab Anggraini.
" Apakah 5 tahun yang lalu." jawabnya spontan, Anggraini tertegun, Rhyan tersenyum.
" Maksudku aku mendengar putra anda sudah tiada 5 tahun yang lalu, aku lihat dia mirip polisi yang tewas 5 tahun yang lalu, semua orang mengatakan bahwa polisi itu adalah putra anda, maaf kalau itu menyinggung anda."
" Tidak masalah, hanya saja saya terkejut anda mengetahuinya, kalau begitu saya permisi." Anggraini sama sekali tidak merasa ada yang aneh, karena dokter Rhyan adalah orang yang perduli pada sekitarnya.
" Silahkan." jawabnya, Anggraini menghampiri Kenzo, Rhyan melihat mereka sebentar lalu pergi, senyum tipis terukir diwajahnya.
Kenzo melihat dokter Rhyan yang berlalu pergi, sang ibu sudah mendekat padanya.
" Ayo." kata Anggraini, Kenzo mengangguk lalu menggandeng tangan sang ibu.
" Siapa dia?" tanya Kenzo.
" Dokter Rhyan, dokter paling muda dirumah sakit ini, dia sangat terkenal sampai dijuluki tangan tuhan, dia sangat luar biasa."
" Oh." jawab Kenzo, ia lalu menyetir dengan kecepatan sedang, hari ini setelah Kenzo berbelanja, ia mendapat pesan dari sang ibu untuk dijemput dirumah sakit tempatnya bekerja karena tidak membawa kendaraan.