seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 : Persatuan Di Tengah Ancaman
‘sudah mulai pagi mela, segera kembali lah, aku akan kembali ke tenda’
‘iya Danu.’
Setelah mela si anak harimau pegi danu segera masuk ke dalam tenda dengan pelan-pelan agar tidak membangunkan anak-anak.
suara anak-anak membangunkan danu, “ahhh,”danu melihat kanan dan kiri anak-anak sudah tidak ada,
“mereka sudah pada bangun rupanya”
danu keluar dari tenda dengan keadan masih ngantuk,
salah satu anak menuger danu “pagi kak Danu”
“pagi, lagi ngapain”
“lagi bantuin kak Sari ini Kak,”
“yahhh, kak Sarinya mana?”
“mengambil air Kak, sama yang lainnya”
“ohhh, ya sudah”
“kakak mau kemana?”
“mau cuci muka ke sunga, kalian jangan kemana-mana ya!”
“iya Kak.”
Danu pergi ke sungai untuk mencuci muka, agar lebih segar. Di tengah perjalanan danu berjumpa dengan sari dan beberapa anak laki-laki.
“baru bangun kamu Dan?”
“iya Sar”
“kamu mau kemana?”
“mau ke sungai sebentar. mau cuci muka”
“ya sudah, tapi jangan lama-lama ya”
“emang kenapa Sar?”
“yahhh. bantuin aku lah, hehehe”
“iya-iya”
sari dan beberapa anak laki-laki segera bergegas kembali ke tenda, karena segera untuk memasak sarapan pagi.
“apa yang mau di bantuin Sar?”
sari terkejut, karena tidak ada yang tau bahwa danu sudah kembali “suka kali kayak gitu Dia, buat terkejut aku aja!”
“iya-iya maaf”
“untung saja aku gak punya penyakit jantung, kalau punya bisa mati menti mendadak di sini aku” sari merasa sedikit kesal sama danu karena membuat sari terkejut.
danu mendekat membisikan di telinga sari “iya-iya maaf sayang”
“hmmm, ya sudah kamu duduk sama anak-anak di sana, sudah aku siapkan teh sama cemilan buat kamu”
“iya katanya kamu minta bantuin aku tadi”
“iya bantuin beri semangat aja, hehehe. kalau bener-bener bantuin yang ada gak siap-siap dan gak enak masakannya. iya kan Dik”
“iya kak Sari, kak Danu di sana aja.” sahut satu anak perempuan
“iya-iya, kalian sudah mulai bawel kayak kak Sari ya lama-lama”
“iya namanya kakak kami, wek” sambil menjulurkan lidah mengejek danu
“sudah-sudah, sudah Dan kamu ganggu kami aja, nanti gak siap masakannya”
“iya Bawel ku.” danu pergi menghindar dari para wanita yang lagi masak
sambil berbisik “udah kayak induk Harimau”
“apa kau bilang Dan?”
“gak Kamu cantik”
sari menggeleng-gelengkan kepala “kau pikir aku gak tau, awas kamu ya Dan”
“hehehe. Kabur ada induk harimau”
salah satu anak laki-laki menyahut “siapa induk harimau Kak”
“itu yang lagi masak”
“kalian jangan ikut-ikutan dan jangan bising nanti kita gak dikasih makan” danu sambil berbisik dengan anak laki-laki
“iya Kak”
makanan sudah selesai, sari menyusunnya untuk makan beramai-ramai,
“bapak harimau cuma dikasih nasi saja, karena induk harimau marah” sari bercanda dengan danu dan anak-anak
seorang anak perempuan juga menyahut “iya, anak harimau yang laki-laki juga cuma dapat lauknya sedikit”
danu sambil menepuk jidat “tuh kan induk harimau marah, kita dapat jatah makan sedikit jadinya, ampun induk harimau, kami tidak mengulanginya lagi”
begitu lah candaan mereka sebelum makan. lalu mereka makan bersama-sama
“makan jangan ada yang bicara” sari menginstruksikan kepada semuanya
danu berbisik dengan anak laki-laki “itu induk harimau ngomong jangan dibantah”
“iya Kak”
“Bapak Harimau”
“iya-iya”
makan pagi itu mereka dengan hikmat dan tidak ada satupun yang berbicara, selesai makan mereka beranjak pergi ke sungai untuk main di sana.
“sudah-sudah, mari kita balik ke tenda, kita mau pulang”
“yah cuma satu malam kita Kak?”
“iya lain kali lagi ya, kakak orang tua kalian cemas”
“iya bener kata kak Danu, ayo kita balik”
teriakan anak laki-laki “siap induk harimau”
semua tertawa “tuh kan danu gara-gara kamu”
“bercanda kami Kak, jangan marah ya”
“iya-iya, paling nanti kakak marah sama kak Danu”
“kalau itu gak apa-apa Kak, hehehe.”
“iya-iya” danu menyahut “buruan bergegas”
“baik kak Danu”
mereka kembali ke tenda, dan mengganti pakaian mereka dan segera berkemas barang-barang dan mereka kembali pulang ke desa, mereka berjalan menuju desa, sore hari sebelum gelap mereka sudah sampai di desa, danu dan sari mengantarkan mereka satu persatu anak ke rumahnya masing-masing. Tanda bahwasanya mereka bertanggung jawab atas anak-anak yang mereka bawa,
“terimakasih buk, pak” danu dan sari berterima kasih kepada orang tua anak yang mereka antar terakhir.
walau hanya dua hari satu malam mereka kemping di dalam hutan tetapi sangat berkesan dengan anak-anak didik danu dan sari, mereka semakin mencintai alam sekitarnya, bahkan mereka tidak segan melarang para orang tua mereka untuk tidak buang sampah bekas pupuk ke sungai.
sedikit ada kebanggan orang tua, karena anak nya sudah di didik oleh danu menjadi lebih baik, lebih menghormati alam bahkan dengan orang tua mereka.
keseharian mereka seperti biasanya, waktu Danu, Sari dan beberapa anak-anak berbincang-bincang di bawah pohon beringin, salah satu anak lari-lari menghampiri mereka.
dengan nafas yang ngos-ngosan “Kak Danu, Kak Sari. di desa ada rame-rame”
“tenang dulu, kamu duduk dulu, tarik nafas dulu baru kamu bicara. sudah enak nafasnya”
“sudah kak”
“emang ada masalh apa di desa kok rame-rame”
“saya juga tidak tau kak Danu, tapi saya lihat ada orang asing yang datang ke rumah kepala desa”
“orang asing” danu mulai curiga
sari menyahut “Dan, jangan-jangan”
“tentang Sar, jangan berpikir buruk dulu kita. ayo kita pastikan ada apa di sana.”
Danu, Sari dan anak-anak menuju rumah kepala desa, untuk mencari tahu ada masalah apa di rumah kepala desa. setelah sampai mereka mendengarkan dari luar rumah kepala desa.
“gawat ini Dan, gimana ini?”
“tenang Sar, ayo kita kerumah mu, bawa anak-anak. kalau kita berada sini yang ada kita memicu keributan,”
“iya Dan”
“karena aku lihat Pak soleh sudah bersikeras tidak setuju, kamu pergi duluan sama anak-anak”
“iya, tapi kamu jangan lama-lama”
“gak Sar, aku cuma mau melihat siapa orang asing itu”
“iya sudah, aku mau ingatkan kamu jangan mengambil keputusan yang bodoh, yang membahayakan kamu, kamu ingat ada aku dan anak-anak didik kita”
dengan perkataan sari danu tersentak mulai mereda emosinya, karena dia mulai terpancing emosinya.
“iya Sar”
sari membawa anak-anak didiknya menuju rumah. Perintah danu, salah satu anak bertanya dengan sari “Kak kenapa kita kerumah kakak?”
“kakak pun kurang tau dik, kita ikuti saja perintah kak Danu, kakak yakin pasti dia punya rencana lain, untuk masalah ini”
tidak lama sari dan anak-anak didiknya sampai, danu dan pak soleh juga sampai di rumah sari, lalu mereka berbincang tentang permasalahan ini.
“gimana ini Dan”
“sabar ya Sar,”
pak soleh juga menyahut “iya Neng sabar kita harus pikirkan agar kepala desa tidak setuju, memang ada beberapa warga yang setuju dan ada yang tidak setuju”
“Benar pak soleh kita tidak boleh mengambil keputusan yang gegabah, kalau kita ambil keputusan yang salah, kita terpecah belah. orang asing itu mudah mengadu domba kita, jangan sampai hal itu terjadi”
“bener itu kata Danu, Neng”
“jadi gimana Pak, jalan keluarnya”
para anak-anak hanya bisa diam dan mendengarkan mereka bertiga membahas permasalahan ini.
danu sambil memegang kepala “oh iya, jalan satu-satunya yang bisa kita lakukan cuma meyakinkan kepala desa dan para warga yang setuju”
“carinya Dan?” sari memberi pertanyaan kepada danu
“caranya kita bertiga meyakinkan kepala desa, sedangkan anak-anak ini meyakinkan orang tua mereka masing-masing. gimana menurut kalian adik-adik. kalian setuju”
beramai-ramai menjawab “setuju kak.”
“kalian siap”
“siap kak”
“oke adik-adik, kakak makasih kali sama kalian, kalian sudah banyak membantu kakak”
salah satu anak yang memang lumayan cerdas dia menjawab “ini memang tanggung jawab kami juga kak, kalau bukan kita siapa lagi kak, kalau kak danu sama kak sari saja, jadi kami berbuat apa?”
sambil memegang kepalanya “makasih kamu anak yang cerdas, kalian pantas untuk berjuang”
“oh iya pak soleh bisa gak bapak cari tau tentang orang asing itu, firasat saya mereka itu bukan orang baru, mereka sudah tahu tentang bukit kita ini”
“baik Dan, bapak usahakan ya Dan”
sari sedikit khawatir berbicara dengan danu “Dan, apa ada hubungannya dengan orang-orangnya kakek ku?”
“kita belum tau juga Sar, jangan mengambil kesimpulan yang sembarangan” danu mencoba menenangkan hatinya sari,
“iya Dan, tapi hanya orang-orang kakek yang pernah meneliti ke desa ini, termasuk papa dan om bima”
“coba nanti kamu tanya baik-baik sama papa kamu Sar?”
“iya Dan”
diskusi mereka bertiga dan para anak-anak mendapatkan solusi yang baik menurut mereka. karena mereka tau, orang asing ini mau memecah belah warga dulu, baru mereka mengeksekusi keinginan mereka.
orang asing yang datang itu untuk menabung di bukit mereka, karena memang di bukit mereka mengandung mineral emas. dan orang asing menawarkan kepada kepala desa dan warga untuk membangun tambang, dan hasilnya akan dibagi dengan para warga dan untuk pembangunan desa agar lebih maju, tidak luput juga untuk kepala desa.